Ketika pertama kali melihat poster dan trailer dari film Lucy, suatu kesan yang amat kuat menggelitik hati dan pikiran saya. Karena saya yakin bahwa film ini bukan sekedar sarana hiburan semata. Sejak lama Hollywood merupakan sebuah "mimbar" dunia yang dipakai untuk menyampaikan pesan-pesan khusus, bahkan memiliki dampak yang profetik bagi Gereja dan dunia. Dan benar saja, ketika selesai menonton, film Lucy memberikan banyak pesan dan tanda yang sarat makna (profetik) baik itu dalam konteks positif maupun konteks negatif, namun semuanya alkitabiah adanya.
Film ini diawali dengan dua poin penting, yang pertama adalah ketika narator sekaligus peran Professor Norman (Morgan Freeman) memberikan kata pengantar mengenai filosofi dasar kehidupan yang sedemikian rupa yang mengungkap bahwa kehidupan telah ada sejak satu milyar tahun yang lalu. Dan poin kedua adalah ketika tokoh Richard (Pilou Asbaek) menyatakan bahwa wanita pertama dalam sejarah bernama Lucy.
Selanjutnya film Lucy bergulir silih berganti antara adegan seru dan menegangkan yang dialami Lucy (Scarlett Johansson) dari seorang mahasiswi biasa yang dalam kurang dari 24 jam menjadi seorang wanita super karena secara kecelakaan mengkonsumsi sejenis narkoba yang memicu potensi kerja otak dan syarafnya hingga 100%, dengan adegan kelas seminar yang diberikan oleh Professor Norman hingga keduanya bertemu dan mengungkap kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ketika kinerja otak dan syaraf mencapai 100% (sebagai informasi, menurut pengetahuan umum, rata-rata kinerja otak manusia normal hanya 15% dari seluruh potensi yang ada).
Bagi saya pribadi, inti film ini adalah melemparkan ide yang spekulatif kepada penonton mengenai apa yang terjadi jika kemampuan kinerja otak manusia mencapai potensi atau kapasitas maksimalnya. Adalah Luc Besson, sutradara film tersebut menjelaskan bahwa ketika kinerja otak mencapai kapasitas maksimalnya, maka secara berurutan hal-hal inilah yang akan terjadi:
1. Kendali penuh atas seluruh sel dalam tubuh orang tersebut. Pada tahap ini orang dapat membaca seluruh kondisi tubuhnya setiap saat tanpa perlu lagi melakukan cek kesehatan dan bahkan mampu memulihkan tubuhnya dalam tempo yang amat singkat.
2. Kendali atas orang lain. Pada tahap ini orang dapat membaca kondisi sel tubuh orang lain dan sampai batas tertentu mampu mengendalikan gerak orang lain.
3. Kendali atas benda-benda. Artinya mampu memegang, memindahkan berbagai benda yang bahkan jauh lebih besar dan lebih berat daripada ukuran orang tersebut.
4. Kendali atas waktu. Tahap maksimal (100%). Ini yang masih spekulatif, namun dianggap paling logis menurut ilmu pengetahuan. Orang tersebut dapat melakukan perjalanan lintas waktu (time travel) ke masa lampau maupun ke masa depan.
Film ini diakhiri dengan dua poin penting lainnya, yang pertama ketika Lucy mencapai kapasitas maksimal kinerja otaknya, ia menjadi seperti "mahahadir" seperti dinyatakannya, "I AM EVERYWHERE." Poin yang ke-2 adalah pernyataan penutup Lucy yang merupakan penegasan dari pernyataan di awal film, "Life was given to us a billion years ago. Now you know what you can do with it." (Kehidupan telah diberikan kepada kita semilyar tahun yang lalu. Sekarang Anda tahu apa yang dapat Anda perbuat dengan itu").
Dari berbagai hal yang terungkap dalam film Lucy ini, berikut ini beberapa fakta sekaligus berbagai pemikiran subyektif (dan mungkin juga spekulatif) yang dapat kita cermati bersama:
- Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa inti film ini adalah melemparkan ide spekulatif mengenai sebuah hipotesa jika kapasitas otak manusia mencapai porsi maksimalnya. Namun yang menjadi pertanyaan adalah mengapa film ini hanya mengungkapkan seorang tokoh wanita saja? Dan mengapa seorang yang wanita ini diberi nama Lucy, bahkan disebut sebagai wanita pertama yang pernah ada? Jika kita mau bersikap naif, maka alasan sekedar fiksi atau istilah "namanya juga film" akan mudah dijadikan alasan. Tapi kita tahu, tidak ada yang kebetulan untuk semua output dari Hollywood. Penampilan wanita yang serba super, selalu dalam keadaan solitaire dan dominan, dengan rupa yang cantik dan mudah memikat kaum Adam merupakan gambaran dari roh / tokoh Izebel (atau disebut juga dalam berbagai versi lainnya sebagai Lilith, Ashtoreth / Asherah, Semiramis, Artemis, Diana, Isis, Ishtar, Minerva, Athena, dan seterusnya).
- Dari empat tahapan kendali yang dapat terjadi ketika kapasitas kinerja otak mencapai maksimal, yang menarik adalah tahap kendali atas waktu, atau dalam hal ini tubuh orang tersebut tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Pendapat ini sama, atau minimal mirip dengan Tubuh Kemuliaan Kristus setelah Ia menang atas Maut dan bangkit dari kematian, yang nantinya akan dialami juga oleh mereka yang akan mengalami Pengangkatan atau Rapture.
- Yang menjadi semakin menarik adalah media yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas kinerja otak dalam film ini adalah narkoba. Terlepas dari fakta adanya jenis narkoba yang sama dengan yang diceritakan di dalam film tersebut, berdasarkan kamus bahasa Inggris, kata rapture memiliki arti sebuah perasaan sukacita atau amat menyenang secara intens (a feeling of intense of pleasure or joy), yang biasanya ditimbulkan dari mengkonsumsi ecstasy atau jenis narkoba lainnya. Dapatkah Anda merasakan pesan tersiratnya sekarang? Pada poin ini saya memiliki dugaan bahwa keberadaan Rapture dengan Tubuh Baru nanti akan memiliki kemiripan dengan apa yang dialami oleh Lucy ini. Bedanya adalah kita memiliki dan dimiliki Kristus pada saat itu. Sedangkan tokoh Lucy yang tanpa Kristus menganggap bahwa kehidupan ini hanyalah "primitif" adanya.
- Ketika saya sedang meneliti film Lucy ini, nama sutradara Luc Besson tiba-tiba menarik perhatian saya. Nama Besson merupakan salah satu moyang bangsa Normandia (Viking) yang menduduki Inggris sejak tahun 1066. Nama Besson berarti kembar. Pada saat saya mengetahui arti nama Besson, tiba-tiba saya teringat dengan film yang memiliki konsep yang sama dengan versi yang berbeda, yang baru saja dirilis beberapa bulan sebelumnya, yakni Transcendence (Johnny Deep).
- Film Transcendence mengisahkan tokoh bernama Dr. Will Caster (Johnny Deep) yang akan mencapai ajalnya dalam 4 minggu. Demi mempertahankan eksistensinya setelah ajal (kematian tubuh), Dr. Will Caster bersama istrinya mencoba sebuah cara dengan mentransfer seluruh memori jiwanya ke dalam sebuah komputer super canggih dan akhirnya berhasil. Sejalan dengan cerita, keberadaan jiwa Dr. Will Caster dalam super computer yang digabungkan dengan internet dan teknologi nano, menjadikan Dr. Will Caster bagaikan dewa yang mampu melakukan banyak mujizat bahkan mampu menghadirkan tubuh baru yang sebangun dengan tubuh lamanya. Film Transcendence mengusung tema resurrection atau kebangkitan kembali, suatu perkara yang memang dialami oleh Kristus, namun juga akan dialami oleh Antikristus (Wahyu 13:3).
Morgan Freeman - Sang "Nabi"
Yang tidak kalah menariknya adalah aktor pendukung dari kedua film, baik Transcendence maupun Lucy, yakni Morgan Freeman. Aktor gaek kulit hitam ini memiliki peran yang cukup vital di kedua film, namun kehadirannya memberikan pesan tersirat yang amat kuat. Saya meneliti daftar filmography dari pemeran tokoh Lucius Fox dalam Batman Trilogy ini, terutama sejak 2013, di antaranya adalah Olympus Has Fallen (22 Maret 2013), Oblivion (10 April 2013), Now You See Me (31 Mei 2013), The Lego Movie (7 February 2014), Transcendence (18 April 2014), Lucy (25 Juli 2014).
Berdasarkan informasi di atas, berikut ini beberapa hal yang bisa kita cermati:
- Setelah peran tokoh Lucius Fox berakhir bersamaan dengan berakhirnya Batman Trilogy, film selanjutnya yang dibintangi oleh Morgan Freeman adalah Olympus Has Fallen, yakni sebuah film yang secara nyata profetik menyampaikan pesan akan kejatuhan Amerika Serikat. Dalam film ini, Morgan Freeman berperan sebagai Ketua DPR atau dalam sistem pemerintahan Amerika Serikat disebut sebagai Mr. Speaker / Speaker of The House of Representative. Dapatkah Anda membaca pesannya? Bahwa sejak 2013, Morgan Freeman dipakai atau berperan sebagai "juru bicara" dari pihak yang berkepentingan (dan sekaligus yang berkuasa) untuk menyampaikan pesan-pesan tersirat yang begitu profetik adanya.
- Oblivion merupakan film bergenre sci-fi post-apocalyptic yang menggambarkan kehancuran Bumi beserta kehidupan manusianya yang terjadi 60 tahun sebelumnya, film yang memproyeksikan tahun 2077 ini, hendak menyampaikan pesan bahwa akan ada sebuah keadaan yang luar biasa dahsyat dan menyebabkan destruksi secara masif pada tahun 2017 nanti.
- Thriller action Now You See Me secara eksplisit dan tak terbantahkan mempromosikan Illuminati dan sesuai dengan judulnya, melalui film ini, Iblis mendeklarasikan kehadirannya dengan berbagai tipu muslihat.
- Kehadiran The Lego Movie merupakan keunikan tersendiri, sekaligus sebuah terobosan karena ini kali pertama sebuah produk mainan diangkat ke layar lebar, sebab biasanya film layar lebarlah yang dibuat menjadi berbagai merchandise mainan. Namun jika kita simak lebih seksama, secara implisit film ini mempromosikan organisasi rahasia Freemasonry (juga Illuminati). Berbagai tokoh yang berperan sebagai master builder atau master mason atau arsitek termasuk tokoh yang disuarakan oleh Morgan Freeman, yakni Vitruvius, seorang penyihir tua yang memperingatkan datangnya bencana yang dapat mengakhiri dunia yang kita kenal (He brings together all the Master builders for a meeting in Cloud Cuckoo Land, in which he tells them that an unstoppable force is coming that could "end the world as we know it").
- Film Transcendence dirilis secara nasional di Amerika Serikat pada tanggal 18 April 2014 yang bersamaan dengan 18 Nisan 5774, tepat satu hari setelah Yom HaBikkurim atau yang lebih dikenal dengan Hari Raya Buah Sulung (Firstfruits), yang digenapi dengan kebangkitan Kristus dari kematian-Nya dan kemenangan-Nya atas Maut. Dengan demikian, film ini melalui tokoh utamanya, Dr. Will Caster, hendak menyatakan adanya kebangkitan yang lain dari kebangkitan Kristus, yakni kebangkitan Antikristus.
- Dan yang paling menarik adalah sequel dari Olympus Has Fallen, yakni London Has Fallen yang akan dirilis pada tanggal 2 Oktober 2015. Jika film ini berhasil dirilis, maka jika keadaan mengizinkan, Ratu Elizabeth II telah memecahkan rekor sebagai penguasa British Monarch terlama, melampaui rekor Ratu Victoria (1837 - 1901).
Dengan sekian fakta ini, saya meyakini bahwa mereka memakai film-film yang diperankan oleh aktor Morgan Freeman sebagai "corong" (speaker) untuk menyampaikan pesan akan datangnya rangkaian bencana yang akan menimpa bangsa-bangsa untuk menggenapi semua yang telah dinubuatkan dalam Kitab Wahyu, terutama pasal 17 - 19 mengenai runtuhnya (sistem) Babel Besar yang selama ini diusung oleh Amerika Serikat dan Inggris Raya.
Islamic State of Iraq and Syria = (Goddess) Isis
Awalnya gerakan ekstrim ini bernama Islamic State of Iraq and the Levant, atau disingkat ISIL. The Levant (region) merupakan kumpulan dari beberapa negara yang berbatasan langsung dengan Suriah, yakni Israel, Yordania, Palestina, Libanon, Siprus dan bagian selatan Turki. Namun entah disengaja atau tidak, bagian Levant region tidak lagi disebut, hanya Irak dan Suriah saja. Sehingga ISIL berubah menjadi ISIS, yang akhirnya nama tersebut sama persis dengan nama dewi Isis, pasangan dari dewa Osiris. Apakah ini sebuah kebetulan?
Dewi Isis merupakan dewi bangsa Mesir kuno yang dipercaya menguasai bidang kesehatan, dan rumah tangga. Bersama Osiris, mereka adalah keturunan ke-4 dari dinasti penguasa Mesir kuno dan memiliki seorang anak tunggal bernama Horus (titisan dewa Ra). Yang menarik adalah mahkota dewi Isis berbentuk sebuah takhta. Menurut legenda Mesir kuno, dewi Isis memiliki kuasa kebangkitan dan membangkitkan pasangannya, dewa Osiris, dari kematian setelah tewas dibunuh dewa Set. Dewa Osiris menjadi pelindung para Firaun di alam baka, sedangkan dewa Horus menjadi pelindung para Firaun di alam nyata.
Sampai di sini saya memiliki kesimpulan bahwa spirit dewi Isis yang termanifestasi melalui gerakan ekstrim organisasi ISIS ini merupakan sebuah "karpet merah" bagi kehadiran pemerintahan Antikristus pada Masa Tribulasi Besar nanti. Bukankah lambang All Seeing Eye selama ini juga dikenal sebagai Eye of Horus, yang adalah anak tunggal pasangan Osiris & Isis?
Yang lebih menarik lagi, kemunculan perdana film Lucy pada tanggal 25 Juli 2014 lalu, waktunya hampir bersamaan dengan organisasi ISIS menghancurkan makam Nabi Yunus di kota Mosul. Penghancuran makam Nabi Yunus ini tidak saja melukai kalangan Yahudi dan Kristen saja, namun juga kalangan Islam, sebab Nabi Yunus pun dianggap salah satu nabi di dalam Islam. Pada poin ini, bagi saya semakin jelaslah bahwa organisasi ISIS memang alat yang dipakai untuk melancarkan jalan Antikristus berkuasa dan menggunakan agama Islam sebagai pembenaran atas semua tindakan mereka. Makam Nabi Yunus berbicara tentang Tanda Yunus yang erat kaitannya dengan Kristus sendiri. Dengan dihancurkannya makam Nabi Yunus ini pada saat yang hampir bersamaan dengan peluncuran perdana film Lucy, sungguh nyata pesan dari pihak musuh (Antikristus) bahwa mereka hendak menegakkan pemerintahan tandingan untuk menentang Kerajaan Kristus di Tahun Pemerintahan Tuhan ini.
Demikian juga, jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.
Shalom ko Windunatha..ko pernah nonton filmnya the sorcerer's apprentice??aku nonton itu kog ngrasa aneh..apakah ada makna terpendam juga dengan film itu??mohon dibantu ko..terimakasih..Gbu
ReplyDeleteSemuanya itu bisa saja terjadi. Namun siapakah yang dapat menentukan kapan hari kiamat itu terjadi? Tidak ada! Bahkan tanda-tanda datangnya bala anti Kristus pun tidak ada yang dapat mengetahuinya dan menyadarinya, namun kita memang di tuntut untuk selalu waspada bukan hanya kepada mereka yang menciptakan sensasi kekejaman manusia tetapi terhadap diri kitapun harus di waspadai karena pengaruh jahat kapan saja bisa terjadi pada diri kita sendiri. Manusia di beri otak atau akal budi bukan untuk menganalisa rahasia-rahasia Tuhan Allah tapi untuk menjadikan dunia ini menjadi lebih baik. Terima Kasih Kepada Windunata atas semua informasi yang telah saya baca dengan seksama.Always GBU.
ReplyDelete