"Maka kata Yesus kepadanya: 'Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada Bapa-Ku, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?'" - Matius 26:52-54
Jadi saat itu Yesus mampu berbuat apa saja yang dikehendaki-Nya, termasuk menghindari kutuk salib di Golgota. Namun bagi-Nya kekuasaan yang ada pada-Nya tidaklah berarti jika bukan selaras dengan kehendak Bapa. Kekuasaan tersebut malah dapat merusak tujuan utama Penebusan. Jika Yesus emosi dan akhirnya 12 pasukan malaikat benar-benar didatangkan maka rencana Penebusan akan gagal total tanpa dapat dicari lagi kesempatannya, artinya tidak ada kesempatan kedua untuk melakukan Penebusan. Karena pada saat itu tidak ada lagi yang berani menyalibkan-Nya, semua jadi tahu bahwa Dia adalah Anak Allah. Yahudi menyembah-Nya, Romawi takluk pada-Nya dan manusia tidak akan pernah menikmati zaman anugerah Gereja. Mungkin harus dicarikan Adam yang ke-3 untuk penggenapan itu, jika ada.
Bukankah ini waktunya penggenapan itu? 2012 ini masa firman jadi daging, mimpi jadi nyata dan janji jadi genap. Dan bagaimanakah semua itu akan digenapi? Bagaimanakah semua itu harus terjadi? Tidak lain adalah kerelaan untuk terus dipaksa, dipaksa dan dipaksa hingga mencapai Golgota. Sebab ketika berurusan dengan kehendak Allah maka kehendak manusiawi sekecil apapun tidak memiliki tempat. Jika kehendak manusiawi memperoleh sedikit tempat, maka penggenapan itu batal atau minimal tertunda untuk waktu yang tidak jelas kapan adanya "kesempatan kedua."
Jadi sebaiknya bertahanlah, bahkan sekalipun iman sudah tidak ada, jangan keluar dari arena pertandingan, sampai Yesus sendiri yang berkata, "Sudah selesai."
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.