"Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya. Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya. Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan. Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: 'Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?'" - 1 Samuel 1:5-8
"Elkanah memberikan kepada Hannah sebuah porsi ganda, karena ia amat mengasihi Hannah dan Tuhan menutup kandungannya. Tetapi Penninah memprovokasi dan menyakiti hatinya, karena terus menyinggung hal itu setiap tahun, setiap kali mereka pergi ke rumah Tuhan. Hannah hanya bisa menangis dan kehilangan selera makannya. Elkanah mencoba menghiburnya, 'Sayang, mengapa engkau terus menangis memikirkan hal itu sehingga tidak mau makan? Mengapa engkau terus menerus bersedih? Bukankah aku ini milikmu yang jauh lebih berharga dari semua anakku?'" - 1 Samuel 1:5-8 (Terjemahan Bebas)
Hannah seorang wanita yang saleh, hormat kepada suaminya, suaminya juga amat mengasihi dia bahkan sesungguhnya ia juga menghormati Penninah walau Penninah adalah istri kedua suaminya, yang melahirkan sepuluh orang anak. Jadi Hannah tidak memiliki masalah apapun dalam hidupnya, kecuali perkara Penninah yang setiap tahun memprovokasi jiwanya dan menyakit hatinya di hadapan Tuhan karena ia mandul. Harus kita sadari bahwa pada masyarakat Yahudi zaman itu menganut nilai bahwa perempuan yang mandul merupakan sebuah aib yang amat besar dan sebagian besar orang menganggap bahwa perempuan tersebut seperti sedang "dihukum" atau "dikutuk" Tuhan.
Dengan demikian, dapat kita bayangkan betapa bangga dan congkaknya Penninah yang merasa begitu diberkati Tuhan sehingga melahirkan sepuluh orang anak. Entah untuk berapa lama Hannah menghadapi sikap sombong Penninah yang setiap tahunnya di rumah Tuhan secara rutin merendahkan derajat Hannah. Tanggungan Hannah kali ini lebih berat daripada Sara yang pada masanya harus berkonfrontasi dengan Hagar karena kebodohannya, sebab Hagar hanyalah seorang budak.
Namun sikap Hannah sungguh amat elegan, ia tidak menyalahkan suaminya yang mengambil Penninah. Ia juga tidak membalas perbuatan Penninah yang menyakitkan. Dan ketika ia dituduh hal yang keliru oleh imam Eli, Hannah merespon dengan rendah hati. Semua perkara yang dialaminya dihadapkan hanya kepada Tuhan. Padahal, apa sulitnya bagi Tuhan untuk membuka kandungan Hannah? Sebab sungguh tidak ada yang terlalu sulit ataupun mustahil bagi-Nya. Lalu mengapa Tuhan seperti membiarkan Hannah untuk mengalami semuanya itu?
Bukankah Tuhan juga pernah menutup kandungan Rahel hingga Yakub memiliki sepuluh anak laki-laki dari Lea, Bilha dan Zilpa dan barulah Yusuf lahir dari rahim Rahel? Maka sekarang kita ketahui bahwa antara Yusuf dan Samuel memiliki sebuah kesamaan, yakni bahwa mereka adalah anak laki-laki yang ke-11 dari ayahnya. Dan seperti yang kita ketahui bahwa baik Yusuf maupun Samuel memiliki destiny dan hidup yang luar biasa menginspirasi, jauh dibandingkan semua kakak mereka. Samuel menjadi hakim legendaris, hakim yang terbesar dari semua hakim yang pernah ada. Dari tangan Samuel, ia mengurapi dua raja pertama Israel, Saul dan Daud.
Keistimewaan Yang Kesebelas
Injil Matius, pasal 20 mengisahkan perumpamaan para pekerja yang dipekerjakan seorang tuan pemilik kebun anggur. Tuan ini terus menerus mengambil para pekerja dari pasar, mulai dari jam enam pagi, kemudian jam sembilan pagi, jam dua belas siang, jam tiga siang dan yang terakhir adalah jam lima sore. Dalam masyarakat Ibrani, jam lima sore merupakan jam ke-11 (eleventh hour) dari waktu kerja yang ada. Namun ketika saat memberi upah tiba, para pekerja jam ke-11 ini menerima jumlah yang sama dengan mereka yang bekerja selama 12 jam. Bedanya adalah para pekerja yang lain menerima upah karena negosiasi yang disepakati antara mereka dengan tuannya, sedangkan para pekerja jam ke-11 menerima jumlah yang sama karena kemurahan Tuhan semata.
Jika Anda adalah Elkanah, mana yang akan lebih membanggakan Anda? Kesepuluh anak laki-laki dari rahim Penninah atau Samuel yang legendaris? Namun pertanyaannya, apakah kita mau menapaki jalan Hannah? Termasuk semua caranya yang elegan menghadapi sikap Penninah TANPA pernah terpancing dan terprovokasi. Apakah kita mau tetap bertahan menanti sebelas jam di pasar? Setia menanti walau harapan kelihatan hampir habis? Sementara kita harus melihat teman-teman kita berkali-kali dipekerjakan dan diberkati sementara kita sendiri masih menganggur ataupun belum diberkati.
Sadarkah apa yang membedakan Rahel dengan Hannah, sekalipun dari mereka lahir pahlawan-pahlawan besar? Setelah melahirkan dan mempersembahkan Samuel, Hannah masih melahirkan tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan dan Hannah tetap hidup bahagia setelahnya, sebab Tuhan membungkam mulut semua yang pernah mencemooh dia. Namun Rahel harus mati setelah melahirkan Benyamin, bahkan Rahel mati di tengah jalan dan dikuburkan sendirian tanpa "ditemani" suami ataupun anak-anaknya.
Tahun 2014 dan seterusnya merupakan akhir dari Akhir Zaman, masa ini sama sama seperti Samuel bagi Hannah, sama seperti Yusuf bagi Rahel, inilah masa jam kesebelas itu. Bagi kita yang masih berharap akan adanya suatu kejutan yang gemilang, percayalah bahwa tahun ini adalah tahunnya bagi kita semua. Peliharalah harapan, jagalah hati dan sikap kita. Hannah telah mendahului kita dan ia menginspirasi sedemikian rupa agar kita mengalami keajaiban yang serupa. Tuhan memberkati.
Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu.
TUHAN mematikan dan menghidupkan, Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana. TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; Ia merendahkan, dan meninggikan juga.
Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; dan di atasnya Ia menaruh daratan.