"Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkah hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi, pada waktu Aku memecah-mecahkan lima roti untuk lima ribu orang itu, berapa bakul penuh potongan-potongan roti kamu kumpulkan?" - Markus 8:17-19
Bagaimana mungkin memiliki penglihatan namun tidak melihat? Apa yang Yesus maksud dengan tidak melihat? Tidak melihat apa? Bagaimana mungkin memiliki pendengaran namun tidak mendengar? Apa yang Yesus maksud dengan tidak mendengar? Tidak mendengar apa?
Beginilah maksud-Nya itu, ketika Ia berkata bahwa kita mempunyai mata artinya sesuatu yang hendak Ia perlihatkan itu ada terpapar di depan mata kita. Juga sesuatu yang hendak Ia perdengarkan itu ada terkumandang ke dalam telinga kita. Namun karena fokus kita lebih kepada masalah yang timbul daripada kepada solusi yang Tuhan telah sediakan, maka kita tidak pernah bisa melihat dan mendengar apa yang sepatutnya Dia kehendaki untuk kita lihat dan dengar.
Seorang teman saya pernah berkata bahwa seorang penyembah berhala bahkan seorang Kristen yang orang tuanya adalah penyembah berhala mengalami masalah ini, penglihatannya dan pendengarannya diblok oleh Iblis. Dan satu-satunya cara supaya blok yang dibuat Iblis itu dapat teratasi adalah dengan membangun hubungan yang semakin intim dengan Roh Kudus. Namun berapa banyak anak-anak Tuhan yang walaupun mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan mereka, tetapi hati mereka sesungguhnya berfakta lain. Tuhan mereka adalah uang, penghormatan, gengsi yang sering kali tidak disadari. Itu sebabnya banyak yang melihat tapi sesungguhnya buta, banyak yang mendengar namun sesungguhnya tuli.
Waspadalah selalu bahwa penyembahan dan pengabdian kita bahkan masih bisa dinodai dengan ragi orang Farisi dan ragi Herodes. Ragi orang Farisi berbicara tentang mentalitas Taurat yang secara tidak sadar membebani jiwa kita dengan hal-hal yang kelihatannya baik dan benar padahal Tuhan tidak berkenan. Pada akhirnya ragi orang Farisi membuat orang menjadi frustasi dan kecewa terhadap Tuhan karena dibutakan. Ragi Herodes berbicara tentang mentalitas keinginan-kedagingan kita akan banyak perkara materialistis, cinta akan uang, haus akan penghormatan dan kekuasaan, keinginan untuk dipuji, mencari tepuk tangan semu dan sebagainya. Pada akhirnya ragi Herodes membuat seseorang menjadi sombong sekaligus mudah mengasihani diri sendiri. Sedangkan mentalitas Kristus adalah kasih karunia dan damai sejahtera yang melampaui segala akal, tidak mengkhawatirkan apapun juga karena percaya anugerah-Nya cukup memelihara. Sungguh malang dan degil orang-orang yang telah mengecap kebaikan Tuhan, namun tetap tidak percaya.
Tuhan, biar kami melihat sesuai dengan kehendak-Mu kami melihat; mendengar sesuai dengan kehendak-Mu kami mendengar; dan mengerti serta memahami sesuai dengan kehndak-Mu kami mengerti dan memahami. Amin.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.