"Hari-hari ini Tuhan sedang mencari umat yang mau taat. Karena Tuhan berkata, buat mereka yang hidup dalam ketaatan itu yang akan melepaskan mereka dari begitu banyak jerat yang hari-hari ini dipasang oleh Iblis. Di hati dan di roh, saya benar-benar merasakan bahwa tahun 2014 ini merupakan tahun yang sangat berbeda dengan tahun yang lain. Itu sebabnya bagi Anda yang taat maka setiap ketaatanmu itu akan menjadi loncatan besar bahkan Anda bisa terbang dalam hidupmu. Tapi bagi Anda yang tidak taat, setiap ketidaktaatan itu ada harga yang harus dibayar dan itu cukup mahal. Ketaatan dan ketidaktaatan kita hari-hari ini akan berdampak sangat jelas. ... Mari, jangan pernah menganggap ringan / remeh ketaatan, karena tahun 2014 ini reward dan punishment, upah dan hukuman itu akan sangat cepat kelihatan dan itu akan sangat menentukan. Ketaatan Anda itu akan menjadi tembok di sekitar hidup Anda. Tapi ketidaktaatan Anda, itu akan membuat tembok Anda berlubang. Ketaatan adalah kunci mujizat, kunci membuka pintu berkat dan kunci untuk melihat kemuliaan Tuhan." - Ev. Iin Michaela Tjipto (TOB - טוב)
Apa yang pertama kali terlintas di pikiran ketika Anda membaca pernyataan yang tersebut di atas? Bagi saya ini adalah sebuah kesempatan emas, kairos Tuhan, yakni sesuatu yang tidak pernah ada sebelumnya dan tidak akan pernah ada lagi setelahnya. Itu yang pertama. Itu yang utama. Sebab saya sadari bahwa kali ini, di tahun 2014 ini, Tuhan hendak "bermain" besar-besaran, atau lebih ekstrimnya, Tuhan hendak "bermain gila-gilaan dan habis-habisan". Karena mulai tahun ini, bahkan hari ini, adalah detik-detik penghabisan.
Bulan April 2014 ini merupakan April yang amat istimewa. Sadarkah Anda bahwa tanggal 1 April ini bertepatan dengan Tahun Baru Yahudi secara religius (1 Nisan 5774)? Itu berarti baik Yahudi maupun Gentiles mulai hari ini secara bersamaan "resmi" dibawa masuk ke dalam agenda Tuhan, yakni Thy Kingdom Be Established, baik Kerajaan dan Pemerintahan Tuhan benar-benar tegak berdiri. Dan sampai 59 hari ke depan, yakni 29 Mei 2014 penanggalan Masehi akan terus sama dengan almanak Ibrani (29 Iyyar 5774), karena memasuki 30 Mei 2014, alamanak Ibrani sudah memasuki bulan baru (Sivan). Dan BUKAN sebuah kebetulan bahwa bertepatan dengan tanggal 29 Mei 2014, Indonesia sekali lagi menjadi satu-satunya bangsa yang merayakan Hari Kenaikan Yesus Kristus sebagai hari libur nasional. Itu juga berarti bahwa rencana dan agenda Akhir Zaman-Nya akan melibatkan Indonesia sebagai Mercu Suar Keselamatan bagi bangsa-bangsa lain.
Dalam 59 hari ke depan ini telah ada berbagai agenda besar baik nasional maupun internasional bahkan mencakup langit dan Sorga. Dimulai dari Pemilu (9 Nisan / 9 April), Blood Moon yang pertama yang bertepatan dengan Paskah (15 Nisan / 15 April), serta gerhana matahari yang mengikutinya (29 Nisan / 29 April). Dengan demikian, kita harus lebih sungguh lagi mengawal semuanya ini dalam doa dan sikap. Karena Paskah kali ini, Tuhan bukan sekedar hendak membawa umat-Nya keluar dari perbudakan dosa, melainkan juga membawa kita para Pasukan Kudus-Nya untuk keluar dari semua masalah yang selama ini menghalangi dan merintangi kita dengan penggenapan destiny kita.
"Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati." - Filipi 3:10-11
"Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu. Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: 'Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata', maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata. Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya. Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal." - 2 Korintus 4:10-18
Memang dalam mempercayai dan menantikan janji Tuhan bukanlah perkara yang mudah, karena pikiran dan jiwa kita terus bermain dan perlu terus disangkal sampai habis, supaya roh kita mulai kuat menerima warisan janji tersebut. Ada banyak penderitaan yang harus dilalui, mulai dari cemoohan sekitar, intimidasi Iblis, bahkan ditinggalkan oleh orang-orang di sekitar kita, bahkan itu juga termasuk dikucilkan para pemimpin kita dan sebagainya. Namun itulah jalan yang sempit itu, Jalan Kristus, untuk mencapai kepada puncak kemuliaan, puncak penggenapan.
Hanya mereka yang telah mencapai titik kematian bersama dengan Tuhan, merekalah yang akan bangkit berjaya memasuki puncak destiny bersama dengan Tuhan juga. Yakni mereka yang tetap memelihara imannya sampai saat ini, iman yang telah melalui berbagai tempaan dan ujian.
Jika selama ini Anda berkata, "Mengapa aku, Tuhan?"
Kepada mereka, Tuhan berkata, "Mengapa bukan kamu?"
Jika selama ini Anda berkata, "Apa benar bahwa jatahku sedemikian besar? Sedemikian tinggi?"
Kepada mereka, Tuhan berkata, "Mengapa tidak?"
Fokus kita adalah Tuhan, BUKAN pada diri kita, maupun pada situasi yang selama ini kita lihat dengan mata jasmani kita. "Why not?" "Why not us?" Memangnya jika bukan kita, lalu siapa lagi? Tidakkah Anda mengerti untuk siapa selama ini kita mengikuti Tuhan? Jika bukan untuk Tuhan, untuk menggenapi semua janji dan kehendak-Nya, untuk siapa lagi selama ini kita bersiap? Anda yang membaca tulisan ini, dan yang paham benar maksud tulisan ini, tanpa perlu saya jelaskan lebih lagi, Tuhan hari ini, saat ini berkata, "Inilah waktu-Ku! Inilah waktu kita bersama! Raja segala raja dengan Mempelai-Nya beracara dan memerintah!"
Mari kita simak 2 Korintus 4 sekali lagi:
"Kami senantiasa membawa janji Tuhan di dalam tubuh kami, supaya penggenapan Tuhan juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena janji tersebut, supaya juga penggenapannya menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini. ... Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. ... Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal."
Pahamkah Anda sekarang? Mengapa harus kecil jika memang harus besar? Mengapa bukan Anda, jika memang Tuhan sudah menunjuk Anda? Jika keselamatan kekal Ia berikan bagi kita, bagaimana mungkin penggenapan destiny tidak kita nikmati? Inilah bagian YANG TAK TERHINDARKAN. Ketika dunia (Israel dan Gentiles) harus melalui rangkaian Tetrad Blood Moons mulai April ini TANPA bisa menghindarinya, maka demikianlah penggenapan destiny yang telah Ia siapkan bagi kita.
"Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia." - Roma 8:17
"Apabila kamu membacanya, kamu dapat mengetahui dari padanya pengertianku akan rahasia Kristus, yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi yang sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus." - Efesus 3:3-5
2014 ini kita sudah berdiri di ambang pintu gerbang Tsunami Lawatan dan Tuaian Besar, yakni kita para ahli waris yang memang sudah dipersiapkan dan bukan lagi rela melainkan bergairah dalam kasih yang sedemikian rupa kepada Tuhan kita, sehingga kita passionate untuk dipakai menjadi jalan-Nya menuju puncak kemuliaan itu. Mulai April ini, Tuhan hendak menegaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi, hal terkecil apapun, itu bukan lagi soal diri kita, bukan lagi soal keluarga kita, bukan pula soal musuh kita. Semua ini hanyalah tentang Dia dan hanya Dia seorang!
"Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui. Karena iman ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu." - Ibrani 11:8-9
Memang janji Tuhan itu awalnya bukan hanya kelihatan mustahil, namun juga terasa asing bagi jiwa kita. Namun Abraham memilih diam di dalam kemah, di dalam habitatnya, karena ia menyadari bahwa janji Tuhanlah yang membuat ia dapat hidup sampai garis akhir. Demikian juga kita, tetaplah tinggal di dalam kasih karunia, dan terus merendahkan diri dan sikap kita di bawah bayang-bayang-Nya. Karena ketika Ia datang membawa kemuliaan-Nya, maka bahkan bayang-bayang-Nya pun ada dalam kemuliaan itu.
"Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: 'Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk.'" - Mazmur 2:7-9
Adakah bangsa-bangsa terlalu besar bagi kita? Adakah kekayaan seberang laut terlalu limpah bagi kita? Ketahuilah, semuanya ini juga adalah bagian dari tegaknya Pemerintahan Tuhan di Indonesia dan dunia, bagian YANG TAK TERHINDARKAN!