"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Ketika gandum itu tumbuh dan mulai berbulir, nampak jugalah lalang itu. ... Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu. Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." - Matius 13:24-30
Selain berarti god of ecstasy, Odin juga berarti christianity, yakni perilaku yang menyerupai Kristus atau perilaku yang menyerupai kekristenan. Fakta berikut ini patut untuk disimak, hampir seluruh orang di dunia mengetahui tokoh fiksi Sinterklas (Santa Claus) dan ternyata ketokohan ini didasari dari gambaran tokoh Odin yang berperawakan tua dengan janggut putih panjang dan penampilannya yang "kebapakan". Bahkan 9 ekor rusa Sinterklas diinspirasi dari kuda tunggangngan Odin yang berkaki 8 dan kudanya itu sendiri, yakni Sleipnir. Tentu Santa Claus digambarkan dengan kedua mata yang normal, berbeda dengan Odin karena matanya hanya sebelah yang normal. Sedangkan perayaan Natal sendiri berakar dari kebudayaan Paganisme yang berasal dari Eropa Utara. Jadi persis seperti firman di atas, bahwa antara gandum dan lalang akan selalu kelihatan bersama hingga masa penuaian (rapture). Dan Tuhan memang membiarkan hal itu terjadi sampai pada kesudahannya. Bukankah perayaan Natal setiap 25 Desember seluruh dunia merayakan dua tuan? Namun betapa sesatnya penyesatan itu selama ini!
Selain berarti god of ecstasy, Odin juga berarti christianity, yakni perilaku yang menyerupai Kristus atau perilaku yang menyerupai kekristenan. Fakta berikut ini patut untuk disimak, hampir seluruh orang di dunia mengetahui tokoh fiksi Sinterklas (Santa Claus) dan ternyata ketokohan ini didasari dari gambaran tokoh Odin yang berperawakan tua dengan janggut putih panjang dan penampilannya yang "kebapakan". Bahkan 9 ekor rusa Sinterklas diinspirasi dari kuda tunggangngan Odin yang berkaki 8 dan kudanya itu sendiri, yakni Sleipnir. Tentu Santa Claus digambarkan dengan kedua mata yang normal, berbeda dengan Odin karena matanya hanya sebelah yang normal. Sedangkan perayaan Natal sendiri berakar dari kebudayaan Paganisme yang berasal dari Eropa Utara. Jadi persis seperti firman di atas, bahwa antara gandum dan lalang akan selalu kelihatan bersama hingga masa penuaian (rapture). Dan Tuhan memang membiarkan hal itu terjadi sampai pada kesudahannya. Bukankah perayaan Natal setiap 25 Desember seluruh dunia merayakan dua tuan? Namun betapa sesatnya penyesatan itu selama ini!
Yang memahami sepenuhnya akan selalu merayakan kelahiran Yesus yang sejati, bahkan jika Tuhan kehendaki, manfaatkanlah momen Natal untuk menjangkau jiwa-jiwa dengan cara yang dituntun oleh Roh Kudus. Sedangkan yang tidak memahami atau bahkan tidak peduli, tanpa disadari telah diarahkan Iblis untuk merayakan kemeriahan Natal menurut pemikiran masing-masing sesuai dengan nilai-nilai Paganisme yang ada. Perayaan Natal di luar kasih Kristus memiliki begitu banyak warna dari begitu banyak aspek dan budaya, termasuk perayaan di dalam gereja-gereja di seluruh dunia. Namun intinya adalah supaya yang merayakan tidak mengenal Kristus yang sesungguhnya, melainkan Antikristus pada akhirnya.
Gandum dan lalang bedanya sangat tipis. Domba dan kambing bedanya juga sangat tipis. Begitu juga Kristus dengan Odin Lucifer bedanya sangat tipis. Kekuatan dalam kasih karunia Kristus adalah Pohon Kehidupan, sedangkan kekuatan Iblis adalah Pohon Pengetahuan Yang Baik & Yang Jahat. Namun semuanya kita tahu ujung dari masing-masing perkara ini. Gandum, domba, & Pohon Kehidupan adalah gambaran Kristus, selebihnya adalah gambaran Lucifer. Gandum dan domba masuk dalam kekekalan Sorga, sedangkan lalang dan kambing masuk ke Neraka. Masalahnya adalah manusia sering kali tidak mampu membedakan antara yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Memang mudah untuk membedakan yang baik dari yang jahat, namun untuk membedakan yang baik dari yang berkenan, itu perlu anugerah Tuhan.
Perhatikan juga berbagai ajaran agama di dunia, mereka juga memiliki nilai dan cara untuk sangkal diri dengan berpuasa, bersaat teduh (meditasi), berdoa, merapal kitab suci, intinya mereka mampu membedakan mana yang baik dan yang jahat. Namun mereka tidak memiliki hubungan dengan Kristus karena mereka cenderung mengandalkan kekuatan mereka sendiri. Bahkan agama Kristen sekalipun juga demikian, karena umat-Nya hanya mengerti hukum tapi tidak mengenal hati-Nya. Dan jalan terutama untuk mengenali hati-Nya ialah melalui Roh Kudus. Itu sebabnya memasuki Ayin Gimel 5773 dan Masehi 2013 ini, kita semuanya harus semakin mengandalkan Roh Kudus dan jangan mengandalkan pengertian kita sendiri. Diri kita ini kecenderungannya adalah kedagingan daripada roh. Karena sejak awal jiwa kita telah korup akibat kutuk dari buah Pohon Pengetahuan tersebut. Jadi pengertian kita pun sangat menjebak dan menjerumuskan tanpa bisa kita sadari.
"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna." - Roma 12:1-2
Firman ini sesungguhnya sebuah peringatan keras karena ada ancaman dari dunia ini. Dunia yang bukan saja dengan sistem kejahatannya, namun juga dengan segala sistem kebenarannya. Tanpa Roh Kudus, manusia hanya tahu yang baik dan yang jahat, dan sampai kapanpun tidak akan pernah menyadari adanya Perkenanan Tuhan (God's Favor). Padahal untuk mencapai Keutuhan dan memasuki Tanah Perjanjian hanya perkenanan-Nya yang memampukan kita semua. Dan jalan satu-satunya untuk semuanya itu adalah dengan mempersembahkan seluruh hidup kita, menyangkal diri di dalam Kristus sampai rupa Kristus nyata dalam diri kita.
(bersambung)