Kali ini kita akan belajar akan bagaimana peninggian yang dari Tuhan sangat beresiko merusak manusia batiniah jika tidak pernah cukup dididik dari kehidupan suku Efraim.
Manasye & Efraim
"Sebelum datang tahun kelaparan itu, lahirlah bagi Yusuf dua orang anak laki-laki, yang dilahirkan oleh Asnat, anak Potifera, imam di On. Yusuf memberi nama Manasye kepada anak sulungnya itu, sebab katanya: 'Allah telah membuat aku lupa sama sekali kepada kesukaranku dan kepada rumah bapaku.' Dan kepada anaknya yang kedua diberinya nama Efraim, sebab katanya: 'Allah membuat aku mendapat anak dalam negeri kesengsaraanku.'" - Kejadian 41:50-52
Jadi jelas secara fakta bahwa Manasye adalah kakak tertua dari Efraim. Namun di penghujung hidupnya, Yakub memberkati kedua bersaudara ini dengan cara yang berbeda - "Tetapi Israel mengulurkan tangan kanannya dan meletakkannya di atas kepala Efraim, walaupun ia yang bungsu, dan tangan kirinya di atas kepala Manasye--jadi tangannya bersilang, walaupun Manasye yang sulung." - Kejadian 48:14. Secara rohani Efraim lebih utama daripada Manasye, kejadian ini mirip dengan Esau dan Yakub. Perlu kita ketahui, dari semua cucu Yakub saat itu, hanya Manasye dan Efraim yang memperoleh berkat langsung dari kakeknya, selain mereka berdua, tidak ada catatan di Alkitab bahwa Yakub memberkati cucu-cucunya yang lain.
Peninggian Tuhan Atas Efraim
Suku bangsa Efraim mulai menjadi sorotan dan pusat perhatian seluruh bangsa Israel sejak keluar dari perbudakan Mesir hingga menuju Tanah Kanaan:
1. Tabut Allah merupakan benda sakral yang selalu dibawa ke mana pun bangsa Israel berjalan selama di padang gurun. Namun sebelum adanya Tabut Allah, benda yang disakralkan adalah tulang-tulang Yusuf, dan yang membawa tulang-tulang tersebut adalah suku Efraim sebagai kewajiban dari anak yang memperoleh hak kesulungan dari ayahnya. Dan tulang-tulang itu dikuburkan di Sikhem, daerah suku Efraim. Jadi selama 40 tahun di padang gurun, suku Efraim menjadi pusat perhatian, lebih diistimewakan dibanding saudara-saudaranya dari suku-suku yang lain.
2. Suku Lewi ditunjuk langsung oleh Tuhan sebagai pembawa Tabut Allah. Namun ketika bangsa Israel telah mulai menaklukkan dan menduduki berbagai daerah di Tanah Kanaan, letak Kemah Pertemuan ditetapkan di Silo yang juga adalah wilayah suku Efraim (Yosua 18:1) dan bukan di daerah orang Lewi.
3. Dua tokoh bangsa, yakni Yosua bin Nun (Efraim) dan Eleazar bin Harun (Lewi) masing-masing dimakamkan di Timnat-Serah dan sebuah bukit milik Pinehas yang keduanya terletak di pegunungan Efraim. Jadi dengan 4 objek sakral - Kemah Pertemuan & 3 makam "pahlawan bangsa" - maka Efraim menjadi sentral yang kokoh bagi seluruh bangsa Israel. Di berbagai perayaan adat maupun keagamaan, seluruh bangsa akan selalu datang berkumpul ke wilayah Efraim dan ini mendatangkan kekayaan rutin setiap tahunnya.
Rusaknya Manusia Batiniah Efraim
Jika tidak terus menerus mendidik manusia batiniah kita, maka peninggian Tuhan akan berakibat fatal. Berikut ini adalah masalah-masalah Efraim hingga akhirnya terjadi tragedi yang mengerikan:
1. Yosua mulai membagi-bagikan tanah pusaka (Yosua 17), suku Manasye dari keluarga Zelafehad yang tidak memiliki anak laki-laki, namun memiliki banyak anak perempuan, menuntut hak atas tanah pusaka berdasarkan keputusan Tuhan saat Musa masih hidup - "Mereka datang menghadap imam Eleazar, dan menghadap Yosua bin Nun, serta para pemimpin, dan berkata: 'TUHAN telah memerintahkan kepada Musa untuk memberikan milik pusaka kepada kami di tengah-tengah saudara-saudara kami.' Sebab itu diberikannya kepada mereka, milik pusaka di tengah-tengah saudara-saudara ayah mereka, sesuai dengan titah TUHAN. Demikianlah kepada suku Manasye jatuh sepuluh bidang tanah, selain dari tanah Gilead dan Basan yang di seberang Yordan, sebab anak-anak perempuan Manasye telah menerima milik pusaka di tengah-tengah anak-anaknya lelaki, sedang tanah Gilead ditentukan bagi anak-anak lelaki Manasye yang lain." - Yosua 17:4-6.
Melihat kenyataan itu, timbullah iri hati, perasaan berkompetisi dan merasa lebih layak dari Efraim. Mereka menghampiri Yosua dan berkata, "Mengapa engkau memberikan kepadaku hanya satu bagian undian dan satu bidang tanah saja menjadi milik pusaka, padahal aku ini bangsa yang banyak jumlahnya, karena TUHAN sampai sekarang memberkati aku?" - ay. 14. Dari mana ucapan semacam itu terucapkan, jika bukan karena kesombongan yang terus dipupuk sekian puluh tahun? Merasa besar bahkan terbesar di antara yang lain. Selanjutnya Yosua merespon dengan keras supaya mereka membuktikan bahwa mereka memang benar bangsa yang besar dengan membuka hutan-hutan yang wilayahnya masih sangat luas (15-18), namun Efraim hanya mau enaknya saja.
Tuhan menjanjikan hak kesulungan kepada kita, namun di dalam Dia kita harus menggenapinya. Semakin besar anugerah, justru semakin keras kerjakan keselamatan kita seperti yang dikatakan rasul Paulus, "Tetapi karena kasih karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia Allah yang menyertai aku." - 1 Korintus 15:10
2. Kesombongan Efraim telah menjadi penyakit yang bukan sekedar penyakit menahun melainkan penyakit dari generasi ke generasi. Di masa Gideon (suku Manasye) menjadi hakim, Allah memerintahkannya untuk berperang melawan orang Midian dengan hanya membawa 300 orang pasukan sesuai dengan petunjuk Allah sendiri. Allah memberikan kemenangan mutalk, namun kemenangan tersebut malah diperkarakan oleh orang Efraim. Beruntunglah saat itu Gideon, yang dasarnya adalah seorang penakut, menjawab dengan rendah hati dan sangat bijaksana, sehingga redalah amarah orang Efraim terhadapnya, Hakim-Hakim 8:1-3.
3. Peristiwa yang mirip sama dengan Gideon terulang kembali (Hakim-Hakim 12) saat Yefta (yang juga suku Manasye) menjadi hakim. Namun Yefta bukanlah seorang penakut, melainkan preman tangguh. Akibatnya sungguh tragis! Perang saudara antara Manasye dengan Efraim tidak terhindarkan, setidaknya ada 42.000 orang Efraim tewas disembelih lehernya oleh saudaranya sendiri.
Nasib Akhir Efraim & Manasye
Setidaknya ada 3 hal yang menunjukkan bahwa Efraim telah kehilangan jatah & destiny yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya:
1. "Ia membuang kediaman-Nya di Silo kemah yang didiami-Nya di antara manusia; ... Ia menolak kemah Yusuf, dan suku Efraim tidak dipilih-Nya, tetapi Ia memilih suku Yehuda, gunung Sion yang dikasihi-Nya; Ia membangun tempat kudus-Nya setinggi langit, laksana bumi yang didasarkan-Nya untuk selama-lamanya; dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri. Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya." - Mazmur 78: 60, 67-72. Bahkan Tuhan menolak Efraim. Yusuf bin Yakub sesungguhnya adalah gambaran utama dari Yesus Kristus, dengan ucapan firman ini maka jelaslah bahwa sejak awal Efraim direncanakan untuk melahirkan Mesias, namun Yehuda melalui Daud yang menggantikannya. Destiny yang bahkan sudah ditetapkan oleh Tuhan sendiri bisa lenyap jika tidak dikawal dengan sepenuh hati. Dan pengawalan itu hanya didapat dari kerelaan untuk terus menerus dididik.
2. Perhatikan peta keduabelas suku Israel, perhatikan wilayah Manasye & Efraim. Manasye memiliki luas wilayah yang beberapa kali lebih luas daripada Efraim. Baik wilayah Manasye maupun Gilead, semuanya adalah milik suku Manasye, sedangkan Efraim tidak lebih dari seperempatnya. Begitu pula Bait Allah pertama di zaman Salomo dibangun di Yerusalem (wilayah Yehuda), sedangkan Silo pernah menjadi pusat penyembahan berhala di zaman Samuel.
3. Untuk terakhir kalinya keduabelas nama suku-suku Israel disebutkan di Kitab Wahyu pasal 7, namun nama Efraim tidak ada, hanya nama Yusuf dan Manasye. Walau Yusuf adalah ayah dari Efraim, namun tidak sepantasnya nama seorang anak sulung tidak disebutkan secara tersurat. Dengan disebutkannya nama Yusuf, Tuhan hendak menegaskan bahwa Efraim telah dilenyapkan selamanya. Jatah dan destiny yang disediakan sudah berpindah kepada orang lain.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.