Tidak sepantasnya pemberita Injil Kristus maupun Injil Kerajaan menyatakan bahwa Hukum Taurat masih berlaku, sebab memang Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa Hukum Taurat sudah tidak berlaku lagi.
Dan Rasul Paulus pun berkata,
"Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan, yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu BUKANLAH BAGI orang yang benar, MELAINKAN BAGI orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya, bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu YANG BERTENTANGAN DENGAN AJARAN SEHAT YANG BERDASARKAN INJIL dari Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan kepadaku." - 1 Timotius 1:8-11
Ketika saya menyadari kekeliruan dan kesalahan dari praktik-praktik penyembahan di Bahtera (termasuk Mahanaim dan AoC) dan berbagai komunitas sejenis lainnya begitu sarat dengan unsur-unsur keimaman Lewi seperti yang diatur dalam Hukum Taurat, maka saat itu juga saya menyadari bahwa semua yang dianggap profetik sesungguhnya adalah klenik.
Tumen, patok, jubah, replika Tabut Perjanjian, bokor, dupa dan berbagai bentuk lahiriah lainnya yang digunakan dalam penyembahan dan dilakukan secara prosedural, semuanya bertentangan dengan ajaran sehat yang berdasarkan Injil yang dari Allah.
Sedangkan melalui Tuhan Yesus dan tuntunan Roh Kudus, kita diharapkan menjadi pribadi yang dicari Bapa, yang penyembah dalam roh (batiniah) dan kebenaran.
Karena Hukum Taurat tidak diberikan bagi kita yang sudah dibenarkan melalui iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus, dan tidak akan pernah.
Standar Hukum Taurat mengenai perzinahan misalnya, adalah ketika ada tindak perzinahan, yakni bukti nyata (lahiriah) bahwa tindak perzinahan itu ada dilakukan.
Sedangkan standar Hukum Kasih Karunia mengenai perzinahan adalah ketika dalam pikiran dan hati saja sudah dianggap berzinah, walaupun sama sekali tidak ada tindakan lahiriahnya. Ini benar-benar perkara batiniah.
Hal itu sejalan dengan esensi Kerajaan Allah yang tak tergoncangkan itu,
"Kerajaan Allah datang TANPA tanda-tanda lahiriah, juga orang TIDAK DAPAT MENGATAKAN: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." - Lukas 17:20-21
Kerajaan Allah takkan pernah ditemukan dalam hal-hal lahiriah apapun di muka Bumi ini. Maka ketika hal-hal lahiriah itu dipakai atau dijadikan standar, apalagi dijadikan prosedur untuk menilai hadirnya Kerajaan Allah, sudah pasti hal itu MENYESATKAN.
Termasuk ajakan ibadah yang "mengiming-iming" atau menjanjikan bisa bertemu Tuhan Yesus secara fisik, untuk itupun Tuhan Yesus dengan gamblang menyatakan,
"Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut.
"Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya." - Lukas 17:22-24
Memang ada beberapa kesaksian dari anak-anak Tuhan yang mengalami perjumpaan secara fisik dengan Tuhan Yesus, tapi hal itu sifatnya personal, TIDAK BISA "DIPERDAGANGKAN", apalagi dijanjikan bertemu. Kendalinya murni dari Tuhan Yesus saja, tidak melalui perantara siapapun.
Jadi kalau sampai ada yang mengaku dengan menjanjikan pertemuan fisik dengan Tuhan Yesus, dan apalagi mengaku merasa benar bertemu Tuhan Yesus, kita harus waspada, karena jelas yang secara fisik ditemui itu BUKAN Tuhan Yesus.
Praktik klenik lainnya lagi adalah mengajak makan emas, dengan tujuan alami kelimpahan, atau makan kembang dengan tujuan supaya hidupnya menjadi indah atau apapun alasannya. Klenik namun disebut profetik.
Padahal yang benar profetik itu bersifat spontan dan tidak direncanakan maupun tidak melalui latihan. Semua murni karena intervensi Roh Tuhan yang tidak diketahui jadwalnya.
Sudah saatnya menyadari bahwa yang lahiriah itu akan menuju kepada kebinasaan karena bisa dengan mudah maupun dengan canggih dipakai untuk memperdaya siapapun yang ingin dinilai baik secara lahiriah pula.
Hal ini sejalan dengan yang Rasul Paulus peringatkan,
"Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!" - 2 Timotius 3:5
Mengapa mereka pada hakekatnya memungkiri kekuatannya sendiri? Karena sejatinya batiniah mereka rapuh dan tidak pernah dibangun dengan kebenaran yang sejati!
Jauhilah mereka itu.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.