"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi
kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu
merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang
diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang
memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada
kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti
sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan
takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat
itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu
menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah." Ibrani 12:1-4
Saudara-saudari terkasih dalam Kristus
Beberapa hari lalu Tuhan mengajarkan kepada saya jalan untuk menyempurnakan panggilan kita masing-masing supaya kita layak untuk dapat bukan sekedar masuk namun juga MENIKMATI Masa Daud dan Salomo yang ada di Level Raja-Raja. Saya sudah mendiskusikan pewahyuan ini dengan beberapa saudari yang telah memahami panggilannya masing-masing dan ternyata apa yang Tuhan wahyukan benar-benar sebuah kebenaran yang menyelamatkan.
Pada umumnya masing-masing di dalam diri kita ada keenam sisi panggilan tersebut: Pilar, Imam, Mempelai, Tentara, Raja & Pekerja. Namun setiap orang memiliki kadar yang berbeda di masing-masing sisi panggilan tersebut. Sebagai contoh, saya memiliki sisi panggilan yang paling kuat sebagai Raja, diikuti sisi Pilar, sisi Imam, sisi Tentara, sisi Pekerja dan yang paling lemah adalah sisi Mempelai. Kelemahan sisi Mempelai saya dibuktikan dengan sulitnya saya berjalan dalam kekudusan. Hidup kudus dalam berbagai tantangannya terutama dari keinginan mata amat sulit dan sangat butuh perjuangan ekstra bagi saya. Dan Tuhan telah memberi petunjuk-Nya, "Kamu mulai memperkuat sisi Mempelaimu supaya kamu layak untuk masuk pada level yang telah Kutunggu dan menerima jatah sesuai dengan kehendak-Ku."
Sesaat saya merasa petunjuk-Nya amat sulit bagi saya. Dan saya bersyukur Tuhan mengerti sehingga Beliau memberi petunjuk ke-2, "Kalau kamu merasa terlalu berat untuk memulai dari sisi Mempelai, kamu dapat memulai dari sisi Pekerja. Nanti setelah cukup, kamu kembali fokus ke sisi Mempelai untuk memperkuat keenam sisi tersebut." Jadi begini, kalau saya hendak memulai dengan sisi Mempelai saya itu akan cepat sampai kepada standard tertentu yang Tuhan tetapkan untuk bisa masuk dan menikmati Masa Salomo Level Raja-Raja tersebut, namun amat berat bagi saya. Alternatifnya, saya bisa memulai dari sisi Pekerja dengan jalan melakukan tanggung jawab sisi Pekerja dengan sepenuh hati, kerelaan, sukacita dan ucapan syukur tanpa kehilangan damai sejahtera. Sementara sisi Pekerja saya perkuat, sisi Mempelai akan ikut naik walau tidak setinggi ketika memulai dari sisi Mempelai. Jadi, memulai dari sisi Pekerja akan lebih ringan bagi saya daripada memulai dari sisi Mempelai, walau resiko untuk mencapai standard tersebut menjadi lebih lama, tapi ini merupakan jalan yang baik.
Hikmat memberikan alternatif lain yang lebih baik, yaitu memulai sekaligus sisi Mempelai dan sisi Pekerja dengan mempercayai bahwa anugerah-Nya pasti cukup untuk itu, maka saya akan jauh lebih cepat dan menjadi tak terhentikan untuk sampai kepada standard yang Dia mau.
Saya bagikan pewahyuan ini ke beberapa saudari yang di antaranya yang memiliki panggilan Raja namun paling lemah sisi Pekerjanya, yang ke-2 memiliki panggilan Tentara namun paling lemah sisi Rajanya dan yang ke-3 memiliki panggilan Raja namun paling lemah sisi Mempelainya. Berikut cerita ketiganya:
1. Saudari yang memiliki panggilan Raja dan memiliki sisi terlemah Pekerja berpendapat, "Pantas sejak dulu Tuhan sering berkata kepadaku: "Ayo kerja, jangan malas" ternyata Tuhan sedang mengejar aku untuk naik level lagi."
2. Saudari yang memiliki panggilan Tentara dan memiliki sisi terlemah Raja berpendapat, "Pantas sejak dulu Tuhan sering menyuruh aku baca Firman-Nya lebih banyak lagi dan belajar menyelidiki Firman-Nya. Dan aku memang malas untuk melakukan itu."
3. Saudari yang memiliki panggilan Raja dan memiliki sisi terlemah Mempelai berpendapat sambil tertawa, "Selama ini aku disuruh Tuhan doa pagi tapi aku paling susah bangun pagi, dan Tuhan sudah memberi peringatan bahwa aku takkan ketemu Dia kalau masih berdoa siang bukan berdoa pagi."
Dari ketiga bahkan empat kasus di atas, ternyata yang dikejar Tuhan untuk masing-masing kita adalah sisi terlemah kita, sisi yang paling malas untuk kita kerjakan dan tekuni. Sisi yang paling sering kita hindari untuk kita taati. Tuhan juga memberikan pengertian dan alasan atas hal ini, "Level Raja-Raja amat menakjubkan sekaligus mematikan! Kalau sisi terlemah masing-masing anak-anak-Ku tidak diperkuat sampai standard tertentu, maka hasilnya adalah kebinasaan! Aku tidak mau mereka yang telah setia, namun jerih lelahnya sia-sia, sementara masih terlalu banyak yang hendak Aku tunjukkan dan tugaskan kepada anak-anak-Ku! Pada Masa Keemasan Daud dan Salomo ini, tidak ada waktu bagi anak-anak-Ku untuk jatuh seperti hamba-Ku Daud jatuh dengan Batsyeba, juga tidak ada ruang bagi mereka gagal seperti Salomo!"
Saya berharap pewahyuan ini memberkati kita semua dan dalam anugerah-Nya kita sampai kepada standard yang Dia kehendaki bahkan sampai memiliki 6 sisi panggilan dengan sempurna sekaligus masuk menikmati Masa Keemasan dan Kejayaan Daud & Salomo, TANPA kehilangan keselamatan kita.
Beberapa hari lalu Tuhan mengajarkan kepada saya jalan untuk menyempurnakan panggilan kita masing-masing supaya kita layak untuk dapat bukan sekedar masuk namun juga MENIKMATI Masa Daud dan Salomo yang ada di Level Raja-Raja. Saya sudah mendiskusikan pewahyuan ini dengan beberapa saudari yang telah memahami panggilannya masing-masing dan ternyata apa yang Tuhan wahyukan benar-benar sebuah kebenaran yang menyelamatkan.
Pada umumnya masing-masing di dalam diri kita ada keenam sisi panggilan tersebut: Pilar, Imam, Mempelai, Tentara, Raja & Pekerja. Namun setiap orang memiliki kadar yang berbeda di masing-masing sisi panggilan tersebut. Sebagai contoh, saya memiliki sisi panggilan yang paling kuat sebagai Raja, diikuti sisi Pilar, sisi Imam, sisi Tentara, sisi Pekerja dan yang paling lemah adalah sisi Mempelai. Kelemahan sisi Mempelai saya dibuktikan dengan sulitnya saya berjalan dalam kekudusan. Hidup kudus dalam berbagai tantangannya terutama dari keinginan mata amat sulit dan sangat butuh perjuangan ekstra bagi saya. Dan Tuhan telah memberi petunjuk-Nya, "Kamu mulai memperkuat sisi Mempelaimu supaya kamu layak untuk masuk pada level yang telah Kutunggu dan menerima jatah sesuai dengan kehendak-Ku."
Sesaat saya merasa petunjuk-Nya amat sulit bagi saya. Dan saya bersyukur Tuhan mengerti sehingga Beliau memberi petunjuk ke-2, "Kalau kamu merasa terlalu berat untuk memulai dari sisi Mempelai, kamu dapat memulai dari sisi Pekerja. Nanti setelah cukup, kamu kembali fokus ke sisi Mempelai untuk memperkuat keenam sisi tersebut." Jadi begini, kalau saya hendak memulai dengan sisi Mempelai saya itu akan cepat sampai kepada standard tertentu yang Tuhan tetapkan untuk bisa masuk dan menikmati Masa Salomo Level Raja-Raja tersebut, namun amat berat bagi saya. Alternatifnya, saya bisa memulai dari sisi Pekerja dengan jalan melakukan tanggung jawab sisi Pekerja dengan sepenuh hati, kerelaan, sukacita dan ucapan syukur tanpa kehilangan damai sejahtera. Sementara sisi Pekerja saya perkuat, sisi Mempelai akan ikut naik walau tidak setinggi ketika memulai dari sisi Mempelai. Jadi, memulai dari sisi Pekerja akan lebih ringan bagi saya daripada memulai dari sisi Mempelai, walau resiko untuk mencapai standard tersebut menjadi lebih lama, tapi ini merupakan jalan yang baik.
Hikmat memberikan alternatif lain yang lebih baik, yaitu memulai sekaligus sisi Mempelai dan sisi Pekerja dengan mempercayai bahwa anugerah-Nya pasti cukup untuk itu, maka saya akan jauh lebih cepat dan menjadi tak terhentikan untuk sampai kepada standard yang Dia mau.
Saya bagikan pewahyuan ini ke beberapa saudari yang di antaranya yang memiliki panggilan Raja namun paling lemah sisi Pekerjanya, yang ke-2 memiliki panggilan Tentara namun paling lemah sisi Rajanya dan yang ke-3 memiliki panggilan Raja namun paling lemah sisi Mempelainya. Berikut cerita ketiganya:
1. Saudari yang memiliki panggilan Raja dan memiliki sisi terlemah Pekerja berpendapat, "Pantas sejak dulu Tuhan sering berkata kepadaku: "Ayo kerja, jangan malas" ternyata Tuhan sedang mengejar aku untuk naik level lagi."
2. Saudari yang memiliki panggilan Tentara dan memiliki sisi terlemah Raja berpendapat, "Pantas sejak dulu Tuhan sering menyuruh aku baca Firman-Nya lebih banyak lagi dan belajar menyelidiki Firman-Nya. Dan aku memang malas untuk melakukan itu."
3. Saudari yang memiliki panggilan Raja dan memiliki sisi terlemah Mempelai berpendapat sambil tertawa, "Selama ini aku disuruh Tuhan doa pagi tapi aku paling susah bangun pagi, dan Tuhan sudah memberi peringatan bahwa aku takkan ketemu Dia kalau masih berdoa siang bukan berdoa pagi."
Dari ketiga bahkan empat kasus di atas, ternyata yang dikejar Tuhan untuk masing-masing kita adalah sisi terlemah kita, sisi yang paling malas untuk kita kerjakan dan tekuni. Sisi yang paling sering kita hindari untuk kita taati. Tuhan juga memberikan pengertian dan alasan atas hal ini, "Level Raja-Raja amat menakjubkan sekaligus mematikan! Kalau sisi terlemah masing-masing anak-anak-Ku tidak diperkuat sampai standard tertentu, maka hasilnya adalah kebinasaan! Aku tidak mau mereka yang telah setia, namun jerih lelahnya sia-sia, sementara masih terlalu banyak yang hendak Aku tunjukkan dan tugaskan kepada anak-anak-Ku! Pada Masa Keemasan Daud dan Salomo ini, tidak ada waktu bagi anak-anak-Ku untuk jatuh seperti hamba-Ku Daud jatuh dengan Batsyeba, juga tidak ada ruang bagi mereka gagal seperti Salomo!"
Saya berharap pewahyuan ini memberkati kita semua dan dalam anugerah-Nya kita sampai kepada standard yang Dia kehendaki bahkan sampai memiliki 6 sisi panggilan dengan sempurna sekaligus masuk menikmati Masa Keemasan dan Kejayaan Daud & Salomo, TANPA kehilangan keselamatan kita.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.