Rasanya tidak kebetulan hampir setiap tahun tema bulanan untuk January & February di JPCC berturut-turut adalah VISION (PURPOSE) & RELATIONSHIP. pada satu sisi VISION (PURPOSE) juga membahas soal cita-cita, impian, menjadi bintang, menjadi berkat, dan seterusnya. sementara sisi lainnya - RELATIONSHIP berbicara mengenai banyak faktor tentang bagaimana kita bisa mengerjakan sebuah relationship dengan banyak pihak termasuk Tuhan.
Bagi Anda yang pernah mendengar kotbah Ps. Alvi di JPCC yang berjudul "By Default Or On Purpose" (Januari 2010) dijelaskan ada 3 steps bagaimana hidup atau menghidupkan purpose yang dikehendaki Tuhan, yaitu:
1. Kita harus mengenal Sang Pemberi purpose.
2. Mengubah default setting yang ada.
3. Grow - bertumbuh hingga mencapai kedewasaan (Christ).
dari pernyataan tersebut di atas, jelaslah bahwa langkah pertama untuk hidup sesuai dengan purpose adalah mengenal Tuhan kita dengan benar sebelum kita menjalankan purpose-Nya. Kita juga mengerti bahwa mengenal itu berbeda dengan sekedar tahu. kita tahu bahwa Tuhan membenci dosa, tapi apa saja dosa itu, kita tidak tahu dengan tepat tanpa mengenal pribadi-Nya. kita tahu juga Tuhan menyukai kekudusan, kerendahan hati dan lain-lainnya, tapi apa kita tahu ukuran-Nya atas semua hal-hal positif itu?
Sejujurnya, Tuhan sangat merindukan kita mengenal betul akan Dia. apa selera-Nya, kesukaan-Nya, kebencian-Nya, gaya-Nya bahkan untuk beberapa orang yang berani membayar harganya, Tuhan tanpa segan menyingkapkan rahasia-Nya.
Lalu apa hubungannya dengan purpose yang telah diberikan-Nya kepada kita? Sekarang coba renungkan, sudah berapa lama kita jadi orang percaya? Sudah berapa lama kita ikut Tuhan? Dari sekian lama itu, sudah berapa banyak permintaan kita kepada Dia? Dan dari semua permintaan kita, berapa banyak yang benar-benar kita terima?
Di Filipi 4:6 Tuhan melalui Rasul Paulus mengatakan, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." dari ayat ini Tuhan menantang kita dan diri-Nya sendiri supaya kita meminta kepada-Nya segala hal.
Maksud yang sama ditegaskan lagi melalui rasul Yohanes di I Yohanes 3:22, "dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." - minta apa saja, demikianlah tantangan-Nya.
Tetapi kenapa sampai saat ini, apa saja yang kita minta lebih banyak yang tidak kita terima daripada yang kita terima? Adakah kita salah meminta? Sejujurnya jika kita cermati ayat terakhir di atas, Tuhan tidak mempermasalahkan dengan apa yang kita minta. tapi yang jadi masalah adalah siapa yang meminta.
Contoh seorang ayah punya 2 orang anak, yang satu berusia 20 tahun, lainnya 7 tahun. Kemudian anak yang berusia 7 tahun datang ke ayahnya minta diberikan uang 5 juta rupiah untuk dijadikan modal sebuah usaha. secara normal, sang ayah tentu tidak akan memenuhi permintaan anaknya yang bungsu karena ayahnya menilai bahwa si bungsu belum pantas menerimanya. Dan jika anaknya yang sulung meminta, kemungkinan besar dikabulkan karena dianggap lebih pantas.
Dari contoh di atas sebenarnya begitulah cara Tuhan memperlakukan setiap kita & permintaan kita. Dari ayat terakhir dikatakan orang yang memperoleh apa saja yang dimintanya adalah menuruti segala perintah dan memperoleh perkenanan Tuhan.
Masalahnya apakah kita mengenal perintah-perintah-Nya? Dan jika kita sudah mengenal perintah-perintah-Nya, apakah kita menuruti-Nya? Dan apakah semuanya itu berkenan di hati-Nya?
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.