Disadur dari kotbah Ev. Nany Susanty
Senin, 15 Juni 2015
JKI Anugerah, Sion
"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: 'Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.'" - Yesaya 30:15
1. Tahun 2015, terutama menjelang pergantian tahun Ibrani, sudah sangat banyak rumor negatif yang beredar di berbagai media. Sedangkan untuk kabar baiknya, juga sudah banyak yang memahami bahwa memang tahun ini memang tahun penentuan. Namun semua kabar itu diizinkan Tuhan untuk kita lihat dan dengar supaya kita sebagai Gereja Tuhan memiliki persiapan semaksimal mungkin. Tuhan tidak menghendaki kita untuk menyikapi semua itu dengan panik dan terjebak dengan kekhawatiran kita sendiri. Belajar menjadi tenang, mencari hati-Nya, mengenali setiap pelanggaran kita, bertobat dan nantikan setiap langkah berikutnya tepat sesuai dengan kehendak-Nya. Dengan demikian kita punya kekuatan dan iman untuk menghadapi apapun yang bisa terjadi di kairos super Yobel Besar 5776 nanti.
"Berkatalah Daud kepada Saul: 'Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.'" - 1 Samuel 17:32
2. Berikutnya, Tuhan menghendaki kita belajar dari Daud, terutama ketika dia berhadapan dengan Goliath. Goliath berbicara tentang apa yang selama ini orang-orang anggap sebagai suatu momok, sesuatu yang menyulitkan, sesuatu yang mungkin kita sendiri sudah mengalami banyak kegagalan dalam menghadapinya. Namun saat ini Tuhan ingin kita tetap memiliki iman, tidak menjadi tawar hati, tidak berputus asa. Tuhan ingin kita percaya dan mengerti bahwa Yobel Besar kali ini sungguh suatu kairos super yang mahadahsyat dan melimpah yang Tuhan sediakan bagi Gereja-Nya, baik itu sisi rohani maupun jasmani.
"Tetapi Daud berkata kepada Saul: 'Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.' Pula kata Daud: 'TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.'" - 1 Samuel 17:34-37
3. Selanjutnya Tuhan ingin kita mengingat-ingat kembali semua kebaikan-Nya dalam hidup kita, saat-saat di mana kita pernah menikmati pertolongan-Nya, sekalipun mungkin situasi yang sedang kita alami sekarang jauh lebih sulit daripada sebelum-sebelumnya. Namun contohlah Daud, ia tidak pernah fokus kepada masalah yang dihadapi, baginya Goliath sama dengan singa dan beruang yang ia hadapi, sebab fokusnya bukan kepada masalah, namun fokusnya ada kepada Tuhan. Daud menyebut Goliath sebagai orang yang tak bersunat, ini berarti bahwa baik imannya, perkataannya dan tindakannya didasari atas pengenalannya akan perjanjiannya atau covenant-nya dengan Tuhan. Mari kita juga mengingat kembali semua janji yang pernah Tuhan berikan kepada kita, dan berdasarkan perjanjian itulah kita menikmati semua jatah Yobel Besar kita.
"Lalu Daud mengikatkan pedangnya di luar baju perangnya, kemudian ia berikhtiar berjalan, sebab belum pernah dicobanya. Maka berkatalah Daud kepada Saul: 'Aku tidak dapat berjalan dengan memakai ini, sebab belum pernah aku mencobanya.' Kemudian ia menanggalkannya." - 1 Samuel 17:39
4. Mungkin dalam perjalanan destiny dan Yobel Besar kita masing-masing, ada pihak-pihak yang tertarik membantu. Namun semua yang datang itu harus diperhadapkan lagi kepada Tuhan, bukan langsung bertindak atau asal sambar setiap bantuan yang ada. Jangan andalkan kekuatan sendiri. Bantuan ataupun berkat itu mungkin memang dari Tuhan, namun hati kita tetap condong kepada-Nya. Ini yang tersulit. Pada kenyataannya, banyak anak Tuhan yang dipaksa dibawa ke titik di mana seperti sudah tidak ada pengharapan, dan akhirnya hanya bisa menyerah dengan semua cara-Nya Tuhan, dan bukan lagi bermain dengan pengertian kita sendiri.
"Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu." - 1 Samuel 17:40
5. Daud melakukan dalam ketepatan. Ia tidak memilih menggunakan persenjataan Saul yang kelihatannya handal. Namun justru ia memiliki pemetaan yang sangat baik terhadap musuh dan situasi medan perang. Batu-batu kali yang kelihatannya tak berarti, justru dalam ketepatan menjadi senjata yang mematikan dan mampu membalikkan keadaan. Marilah kita belajar lebih lagi untuk peduli dengan selera Roh Kudus-Nya.
Belajar Andalkan Tuhan Dan Tidak Menjadi Tawar Hati
"Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: 'Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu. Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.'" - 1 Samuel 17:45-47
6. Di titik ini semua pengenalan Daud akan Tuhan dan totalitas imannya sudah tidak dapat dibantah lagi. Pedang, tombak dan lembing musuh yang sempat mengintimidasi seluruh pasukan Israel menjadi tidak berarti bagi Daud. Dan seharusnya demikian juga kita, apapun kondisi kita saat ini, bagaimanapun situasi sekitar kita sekarang, hal itu seharusnya tidak lagi bisa menjadi penghalang apalagi sesuatu yang patut mengintimidasi iman kita.
"Dan Daud mengambil kepala orang Filistin yang dipancungnya itu dan membawanya ke Yerusalem, tetapi senjata-senjata orang itu ditaruhnya dalam kemahnya." - 1 Samuel 17:54
7. Daud bukan saja menang dalam satu tindakan, namun ia mengerjakannya dengan tuntas. Memenggal dan mengambil kepada Goliath serta merampas dan menyimpan semua senjata musuhnya itu. Tahukah Anda bahwa ketika senjata-senjata tersebut dipertunjukkan kembali kepada pasukan Filistin di kemudian hari, justru mampu mengintimidasi balik kepada mereka? Sebab tewasnya Goliath menjadi momok tersendiri bagi Filistin. Bukankah seharusnya Iblis mengenal kita seperti dia juga mengenal Yesus dan Paulus? (Kisah Para Rasul 19:15)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.