"Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat." - Matius 24:11-13
Jadi jika berdasarkan perkataan Tuhan Yesus tertulis di atas, maka pertanyaan yang menjadi judul tulisan ini sudah terjawab. Mengapa perkara Pentakosta Ke-3 merupakan skenario palsu? Karena Tuhan Yesus mengatakan atau menubuatkan hal yang sebaliknya, yakni bahwa kasih akan kebanyakan orang akan menjadi dingin.
Namun sebelum orang menyanggah dengan pemahamannya masing-masing, saya akan menjabarkan makna sesungguhnya dari perkataan Tuhan Yesus tersebut berkaitan dengan ide fantasi Pentakosta Ke-3 atau yang juga sering disebut The Great Revival / The Great Awakening ini.
Untuk menyatakan perkara cinta atau kasih, bahasa Yunani memiliki beberapa kosakata menurut maknanya masing-masing. Ada philia atau phileo yang merupakan kasih persaudaraan, ada eros yang merupakan cinta dengan disertai gairah atau nafsu seksual, ada juga patria yang merupakan cinta yang disertai patriotisme atau semangat kebangsaan.
Namun kasih yang menjadi dingin yang dimaksud dari perkataan Tuhan Yesus bukanlah eros, patria maupun philia, melainkan agape, yakni kasih Allah atau kasih akan Allah. Agape adalah kata yang sama yang tertulis di dalam Yohanes 3:16.
Dengan demikian maka yang dimaksud Tuhan Yesus sebagai kebanyakan orang bukanlah semua orang, melainkan orang-orang tebusan, orang-orang Kristen, yang pernah bersentuhan dengan agape-Nya dan telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Mereka bisa saja orang Kristen pada umumnya, jemaat, aktivis, bahkan pendeta sekalipun, termasuk nabi, gembala, rasul, guru dan penginjil. Mereka bisa saja masih memliki eros, patria bahkan philia, namun agape-nya sudah tidak ada atau kalaupun masih ada sudah menjadi dingin.
Jadi secara lahiriah, mereka adalah orang yang sayang dan mengasihi keluarga, termasuk tetap bergairah dengan pasangan pernikahannya, juga memiliki nasionalisme yang tinggi terhadap negerinya masing-masing, rutin beribadah, aktif berkegiatan di organisasi gereja dan semua itu bisa terlihat dalam tindakan sehari-hari, namun kasih Allah dan kasih mereka terhadap Allah sudah padam.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena yang agape-nya menjadi dingin sejatinya lebih mengasihi dirinya sendiri daripada mengasihi Tuhan. Karena hanya agape yang membutuhkan biaya terbesar, yakni seluruh hidup dan seluruh ego kita, termasuk yang paling utama adalah PRIDE! Dari yang seharusnya God-centered malah menjadi self-centered.
Bahayanya adalah situasi agape yang telah menjadi dingin ini bisa dibawa ke manapun termasuk dibawa ke dalam gereja maupun pelayanan. Jadi pelayanan dan ibadah bisa kelihatan atau terasa berjalan dengan sangat baik, namun agape tidak ada. Dan hal ini pernah dikatakan dengan lebih rinci lagi oleh Tuhan Yesus,
"Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
"Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat." - Wahyu 2:2-5
Perhatikan dengan cermat! Bahwa aktivitas mereka yang agape-nya telah menjadi dingin bisa tetap tinggi dan kelihatan sangat baik, bahkan bisa tetap sabar, tidak kenal lelah dan bersedia menderita demi Nama Tuhan Yesus.
Sebagian orang Kristen menyakini bahwa setiap kita memiliki jatah destiny yang harus diselesaikan, walaupun jatah itu sendiri tidak diketahui persisnya berapa dan bagaimana, namun jatah destiny itu diterjemahkan dengan berbagai kegiatan lahiriah.
Itu juga berarti organisasi gereja bisa semakin besar, jumlah jemaat bisa semakin bertambah, kegiatan ibadah dan berbagai program gereja termasuk program penginjilan bisa semakin inovatif sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi, tapi tetap tidak ada agape atau kasih Allah dalam semuanya itu.
Mystery Of Anomia
Selain Tuhan Yesus, Rasul Paulus pun telah menubuatkan hal yang senada melalui suratnya yang ke-2 kepada Jemaat Tesalonika,
"Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.
"Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan. Kalau yang menahannya itu telah disingkirkan, pada waktu itulah si pendurhaka baru akan menyatakan dirinya, tetapi Tuhan Yesus akan membunuhnya dengan nafas mulut-Nya dan akan memusnahkannya, kalau Ia datang kembali.
"Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.
"Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan." - 2 Tesalonika 2:3-4, 7-12
Sama dengan Tuhan Yesus yang menyatakan bahwa agape kebanyakan orang akan menjadi dingin, Rasul Paulus bahkan mengatakan yang lebih ekstrem lagi yakni akan datangnya murtad, dan memang agape yang terus menerus menjadi dingin akan mengarah kepada murtad atau penyangkalan terhadap Karya Keselamatan Tuhan Yesus.
Dan kedua tokoh tersebut juga menyatakan penyebab yang sama akan agape yang menjadi dingin dan mengarah ke keputusan murtad, yakni bertambahnya kedurhakaan (iniquity) atau yang dalam bahasa Yunani disebut anomia.
Perhatikan dengan cermat! Rasul Paulus berkata bahwa kedurhakaan ini bekerja dengan secara rahasia, dalam bahasa Inggris disebut mystery of lawlessness atau mystery of anomia. Artinya kedurhakaan ini tidak disadari keberadaannya, atau tidak mudah dideteksi, karena kedurhakaan itu dibungkus oleh berbagai hal yang kelihatan baik, yakni rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda ajaib, mujizat-mujizat palsu, yakni perkara yang pernah disinggung Tuhan Yesus dalam Matius 7:22-23.
Siapakah yang melakukan rupa-rupa perbuatan ajaib dan mujizat-mujizat palsu tersebut? Mereka adalah mesias-mesias palsu, pendeta-pendeta palsu, nabi-nabi palsu, yang juga mengajarkan ajaran-ajaran palsu melalui guru-guru palsu.
Mengenai kepalsuan yang dimaksud telah saya tuliskan dengan penjelasan yang lebih rinci beberapa bulan lalu dalam tulisan berjudul
Nabi Palsu dan Nubuatan Palsu. Karena kepalsuan yang dimaksud datangnya bukan dari luar kalangan Gereja, melainkan dari dalam kalangan Gereja.
Kesesatan dan kepalsuan itu terjadi pada satu titik di mana seorang Kristen hatinya bergeser dari God-centered menjadi self-centered, di mana ia semakin mengasihi dirinya sendiri dan makin peduli terhadap egonya. Dan egonya itu bisa tertata rapi dalam berbagai perbuatan baiknya, dalam pelayanannya, dalam nama besar organisasi gerejanya, dan semua perkara lahiriah lainnya yang begitu kasat mata.
Padahal mengenai hal inipun, Tuhan Yesus sudah mewanti-wanti,
"Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu.
"Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut." - Lukas 17:20-23
Itu berarti tindak pelayanan, termasuk tindak penginjilan, berbagai kegiatan yang biasa disebut Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) atau dalam bahasa Inggris disebut crusade atau healing movement, semua itu bisa dipakai atau menjadi manifestasi dari kepalsuan dan kedurhakaan yang bekerja secara rahasia.
Bukankah dalam hampir semua acara KKR didemonstrasikan berbagai mujizat kesembuhan, bahkan disertai berbagai janji palsu berupa terobosan keuangan, terobosan perjodohan dan bahkan terobosan pelayanan. Semua itu self-centered adanya, sama sekali tidak God-centered. Jangan lagi kita pergi ke sana, jangan lagi kita ikuti semua perkara palsu itu.
Kesimpulan
Pentakosta Ke-3 atau The Great Revival yang diyakini akan terjadi dengan disertai berbagai perbuatan ajaib itu sejatinya merupakan skenario palsu yang dirancang sedemikian rapi dan penuh muslihat oleh Ular Tua untuk memuluskan jalan bagi tampilnya Sang Antikristus dan Nabi Palsunya. Skenario ini dibangun dalam jangka cukup panjang, lebih dari 100 tahun karena waktu untuk Sang Antikristus dan Nabi Palsunya berkuasa sangatlah singkat.
Namun waktu berkuasa yang singkat itu mampu menjerat begitu banyak anak Tuhan, bahkan orang-orang pilihan, karena persiapannya dilakukan dari sekian generasi sebelumnya. Bukankah mengenai Pentakosta Ke-3 ini telah dinubuatkan oleh para penginjil yang memiliki nama besar bahkan para penginjil kenamaan dari abad ke-19 dan abad ke-20?
"Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga." - Matius 24:23-24
Camkanlah! Bahwa Kerajaan Allah murni batiniah adanya, dan takdir utama bahkan takdir satu-satunya Gereja adalah menjadi serupa dengan Kristus yang dimanifestasikan melalui buah-buah roh yang adalah hasil persekutuan roh kita dengan Roh Kudus dari waktu ke waktu dalam kehidupan kita sehari-hari.
Pelayanan dan penginjilan hanyalah alat atau media untuk Tuhan dan Roh Kudus-Nya menggenapi takdir utama kita untuk menjadi serupa dengan Kristus. Pelayanan dan penginjilan bukanlah tujuan orang Kristen, apalagi bicara tuaian miliaran jiwa, itu jelas hanyalah fantasi belaka yang sarat dengan sikap self-centered. Sebab Tuhan Yesus telah dengan tegas mengatakan,
"Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." - Matius 7:13-14
Blessings!
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.
Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah.