Memperoleh perkenan Tuhan tidak ada jalan lain kecuali mengenal Pribadi-Nya. Dan untuk mengenal Pribadi-Nya tidak mungkin bisa tanpa meluangkan waktu dengan-Nya. Pola ini sudah di-"main"-kan Tuhan sejak Hari Penciptaan.
Di hari ke-6, Tuhan menciptakan manusia, memberkati dan menetapkan purpose untuk berkuasa atas dunia. namun setelah semuanya itu, Adam sebagai manusia pertama tidak langsung bekerja sesuai dengan purpose yang ada. Adam harus masuk di hari ke-7, hari perhentian, hari persekutuan dengan Sang Pemberi purpose.
Di Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menegaskan maksudnya ini, ketika bercerita tentang perumpamaan anak yang hilang - Lukas 15:11-32. Setelah anak bungsu sadar akan kesalahannya dan kembali kepada ayahnya dengan maksud untuk menjadi orang upahan ayahnya, untuk bekerja kepada ayahnya. Dan seperti kita ketahui, bahwa ayahnya menerima dia kembali sebagai anak dan mengadakan pesta bagi anak bungsunya tersebut.
Mengapa ayahnya mengadakan pesta bagi anak bungsunya, alih-alih langsung mempersilakan anaknya bekerja dengan sungguh-sungguh untuk membuktikan baktinya sekaligus menebus kesalahannya? Perhatikan baik-baik! Anak ini telah menyadari purpose-nya, dia siap untuk berjalan dalam purpose-nya, namun ayahnya berpendapat bahwa sebelum anaknya on purpose, harus ada pesta dulu, harus ada percakapan dari hati ke hati dulu, supaya anaknya juga mengenal apa yang ada di hati sang ayah, setelah itu barulah bekerja sesuai dengan purpose dan kehendak-Nya.
Salah satu contoh lainnya adalah ketika Raja Ahasyweros mengadakan sebuah pesta besar-besaran menjamu semua penguasa wilayah yang ada di bawah kekuasaannya (127 penguasa wilayah dari India ke Etiopia) - Ester 1.
Selama 180 hari berturut-turut, Raja Persia ini mengadakan pesta. dan semua itu dilakukan bukan untuk foya-foya yang tanpa tujuan. saat itu beliau sebagai paduka akan mengadakan invasi besar berhadapan dengan penguasa Yunani. Raja Ahasyweros mengundang semua bala tentaranya untuk melihat kekuasaannya, terutama kekayaannya untuk meyakinkan semua orang bahwa dia mampu mendanai perang besar tersebut, sebelum perang dimulai. Dia rela membuka "dapur" kekayaan & kekuasaannya untuk semua bala tentaranya yakin bahwa dia mampu untuk mendukung secara total, termasuk istrinya yang dipandang istimewa saat itu - Ratu Wasti.
Tuhan kita adalah Raja di atas segala raja. menjamu kita untuk menguasai dunia - Matius 28:18-20, Markus 16:15-18, Kisah Para Rasul 1:8, Matius 16:18-19, sesuai dengan purpose yang semula - Kejadian 1:26-28.
Di hari ke-6, Tuhan menciptakan manusia, memberkati dan menetapkan purpose untuk berkuasa atas dunia. namun setelah semuanya itu, Adam sebagai manusia pertama tidak langsung bekerja sesuai dengan purpose yang ada. Adam harus masuk di hari ke-7, hari perhentian, hari persekutuan dengan Sang Pemberi purpose.
Di Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menegaskan maksudnya ini, ketika bercerita tentang perumpamaan anak yang hilang - Lukas 15:11-32. Setelah anak bungsu sadar akan kesalahannya dan kembali kepada ayahnya dengan maksud untuk menjadi orang upahan ayahnya, untuk bekerja kepada ayahnya. Dan seperti kita ketahui, bahwa ayahnya menerima dia kembali sebagai anak dan mengadakan pesta bagi anak bungsunya tersebut.
Mengapa ayahnya mengadakan pesta bagi anak bungsunya, alih-alih langsung mempersilakan anaknya bekerja dengan sungguh-sungguh untuk membuktikan baktinya sekaligus menebus kesalahannya? Perhatikan baik-baik! Anak ini telah menyadari purpose-nya, dia siap untuk berjalan dalam purpose-nya, namun ayahnya berpendapat bahwa sebelum anaknya on purpose, harus ada pesta dulu, harus ada percakapan dari hati ke hati dulu, supaya anaknya juga mengenal apa yang ada di hati sang ayah, setelah itu barulah bekerja sesuai dengan purpose dan kehendak-Nya.
Salah satu contoh lainnya adalah ketika Raja Ahasyweros mengadakan sebuah pesta besar-besaran menjamu semua penguasa wilayah yang ada di bawah kekuasaannya (127 penguasa wilayah dari India ke Etiopia) - Ester 1.
Selama 180 hari berturut-turut, Raja Persia ini mengadakan pesta. dan semua itu dilakukan bukan untuk foya-foya yang tanpa tujuan. saat itu beliau sebagai paduka akan mengadakan invasi besar berhadapan dengan penguasa Yunani. Raja Ahasyweros mengundang semua bala tentaranya untuk melihat kekuasaannya, terutama kekayaannya untuk meyakinkan semua orang bahwa dia mampu mendanai perang besar tersebut, sebelum perang dimulai. Dia rela membuka "dapur" kekayaan & kekuasaannya untuk semua bala tentaranya yakin bahwa dia mampu untuk mendukung secara total, termasuk istrinya yang dipandang istimewa saat itu - Ratu Wasti.
Tuhan kita adalah Raja di atas segala raja. menjamu kita untuk menguasai dunia - Matius 28:18-20, Markus 16:15-18, Kisah Para Rasul 1:8, Matius 16:18-19, sesuai dengan purpose yang semula - Kejadian 1:26-28.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.