Adalah seorang raja di sebuah negeri yang jaya. Raja tersebut baru saja naik tahta setahun yang lalu. Ia ingin mengetahui dan meneliti lebih jauh mengenai kehidupan negerinya tanpa terganggu oleh protokoler istana, sehingga diputuskanlah untuk menyamar menjadi seorang pengemis supaya mampu melaksanakan itikadnya dengan maksimal. Dan seketika itu juga raja keluar dari istananya dengan penyamaran dan kostum pengemisnya.
Segera ia menemukan komunitas para pengemis di sebuah sudut kota. Sambil melakukan tugas penyamaran dan penelitiannya, sang raja juga bergaul karib dengan seorang rekan sesama pengemis, seorang bapak tua yang telah menjadi pengemis hampir seumur hidupnya. Untuk sekian bulan lamanya, sang raja merampungkan semua tugasnya dengan hasil yang tak terduga. Ia kembali masuk ke istananya dan segera naik ke tahtanya lagi. Di hatinya terdapat banyak keputusan untuk banyak pejabat yang telah diselidikinya selama masa penyamarannya tersebut. Para pejabat yang dinilai korup dan jahat segera dijatuhi hukuman dengan bukti yang tak dapat disangkal. Sementara para pejabat yang dinilai setia dan jujur dianugerahi berbagai hadiah dan promosi yang sepadan.
Selesai membenahi segala sesuatunya, sang raja teringat dengan sahabat karibnya yang tinggal di lorong kumuh tempat pengemis tua itu tinggal. Segera diperintahkan kepada bawahannya untuk mempersiapkan segala sesuatunya dan dalam segala kemuliaannya is hendak menemui sahabat tuanya itu.
Sesampainya di lorong kumuh yang dimaksud, sang raja segera menemui pengemis tua itu. Sahabatnya tentu takkan mengenali raja tersebut karena penampilan yang dikenalnya dulu tentu jauh berbeda dengan kemuliaan yang ditampilkan sang raja di depan matanya saat itu. Dengan rendah hati sang raja memberitahukan jati dirinya dan pengemis tua itu begitu terkejut serta memohon ampun atas kelalaiannya. Tentu sang raja sangat memakluminya.
Kini pengemis tua itu sudah mengetahui siapa sesungguhnya sahabatnya itu. Raja bertanya kepadanya, "Mintalah apa saja yang kamu mau, sahabatku. Aku dalam segala kemuliaanku akan memenuhi apapun yang kamu inginkan." Pengemis tua itu tertegun dan merenung cukup lama untuk membalas kesempatan emas dari sahabatnya itu. Dan setelah menghela nafas sejenak, bapak tua ini menjawab, "Hanya satu permintaanku, dan mohon jangan kau tolak, ya rajaku. Aku meminta supaya persahabatan kita tetap ada untuk selama-lamanya."
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.