Sekitar setengah tahun lalu, seorang pemuda menghubungi saya dan dari pemuda itu saya memperoleh penyingkapan rahasia Kitab Wahyu yang komprehensif dan sangat alkitabiah. Sebelumnya belum pernah ada orang yang mengungkap cara menyingkap Kitab Wahyu sedemikian menariknya.
Salah satu alasan pemuda tersebut ingin segera bertemu dengan saya saat itu adalah karena kami sama-sama meyakini konsep Post-Tribulation Rapture.
Dalam kurun 2 tahun terakhir, pemuda ini telah menyampaikan materi Eskatologinya sebanyak puluhan kali di berbagai kota di Indonesia dan mayoritas audiens yang hadir adalah para pendeta dan gembala gereja, padahal pemuda ini sama sekali bukan lulusan theologia, melainkan seorang Sarjana Ekonomi.
Seminar selalu diadakan selama dua hari full, dari jam 9 pagi hingga jam 5 sore. Salah satu pendeta yang pernah mengikuti seminarnya adalah Pdt. Chris Manusama (GBI ROCK - Ambon).
Setelah mengikuti seminar tersebut, Pdt. Chris Manusama berkomentar, "Kita perlu mengevaluasi doktrin pengajaran kita, khususnya mengenai Eskatologi."
Dan banyak pendeta yang menghadiri seminar tersebut merupakan endorsement dari Pdt. Chris Manusama.
Secara garis besar, materi dibagi dua topik. Di hari pertama adalah membahas mengenai siapakah Antikristus, siapakah Nabi Palsu dan siapakah Empat Penunggang Kuda itu.
(Anyway, keempat Penunggang Kuda itu sama sekali tidak ada hubungan dengan Gereja, seperti yang ditafsirkan sebagian orang selama ini).
Dan selama puluhan kali seminar, para peserta kelihatan begitu terkesan, takjub dan very excited mempelajari materi yang disampaikan.
Namun ketika mempelajari materi di hari ke-2, situasi berubah drastis, excitement yang menggebu-gebu itu berubah menjadi kegelisahan yang tak menentu. Bayang-bayang aniaya besar dan persekusi berat dari Antikristus dan pasukannya jadi semakin sulit disangkali.
Bahkan saking merasa tertekannya, suatu kali ada salah satu peserta seminar yang datang ke pemuda tersebut dan berkata, "Pak, bisakah kita doa puasa sebanyak mungkin supaya apa yang dinubuatkan di Kitab Wahyu itu dibatalkan?"
Mendengar pengalaman itu, saya merasa miris. Dan sebenarnya ada sebagian orang Kristen yang meyakini bahwa nubuatan Kitab Wahyu itu bersifat "negotiable". Padahal sudah dengan sangat jelas dan sangat gamblang bahwa hal itu merupakan WAHYU-NYA TUHAN YESUS KRISTUS sendiri (Wahyu 1:1).
Ada pula yang di akhir seminar hari pertama dengan bergairah hendak booking jadwal seminar yang sama di gerejanya sendiri, di luar kota, tapi begitu mempelajari materi di hari ke-2, gairah itu lenyap seketika.
Ada pula yang dengan culas bilang begini, "Pak, kalau seminarnya satu hari saja bisa gak?"
Awalnya dipikir mungkin karena waktu untuk seminar dua hari akan terasa sangat berat, belakangan diketahui bukan itu alasannya.
Mereka yang hendak mengundang untuk seminar diadakan sehari saja karena hanya ingin membahas identitas Antikristus tapi tidak mau membahas tentang Great Tribulation yang merupakan topik utama materi seminar hari ke-2.
Jadi bisa disimpulkan bahwa mereka tertarik untuk membahas identitas Antikristus tapi menolak percaya bahwa suatu saat di masa depan Gereja secara global akan alami aniaya besar dan persekusi berat, karena mereka memilih untuk percaya akan fantasi yang mengatakan bahwa mereka dihindarkan dari kesesakan besar itu dalam Rapture.
Pertanyaannya, kalau memang Tuhan Yesus merencanakan kita untuk terhindar dari kesesakan besar melalui Rapture, lalu untuk apa Kitab Wahyu dan Kitab Daniel ditulis dengan begitu rinci dan kompleks?
Untuk apa kita perlu tahu identitas Antikristus dan apa saja yang akan dikerjakannya jika kita memang akan dihindarkan dari semua itu?
Mungkin Anda akan bilang, "Ya itu untuk mereka yang tertinggal."
Itu adalah jawaban yang super konyol, dan saya sudah sering mendapat jawaban yang demikian. Saking seringnya, saya punya balasan istimewa untuk merespon jawaban super konyol itu,
"Jika kamu yang merasa layak ikut Rapture saja enggan untuk mempelajari tentang Antikristus dan Masa Tribulasi Besar, lalu apa yang membuat mereka yang kalian anggap akan tertinggal mau mempelajarinya?"
Dan dari semua hal yang saya sampaikan di atas, yang paling munafik adalah mereka tetap ingin agar bisa mengadakan seminar tersebut untuk sehari saja, untuk bahas materi hari pertama saja.
Anda tahu kenapa?
Karena materi itu dianggap istimewa dan ada nilai jualnya, they're excited to merchandise any saleable revelation, tapi untuk menyampaikan kepada jemaat bahwa kita semua akan hadapi tribulasi besar, hal itu tentu tidak bagus untuk "bisnis gereja."
Coba Anda uji sendiri, dari sekian banyak pengkotbah (kharismatik) di Indonesia ini, ketika berkaitan dengan topik Eskatologi, siapakah nama-nama pengkotbah yang langsung terlintas di benak Anda?
Apakah pengkotbah-pengkotbah itu ada mempersiapkan atau minimal menghimbau Anda untuk bersiap hadapi Masa Tribulasi Besar? Apa yang selama ini mereka sampaikan di mimbar sehingga mereka bisa ada di "top of the list" dalam memori Anda?
Padahal, dagangan para pengkotbah itu hanya seputar isu Illuminati, Freemason, CERN, HAARP, dan berbagai tetek bengek fantasi konspirasi politik lainnya yang memang akan sangat mudah dijual jika dikemas dengan menarik dan dihubungkan dengan ayat-ayat Alkitab.
Tapi tidak satupun dari "dagangan" mereka itu yang menjadikan Masa Tribulasi Besar sebagai urgensi ilahi yang merupakan wahyu Tuhan Yesus sendiri.
Merekalah gadis-gadis culas dan munafik, yang mengaku menantikan kedatangan The Bridegroom tapi berbuat sundal dengan "dagangan" mereka demi setangkup recehan yang melecehkan wahyu Yang Mulia itu.
Blessings!
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.