Tertulisnya,
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang TIDAK kita lihat."
Tapi yang dipahami dan diajarkan selama ini,
"Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang BELUM kita lihat."
Paham gak bedanya di mana? Atau masih belum paham?
Bahwa sejak awal bukti yang dimaksud itu sudah ada, sudah eksis, hanya memang tidak kelihatan secara kasat mata. Bukti dari segala sesuatu yang TIDAK kita lihat itu bahkan sudah eksis SEBELUM DUNIA INI ADA. Dan bukti itu adalah (MANUSIA) KRISTUS. Sedangkan harapan yang dimaksud adalah harapan untuk DIMULIAKAN BERSAMA DENGAN KRISTUS.
Itu saja!
Tapi karena kita begitu mudah untuk mencintai ego dan selera kita sendiri, maka pesan yang sesungguhnya diplintir sedemikian rupa sehingga dulu ada seorang anak muda yang keliling dari satu pendeta ke pendeta lainnya sambil berkata,
"Ajarkan saya beriman supaya saya bisa punya sepeda motor."
Ada pula yang beriman supaya dapat jodoh, dapat pekerjaan, dapat berbagai macam terobosan, dapat mujizat kesembuhan, dan semua perkara lahiriah lainnya.
Dari kesalahan fatal ini, pengajaran tentang iman berubah fokusnya menjadi pengajaran "kebatinan" atau menjadi iman "simsalabim" dengan alasan bahwa Tuhan bisa menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada.
Jemaat didoktrin untuk "ngebatin" bahwa perkara yang diinginkannya pasti akan terjadi, bahkan supaya lebih afdol lagi, "ngebatin"-nya ditambah dengan memperkatakan firman atau deklarasi (merupakan false teaching lainnya yang dikenal dengan nama Word of Faith Movement).
Kalau hasilnya menjadi kenyataan, maka dianggap sudah beriman dengan benar. Namun jika yang diharapkan tidak jadi kenyataan, maka dianggap kurang iman.
Padahal Ibrani 11 itu isinya padat akan berbagai kesaksian para pahlawan iman yang tidak memperoleh Kristus pada zamannya masing-masing, namun semua perbuatan mereka menjadi bukti akan adanya (Manusia) Kristus yang tidak kelihatan itu.
Jadi ketika nanti Anda mendengar lagi pengajaran tentang iman, khususnya dari Ibrani 11:1, tapi yang dibicarakan bukan Manusia Kristus, maka ketahuilah bahwa yang diajarkan adalah Yesus yang sesuai dengan fantasi mereka sendiri, BUKAN Manusia Kristus dalam Diri-Nya Tuhan Yesus.
Blessings!
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.