"Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri." - Matius 24:36
"Katakanlah kepada orang Israel, begini: Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, kamu harus mengadakan hari perhentian penuh yang diperingati dengan meniup serunai, yakni hari pertemuan kudus." - Imamat 23:24
"Pada bulan yang ketujuh, pada tanggal satu bulan itu, haruslah kamu mengadakan pertemuan yang kudus, maka tidak boleh kamu melakukan sesuatu pekerjaan berat; itulah hari peniupan serunai bagimu." - Bilangan 29:1
"Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain." - Matius 24:30-31
"Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit; sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan." - 1 Tesalonika 4:16-17
Saat terjadinya penjemputan Gereja Tuhan atau Mempelai Wanita di awan-awan alias Rapture selalu menjadi misteri tersendiri dan tak pernah habis untuk dibahas atau bahkan diperdebatkan sampai peristiwa itu sungguh terjadi. Namun ketahuilah bahwa sesungguhnya hari misterius yang dimaksud itu tak lain akan terjadi pada saat Hari Peniupan Sangkakala (Serunai), yakni pada tanggal 1 bulan ke-7 (Tishrei) kalender Ibrani, atau biasa disebut Rosh Hashanah. Mengapa demikian?
1. Penggalan kalimat "tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu" merupakan sebuah idiom yang mengacu kepada Rosh Hashanah. Hal ini mirip seperti jika saya berkata, "Saya akan datang pada hari di mana ketupat dan opor ayam ada di rumah-rumah." Tentu semua orang akan mengerti bahwa idiom yang saya sebut tadi mengacu kepada hari Lebaran (Idul Fitri).
Lalu mengapa jika hari itu adalah Rosh Hashanah, disebut sebagai hari dan saatnya tidak diketahui? Kita perlu menyadari bahwa kalender Ibrani memiliki dua versi, yakni versi Kitab Kejadian dan versi Kitab Keluaran. Pada versi Kitab Kejadian, bulan Tishrei merupakan bulan pertama, itu sebabnya tanggal 1 Tishrei merupakan pergantian tahun Ibrani dan bulan Nisan merupakan bulan ketujuh. Namun sejak bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir, Tuhan menukar posisi keduanya dengan menjadikan Nisan sebagai bulan yang pertama, sedangkan Tishrei menjadi bulan yang ketujuh, Keluaran 12:2-20. Dan setiap tanggal 14 -15 Nisan bangsa Israel merayakan Paskah, yang biasanya terjadi di bulan Maret atau April pada kalender Masehi.
Karena pertukaran Nisan dengan Tishrei inilah maka sejak saat itu tanggal 1 Tishrei atau Rosh Hashanah dihitung secara otomastis berdasarkan posisi 1 Nisan tiap tahunnya. Sedangkan untuk menentukan 1 Nisan sendiri pada tahun Ibrani tiap tahunnya berbeda-beda, sebab kalender Ibrani menganut dual systems, yakni berdasarkan gerak matahari dan bulan, sehingga ada tahun-tahun tertentu jumlah bulan dalam setahun ada 13 bulan. Jadi bulan Adar (bulan sebelum Nisan) kadang-kadang ada dua kali dalam satu tahun Ibrani. Sedangkan pada versi Kitab Kejadian, bulan Elul (bulan sebelum Tishrei) yang kadang-kadang muncul dua kali dalam satu tahun Ibrani.
Oleh karena itu, hanya kaum tertentu dari cendikiawan Yahudi yang mampu menghitung dengan tepat kapan sesungguhnya 1 Tishrei itu ditentukan, konon hanyak kaum Sanhedrin Nasi yang mampu menghitung dengan tepat. Dan jangan lupa bahwa pergantian tanggal pada penanggalan Ibrani dimulai pada saat matahari terbenam, bukan seperti penanggalan Masehi yang ditentukan tiap lewat tepat tengah malam.
Latar belakang inilah yang akhirnya menjadikan idiom "hari dan saatnya tidak seorangpun yang tahu" yang menjadikan Rosh Hashanah sebagai hari yang dipilih Tuhan untuk mengadakan Rapture.
2. Tuhan memiliki agenda sesuai dengan ketetapan-Nya. Dan ketetapan itu tertulis dalam Kitab Imamat pasal 23 yang mengatur 7 perayaan utama, atau disebut God's Feasts, yakni Perayaan-Nya Tuhan sendiri. Itu sebabnya ada banyak kata "bagi TUHAN" pada Imamat 23 tersebut. Dan perayaan-perayaan tersebut kudus adanya sehingga setiap umat-Nya dilarang untuk melakukan pekerjaan berat, maka dari prasyarat inilah muncul istilah holy days, hari-hari yang kudus bagi Tuhan. Dan karena perkembangan zaman dan pergeseran budaya maka istilah holiday dianggap sebagai liburan atau hari libur karena tidak melakukan pekerjaan berat.
Ketujuh perayaan utama yang tercantum dalam Imamat 23 adalah hari raya Paskah (14 Nisan), hari raya Roti Tak Beragi (15 Nisan), hari raya Buah Sulung (17 Nisan), hari Pentakosta atau Shavuot (6 Sivan), Rosh Hashanah (1 Tishrei), Yom Kippur atau hari Pendamaian (Atonement Day - 10 Tishrei) dan Sukkot atau hari raya Tabernakel (15 Tishrei).
Empat perayaan pertama, yakni perayaan musim semi telah digenapi Tuhan Yesus dengan penyaliban, kematian dan kebangkitan-Nya dan digenapi oleh Roh Kudus dengan pencurahan Roh-Nya di Yerusalem. Tiga perayaan berikutnya adalah perayaan musim gugur yang akan digenapi di penghujung Akhir Zaman. Maka berkaitan dengan kedatangan-Nya di awan-awan atau Rapture, tidaklah patut jika Tuhan memilih sembarang hari, inilah agenda yang telah ditetapkan-Nya, yakni pada hari peniupan sangkakala, sesuai dengan yang tertulis di Injil Matius maupun surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika.
3. Pemikiran Ibrani sangat bertolak belakang dengan pemikiran Yunani (bangsa kafir). Dalam hal ini adalah kaitannya dengan penilaian, atau evaluasi, atau penghakiman. Orang Yahudi sejati merayakan pergantian tahun Rosh Hashanah dengan dua perasaan yang bertolak belakang, yakni dengan kegembiraan sekaligus dengan "kecemasan." Mengapa demikian? Sebab penilaian atau penghakiman Tuhan atas apa yang diperbuat umat-Nya di tahun sebelumnya dilakukan di tanggal 1 Tishrei tersebut, BUKAN pada akhir tahun seperti yang berlaku umum.
Penghakiman di awal tahun membawa umat kepada introspeksi diri dan pertobatan sampai 10 hari ke depan yakni pada hari Pendamaian, sebab pada 10 Tishrei merupakan hari di mana Tuhan menulis ulang nama-nama umat-Nya ke dalam Kitab Kehidupan. Dan puncak perayaan tahun baru Ibrani dirayakan pada hari Tabernakel atau Sukkot, sebab itu adalah hari raya panen atau bagian dari hujan akhir.
Satu-satunya penghakiman Tuhan yang dilakukan di akhir segalanya adalah Penghakiman Terakhir yang tertulis di Wahyu 20. Sebab setelah penghakiman pamungkas itu tidak ada lagi tahun yang baru karena Langit Baru, Bumi Baru dan Yerusalem Baru memasuki masa kekekalan.
Rapture pada Rosh Hashanah merupakan penghakiman khusus bagi bangsa Israel maupun bagi gereja yang ditinggalkan supaya mereka bertobat dan bersiap kehilangan nyawa untuk mempertahankan iman mereka. Jadi bagi mereka yang tertinggal, masih ada kesempatan untuk menyelamatkan keselamatan kekal mereka sekalipun harus menumpahkan darah mereka sendiri pada Masa Tribulasi Besar, saat Antikristus menguasai seluruh dunia.
4. Jika dilihat mundur ke belakang dari bulan Tishrei, maka yang pertama kita temui adalah bulan Elul. Apakah makna dari bulan Elul? Bulan Elul merupakan awal momen pertobatan. Para Yahudi sejati kadang melakukan puasa 40 hari sejak 1 Elul sampai hari Pendamaian tanggal 10 Tishrei.
Mundur dari bulan Elul, maka kita mendapati bulan Av. Apakah makna dari bulan Av? Bulan Av merupakan bulan yang paling menjadi momok bagi bangsa Israel. Bahkan Tuhan berkali-kali memakai tanggal 9 - 10 Av untuk menghukum umat pilihan-Nya tersebut.
Sejarah mencatat bahwa Bait Suci pertama (423 SM) dan kedua (70 AD) runtuh pada tanggal 9 bulan Av. Jauh sebelum itu, ketika 10 pengintai memberikan kesaksian yang buruk akan situasi Tanah Perjanjian (1313 SM), pada tanggal yang sama Tuhan menghukum kesepuluh pengintai beserta rakyat yang sepakat dengan laporan buruk tersebut.
Dalam sejarah modern, yakni terusirnya orang-orang Yahudi dari daratan Eropa (Inggris - 1290, Prancis - 1306, Spanyol - 1492) yang akhirnya membuat daratan benua Amerika ditemukan. Semua pengusiran tersebut mulai terjadi pada tanggal 9 Av pada masing-masing tahun. Begitu juga peristiwa Holocaust yang merenggut 6 juta jiwa bangsa Yahudi, dimulai dari perintah tertulis Hitler kepada Heinrich Himmler pada 2 Agustus 1941 (9 Av 5701). Dan dilanjutkan pembantaian di Warsaw Ghetto pada 23 Juli 1942 (9 Av 5702).
Maka jika kita lihat urutannya Av, Elul dan Tishrei, sungguh bukan sebuah kebetulan. Penghukuman, pertobatan, penghakiman dan sebuah awal yang baru.
5. Bukti lain betapa kontrasnya cara pikir Ibrani dengan cara pikir Yunani (kafir), dan hal ini sering kali terjadi di hampir semua gereja. Sebab karena begitu sakral dan misteriusnya saat Rapture ini, maka bisa dianggap terlalu fatal jika ada orang yang sampai menyebut secara lengkap tahun, bulan bahkan tanggalnya. Sedangkan sejak awal Tuhan sudah memberikan petunjuk bahwa tanggalnya adalah 1 Tishrei. Masalahnya adalah Tuhan tidak pernah sebutkan di 1 Tishrei tahun berapakah Rapture terjadi.
Jadi bagi mereka yang berpikir secara kafir, menyebut tahun yang diduga akan terjadi Rapture bukanlah perkara yang signifikan. Sedangkan bagi mereka yang memahami dengan cara pikir Ibrani, justru menyebut tahun berapa merupakan sebuah spekulasi yang bisa berbahaya.
Dengan penjabaran yang sedemikian rinci ini, saya berharap Gereja Tuhan semakin peduli dan memahami bagaimana menilai (akhir) zaman ini. Tuhan memberkati.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.