"Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung.
"Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas." - Keluaran 19:16-20
"Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. Mereka berkata kepada Musa: 'Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.'
"Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: 'Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.'" - Keluaran 20:18-20
Hari itu sesungguhnya adalah hari yang menyesakkan bagi Allah Israel dan juga bagi Musa, sebab demi pertemuan tersebut, Tuhan Allah menggelar serangkaian tindakan-tindakan yang sangat spektakuler dalam sepanjang sejarah dunia melalui Kesepuluh Tulah dan Musa rela sepuluh kali bolak balik untuk membahas hal yang sama dengan orang yang paling keras kepala dan keras hati, yakni Firaun, agar bangsanya diberi kesempatan untuk menghadap Tuhan Allah.
Namun ketika saat yang dinanti tiba, Tuhan Allah hadir dengan gagah-Nya dan berbicara dengan begitu wibawa-Nya, respon bangsa Israel justru merupakan sebuah anti-klimaks yang sangat menyedihkan. Mereka menjauhi Tuhan dan menolak berbicara langsung kepada Beliau. Sangat ironis memang.
Sementara di zaman modern ini banyak orang Kristen yang berharap untuk bisa dengar suara Tuhan secara audible, walau di saat yang sama banyak juga yang meyakini bahwa Tuhan tidak pernah lagi berbicara langsung kepada manusia.
Padahal 3 hari sebelumnya Tuhan telah memberi petunjuk lengkap dan rinci untuk bangsa Israel bisa layak dalam perjumpaan tersebut dan semua petunjuk itu dipenuhi tanpa cacat oleh bangsa Israel. Sesuai dengan hukum yang ada bahwa orang yang suci hatinya akan melihat Allah. Namun ternyata kesucian yang ada pada bangsa Israel adalah kesucian yang sementara, yang hanya dibangun dalam waktu yang pendek, hanya 3 hari.
Nyali Iman Musa
Sekarang mari kita bandingkan dengan Musa. Mengapa Musa tidak mengeluhkan hal yang sama dengan yang dikeluhkan bangsa Israel? Bahkan sebaliknya Musa yang diandalkan bangsanya untuk bicara langsung dengan Tuhan Allah.
Musa itu mengalami serangkaian pengalaman yang sangat unik. Setelah sepuluh kali bolak balik bertemu dengan Firaun, dia malah menjadi "kebal" terhadap kematian. Maksud saya, Musa menjadi lupa untuk takut mati.
Padahal sebelumnya, Musa begitu enggan untuk kembali ke Mesir dengan alasan penyakit gagapnya. Sampai dia menolak perintah Tuhan dengan cara yang begitu menggelikan. Tapi lihatlah setelah dia menjadi kebal terhadap rasa takut mati, bahkan berhadapan muka dengan TUHAN Allah pun tidak menjadi sesuatu yang "baru" baginya.
Dan tidak mengherankan ketika Musa menuntut Tuhan untuk memperlihatkan kemuliaan-Nya yang gilang gemilang sekaligus mematikan itu. Juga berani mengancam Tuhan untuk menghapus namanya dari Kitab Kehidupan saat membela bangsanya.
Jadi memang yang paling efektif adalah minta Tuhan paksakan kehendak-Nya dalam hidup kita tanpa perlu kita negosiasikan kehendak-Nya itu, sekalipun akal sehat kita sulit untuk menerimanya. Dengan demikian, kita akan semakin menyatu dengan kematian Kristus dan semakin dekat dengan kebangkitan-Nya.
Di Padang Gurun Ada Perlindungan Dan Pemeliharaan
"Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya." - Wahyu 12:6
"Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa." - Wahyu 12:14
Pertanyaan berikutnya adalah, mengapa bangsa Israel tidak memiliki niat untuk bisa menyerupai Musa untuk sanggup berhadapan dengan Tuhan Allah? Bukankah hal itu seharusnya menjadi suatu hal yang sangat istimewa ketika orang bisa bersekutu langsung dengan obyek yang disembah atau dipujanya?
Tetapi ternyata yang akan dibawa masuk ke padang gurun untuk dipelihara selama Masa Tribulasi Besar berlangsung hanyalah Sang Perempuan. Untuk kita semua ketahui bahwa tidak semua Tubuh Kristus adalah Sang Perempuan tersebut. Sang Perempuan hanyalah sebagian dari Tubuh Kristus secara keseluruhan. Dan di sinilah kuncinya,
"Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau. Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi." - Wahyu 3:9-10
Setiap orang Kristen bisa saja mengaku bahwa dirinya adalah Mempelai bagi Tuhan Yesus Kristus, tapi waktulah yang akan membuktikan hal itu. Bahwa ternyata mereka yang memperoleh perlindungan dan pemeliharaan Tuhan pada Masa Tribulasi Besar, yakni hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia, adalah mereka yang selama ini sungguh-sungguh menuruti firman-Nya, sekaligus tekun menantikan Tuhan dalam setiap perkara.
Mereka yang sungguh-sungguh menuruti firman-Nya, dan tekun menantikan Tuhan dalam setiap perkara adalah mereka yang menjadikan dirinya atau tubuhnya sebagai habitation atau bait suci tempat Roh Tuhan bersemayam. Maka ketika sebuah visitation terjadi, mereka tidak akan menolak seperti bangsa Israel menaolak atau memperdagangkan (merchandising) pengalaman perjumpaan pribadi dengan Tuhan.
Saya yakin bahwa Tuhan tidak akan membiarkan peristiwa perjumpaan yang terjadi sekitar 3500 tahun lalu akan terulang kembali. Terlebih lagi Tuhan Yesus telah menjadi pokok keselamatan dan Roh Kudus telah dimeteraikan bagi kita. Jadi tidak ada alasan lain untuk kita tidak mempersiapkan diri secara benar untuk menjadi habitation bagi-Nya sekaligus memperoleh jaminan perlindungan pada masa yang sangat menentukan itu.
Keadaan Sang Perempuan yang menjadi habitation bagi Roh Tuhan itulah yang menjadi perlindungan dan pemeliharaan itu sendiri bisa dinikmati pada Masa Tribulasi Besar nanti.
Jadi sekarang, adakah kita hendak lebih serius dan bersungguh-sungguh untuk mempersiapkan diri ketika masa itu tiba?
Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.
Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.