"Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan
dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja;
dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah
menajiskan dirinya. Maka Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu." - Daniel 1:8-9
"Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" - Mazmur 34:9
Kecaplah dan lihatlah, demikianlah petunjuk prosedurnya. Adakah Anda memperhatikan urutannya? Bahwa Anda diminta untuk mengecap atau mencicipi barulah kemudian melihat apa yang Anda cicipi itu. Namun kita terbiasa untuk melihat apa yang disuguhkan, dan jika kelihatan menarik barulah kita berkenan untuk mencicipi. Sungguh berbeda antara hikmat Allah dengan hikmat dunia. Namun demikian itulah cara kerja iman yang benar di hadapan Tuhan.
Daniel dan rekan-rekannya berketetapan untuk tidak menajiskan diri dengan santapan raja, sehingga pemimpin pegawai istana takut kalau-kalau mereka didapati kurang sehat sehingga ia akan dipersalahkan. Namun Daniel dan rekan-rekannya berketetapan demikian karena iman mereka, barulah kemudian anugerah Allah turun sehingga ketika mereka dibandingkan dengan semua orang berilmu dan semua ahli jampi di Kerajaan Babel, raja Nebukadnezar mendapati bahwa Daniel, Hananya, Misael dan Azarya sepuluh kali lebih cerdas.
Bagi Daniel, ia tidak takut didapati apakah lebih cerdas atau lebih bodoh. Ia tidak pernah peduli akan dirinya. Yang ia fokuskan hanya satu perkara, yaitu bagaimana hidup kudus dan tampil berkenan di hadapan Allah. Selebihnya semua itu adalah hak prerogatif Allah sendiri. Daniel dan ketiga rekannya mengecap hukum dan takut akan Allah seperti yang dikehendaki Tuhan dan mereka melihat kemuliaan yang dapat Allah nyatakan apapun situasinya.
Berbahagialah Ia Yang Tidak Melihat Namun Percaya
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.