Baru semalam saya merasakan adanya urgensi dari pihak Tuhan yang jauh lebih serius daripada yang bisa saya duga sebelumnya mengenai sikap para pasukan-Nya yang selama ini ternyata bertindak sendiri menyikapi destiny, tugas dan divine connection yang telah dipercayakan kepada masing-masing pribadi.
"Lalu Lot melayangkan pandangnya dan dilihatnyalah, bahwa seluruh Lembah Yordan banyak airnya, seperti taman TUHAN, seperti tanah Mesir, sampai ke Zoar. -- Hal itu terjadi sebelum TUHAN memusnahkan Sodom dan Gomora. -- Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah." - Kejadian 13:10-11
"Kata Abram kepada Sarai: 'Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kaupandang baik.' Lalu Sarai menindas Hagar, sehingga ia lari meninggalkannya. ... Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: 'Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya.'" - Kejadian 16:6-9
"Menangis pula mereka dengan suara keras, lalu Orpah mencium mertuanya itu minta diri, tetapi Rut tetap berpaut padanya." - Rut 1:14
"Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian di hadapan TUHAN. Dan Daud tinggal di Koresa, tetapi Yonatan pulang ke rumahnya." - 1 Samuel 23:18
"Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN." - Yunus 1:3
Saya mengalami berkali-kali ditinggalkan oleh beberapa divine connection yang dipercayakan Tuhan kepada saya. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada mereka semua yang pernah menjadi divine connection, saya mengakui ada banyak kesalahan sikap dan karakter saya sendiri yang akhirnya juga menyebabkan kepergian mereka. Namun biar bagaimanapun juga seseorang tidak pernah dikehendaki Tuhan untuk hengkang dari setiap divine connection-nya, apapun alasannya. Dan ini baru saya sadari semalam ketika saya teringat sebuah fenomena yang diceritakan oleh salah seorang mantan divine connection saya.
Sebagian fenomena tersebut adalah melintasnya 4 - 5 pesawat terbang bertubi-tubi dalam waktu yang singkat di depan sebuah bintang yang terang di suatu petang di Jakarta. Awalnya kami menyimpulkan pesawat terbang itu sebagai suatu perkara yang lain. Namun ketika semalam Roh Kudus mengingatkan sebuah nama, yakni Hagar, maka saya mengerti apa arti pesawat-pesawat tersebut.
Nama Hagar dalam bahasa Inggris artinya flight atau penerbangan, namun itu juga berarti kabur atau melarikan diri atau hengkang. Kemudian Roh Kudus berkata, "Coba perhatikan Lot, Hagar, Orpah, Yonatan dan Yunus, jadi apa mereka akhirnya? Apakah mereka menjadi besar? Bandingkan dengan RUTH yang awalnya bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa."
Lot merasa sudah kaya dan merasa sudah besar bahkan menganggap setara dengan pamannya, padahal ia hanya melihat dari satu aspek saja, yakni jumlah kekayaan. Karena perasaan dan kebenaran dirinya sendiri, dengan sombong ia memilih daerah yang terbaik sejauh mata memandang dan di titik itulah ia meninggalkan tudungnya dan mulai mengalami keadaan yang terus merosot. Tertawannya Lot sesungguhnya adalah peringatan Tuhan untuk ia kembali kepada Abraham, namun ia tetap memutuskan untuk berpisah. Dan akhir kisah Lot begitu tragis.
Hagar pun sempat meninggalkan nyonyanya, yakni Sarah. Namun ia masih mau menuruti perintah Tuhan untuk kembali kepada nyonyanya walau harus ditindas, sebagai harga yang harus dibayar karena sikapnya yang salah sebelumnya karena menghina nyonyanya itu.
Orpah hanya basa basi di hadapan Naomi, hatinya tidak sungguh setia karena berbeda dengan perkataannya. Orpah akhirnya pergi meninggalkan Naomi. Bahkan di dalam Kitab Talmud, sejarah mencatat bahwa Goliath lahir dari garis Orpah. Bandingkan dengan Ruth yang akhirnya melahirkan Daud dan raja-raja Yehuda bahkan Yesus Kristus. Kepergian Orpah memang kelihatannya seperti suatu hal yang wajar apalagi Naomi mendorongnya, namun di hadapan Tuhan perkara ini tidak sewajar dan sesederhana itu. Di hadapan Tuhan, Orpah ternyata dianggap berkhianat.
Yonatan mengingkari destiny-nya, ia mengabaikan tugas dan takdirnya. Sebab ia tahu benar bahwa ia harus beserta Daud ke manapun Daud berada. Namun ia membiarkan Daud menghadapi sendirian dan ia mencoba membantu Daud dengan caranya sendiri. Yonatan tidak mau keluar dari zona nyamannya, ia memilih tidak di istana daripada di "padang gurun" mendukung Daud.
Yunus menyakitkan hati Tuhan dengan kebenaran dirinya sendiri, ia menganggap penilaiannya akan Niniwe lebih benar daripada penilaian Tuhan. Sepanjang pelayanan Tuhan Yesus di bumi, dari sekian banyak nabi dan hamba Tuhan, Tuhan hanya menyebut satu nama nabi sebagai tanda, yakni Tanda Yunus. Betapa besar destiny nabi Yunus ini. Namun pada akhirnya ia cuma menuliskan tiga pasal saja.
Pada akhirnya saya mengerti bahwa kepergian beberapa divine connection yang ada dari hidup saya tidak pernah dikehendaki Tuhan, bahkan tidak pernah Beliau endorse untuk perpisahan tersebut. Sekalipun mereka semua mengaku bahwa Tuhanlah yang menyuruh mereka berpisah, namun kenyataannya tidak demikian. Semua itu adalah pilihan, dan mereka memilih sendiri kehendak mereka di atas kehendak-Nya.
Tuhan sempat menegaskan, "Adapun orang yang Aku suruh pergi dari rumahnya, yakni hanya Abraham, karena destiny-nya yang khusus dan begitu besar, sebab Aku hendak menjadikannya bapak banyak bangsa, menjadi tudung yang begitu besar, tudung utama sepanjang sejarah. Itupun ia tidak tepati untuk pergi dari ayahnya, kecuali pada saat ayahnya wafat."
Tulisan ini dimuat sebagai lanjutan artikel sebelumnya, Peringatan Tuhan Menjelang Peperangan Nisan 5775, namun sayapun bertanya-tanya akan apa yang akan terjadi pada pasukan Tuhan di hari-hari ke depan nanti. Yang bisa saya sarankan adalah miliki kesetiaan seperti Ruth berapapun harga yang harus kita bayar.
Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.