Gunung Karmel juga berbicara mengenai:
2. Kutuk Diubah Menjadi Berkat - "Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita." - Yesaya 35:1-2.
Bukit Karmel dekat dengan padang belantara dan lembah Saron. Ketika pada saatnya angin berhembus membawa serbuk bunga mawar Saron ke padang belantara sehingga terjadi pembenihan, yang pada waktunya padang belantara tersebut berubah menjadi taman bunga Saron. Pohon mawar Saron memiliki tinggi 2 hingga 3 meter dengan besar bunganya sebesar telapak tangan orang dewasa.
Mawar Saron berbicara hidup kita di dalam perkenan-Nya, angin yang berhembus ialah Roh Kudus, sedangkan padang belantara adalah jiwa-jiwa yang membutuh keselamatan, pertolongan dan damai sejahtera Tuhan. Kuncinya adalah mengikuti ke manapun yang Roh Tuhan kehendaki, untuk membawa perubahan, membawa pembalikan keadaan, mengubah kutuk menjadi berkat kapanpun Ia kehendaki.
3. Pertobatan Seluruh Bangsa Kepada Allah Jehovah - "Lalu turunlah api TUHAN menyambar habis korban bakaran, kayu api, batu dan tanah itu, bahkan air yang dalam parit itu habis dijilatnya. Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: 'TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!'" - 1 Raja-Raja 18:38-39. Suatu hari dan tidak akan lama lagi, seluruh Indonesia akan sujud menyembah dan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Raja atas negeri ini. Namun untuk menuju ke sana, semua korban bakaran, kayu, batu dan tanah bahkan air harus habis dengan api Tuhan.
Korban bakaran berbicara mengenai kehidupan yang dipersembahkan. Kayu berbicara tentang kedagingan. Batu berbicara mengenai kekerasan hati. Tanah berbicara mengenai segala sesuatu yang sia-sia. Dan air berbicara mengenai sesuatu yang amat berharga. Semua hal ini akan menjadi persembahan dan korban yang akan dihabiskan sampai hanya tinggal Allah saja yang menjadi pusat dari segalanya. Dan ini tidak akan lama lagi, sebab Indonesia akan segera memenuhi panggilan dan takdirnya sebagai Yusuf di Akhir Zaman bagi bangsa-bangsa lain, yang memberi makan seluruh dunia baik rohani maupun jasmani.
Karmel masih berbicara mengenai beberapa perkara lainnya, yang dapat kita pelajari sendiri dengan tuntunan Roh Kudus:
4. Ketika Daud terluput dari hutang darah dan memperoleh seorang istri yang begitu bijaksana, Abigail. Hal ini tercatat di Kitab Pertama Samuel pasal 25.
5. Setelah memperoleh hak kesulungan dari Elia, Elisa pergi menuju ke Karmel melalui Yerikho dan Betel. Tidak diceritakan alasan ia ke Karmel. Namun hal ini tidak lepas kaitannya dengan aksi Tuhan mengalahkan Baal dan memenangkan hati seluruh rakyat Israel melalui nabi Elia.
6. Perempuan Sunem yang memohon kepada Elisa supaya dihidupkan kembali putra tunggalnya, juga di gunung Karmel (2 Raja-Raja 4:25).
Takdir Yedija VS Takdir Salomo
Daud pernah mengambil Batsyeba dari Uria, dan anak pertama dari hubungan mereka mati dalam tujuh hari. Setelah Daud bertobat dari kejahatannya tersebut, ia menghampiri Batsyeba untuk menghibur dan bersetubuh, dan tentu kita tahu bahwa dari mereka lahirlah seorang raja yang termasyur bernama ... Salomo. Hampir semua orang akan menjawab "Salomo" daripada nama lainnya, yakni Yedija (2 Samuel 12:25) dan catatan Alkitab mengenai sejarah Salomo pun tidak menyebut nama Yedija sama sekali.
Tidak disebutkan dengan jelas alasan Daud tidak menamainya Yedija. Kuat dugaan mengatakan kemungkinan besar Daud "tidak tega" jika anaknya mengalami nasib yang sama dengan dirinya, yakni dicintai dan dicemburui Tuhan sedemikian rupa sehingga harus membayar sangat mahal untuk menjadi yang dikasihi dan diingini-Nya. Arti nama Yedija mirip dengan Daud, yakni yang dikasihi Allah Jehovah. Sedangkan nama Salomo, yang berasal dari kata "Shalom", memiliki arti damai sejahtera, kelimpahan, kemakmuran dan kekayaan yang baik.
Inti rhema firman kali ini hendak mengatakan, manakah yang akan kita pilih dalam hidup ini? Menjadi Yedija, yang melalui proses dan didikan Tuhan yang sedemikian rupa sampai Tuhan berkata, "Kepadamu, Aku berkenan." Atau menjadi Salomo, yang memiliki segala harta kekayaan jasmani dan jiwani, hikmat yang luar biasa, pujian dan kekaguman baik dari para sahabat maupun musuh-musuhnya, namun di akhir hidupnya, ia hampir terhilang.