"Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila!
Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima
yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan
bibirnya." - Ayub 2:9-10
"Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: 'Karena kamu tidak percaya
kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang
Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke
negeri yang akan Kuberikan kepada mereka.'" - Bilangan 20:12
"Mereka menggusarkan Dia dekat air Meriba, sehingga Musa kena celaka karena mereka; sebab mereka memahitkan hatinya, sehingga ia teledor dengan kata-katanya." - Mazmur 106:32-33
2012 tinggal sesaat lagi, dan sesaat lagi pula semua penggenapan, peninggian dan penentuan mulai terjadi sesuai dengan porsinya. Ketika mendengar Ev. Iin Tjipto berkotbah saat perayaan Natal di Balai Samudera beberapa hari lalu, langsung terbayang sebuah film berjudul Legion yang dirilis tahun 2010. Terbayang sebuah adegan dimana sekelompok orang terjebak di sebuah kafe di tengah gurun dan dikepung oleh banyak makhluk jahat. Mereka menghadapi berbagai tekanan dan cobaan dalam dua tahap, karena sebelumnya mereka telah diperingatkan bahwa ujian pertama adalah menguji KEKUATAN mereka, yang berikutnya adalah menguji KELEMAHAN mereka. Pada ujian pertama semua dapat mengatasi dengan baik, namun pada ujian kedua banyak yang tewas.
Sesaat setelah saya kembali teringat akan film tersebut, Roh Kudus memberi pengertian yang sejalan dengan hal itu, "Hampir semua hamba-Ku yang tertulis di Alkitab lulus ketika diuji kekuatannya, namun sangat banyak yang gugur dan gagal ketika diuji kelemahannya." Apa yang dialami Ayub itu hanyalah ujian KEKUATAN, begitu juga saat Daud masih dalam kejaran Saul. Namun apa yang dialami Musa, Simson, Saul, Salomo bahkan raja Daud hingga Ananias & Safira, semuanya adalah ujian KELEMAHAN yang mematikan.
Ketika kita semua berjalan dalam penantian panjang sampai janji yang kita terima menjadi daging, yang kita perlukan hanya percaya supaya kita tidak menjadi kecewa. Namun ketika kita mulai masuk & menikmati semua penggenapan janji tersebut, menikmati keindahan dan segala kemegahan yang menyilaukan, adakah hati kita tetap setia? Musa teledor hingga tidak dapat masuk Tanah Perjanjian, Simson sombong, sembrono & main-main, Saul takut tidak dihormati, Salomo terlalu dipuja karena hikmatnya, raja Daud lengah memilih kenyamanan saat harus berperang hingga harus jatuh menderita karena berzinah dengan Batsyeba, Ananias & Safira bahkan harus mati bahkan di tengah-tengah atmosfir kebangunan rohani yang dahsyat di masa itu.
Ujian KEKUATAN biasanya datang dari luar, untuk menghadapinya diperlukan PERISAI IMAN. Namun ujian KELEMAHAN datang dari dalam, dari kedagingan dan kelemahan kita, dari kesukaan kita akan dosa, dari kebanggaan kita, bahkan dari suatu pemikiran yang menurut kita baik tapi belum tentu benar. Itu sebabnya untuk menghadapi ujian tersebut diperlukan ROH KUDUS dan HATI HAMBA (Hineni) secara total.
"Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan! Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan!" - Yoel 3:14
Ketika semua impian jadi kenyataan, semua janji menjadi daging, semua peninggian telah terjadi maka semua penentuan bersifat FINAL! Itulah sebabnya kita selalu diingatkan akan SIKAP HATI yang dapat menentukan, karena semua yang bersifat final tidak dapat diganggu gugat, tidak dapat diubah.
Saya berharap baik diri saya sendiri dan Anda semua menyadari satu hal ini, yaitu bahwa bukan penggenapan janji maupun memasuki masa keemasan yang jadi masalah, melainkan apakah kita memenangkan pertandingan ini hingga garis akhir, sampai Tuhan datang kembali.
"Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan." - Lukas 17:10