Di tepi jalan sang jendral
Kulihat bayang-bayang impianku
Yang telah lama hanyut dalam
Hiruk pikuk ibukota
Mereka memang diam membisu
Pun tak sanggup menyapa dalam tatapan
Namun jelas sekali terhenyak
Bahwa sanubariku tersapa
Dan jelaslah sudah tergadai impian haram
Yang tertebus oleh darah termahal
Kini hanya dapat menatap bisu
Dari balik tutup peti mati
Sejak hari ini juga hatiku mantap
Sambil bersenandung dari relung
Di mana Engkau berada, di situ juga aku
Impian-Mu jadi mimpiku, selamanya
Jakarta, 18 Agustus 2015
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.