Labels

Saturday, May 10, 2014

Menolak Menjadi Beku

"Datanglah firman TUHAN kepada Yunus bin Amitai, demikian: 'Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatannya telah sampai kepada-Ku.' Tetapi Yunus bersiap untuk melarikan diri ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN; ia pergi ke Yafo dan mendapat di sana sebuah kapal, yang akan berangkat ke Tarsis. Ia membayar biaya perjalanannya, lalu naik kapal itu untuk berlayar bersama-sama dengan mereka ke Tarsis, jauh dari hadapan TUHAN." - Yunus 1:1-3

"Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya. Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: 'Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya. Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati dari pada hidup.'" - Yunus 3:10 - 4:3

Yunus diutus Tuhan ke Niniwe dan segera ia pergi menghindari tugas pengutusan itu. Tuhan memaksa Yunus untuk tetap melakukan tugasnya dengan cara yang demikian ajaib. Ketika akhirnya Yunus menyerah, ia menjalani tugas tersebut dengan hati terpaksa. Yunus mengenali sifat-sifat Tuannya, namun ia gagal membaca isi hati Tuannya itu. Jadi ketika Tuannya membatalkan rencana malapetaka atas Niniwe, ia menjadi marah kepada Tuannya bahkan lebih lagi, ia berharap mati daripada melihat sebuah bangsa diluputkan dari bahaya. Padahal sebelumnya ia berharap dihindarkan dari dunia orang mati.

Jika Tuhan menugaskan Anda kepada suatu (suku) bangsa atau sekedar kepada sekelompok orang supaya kepada mereka diberikan peringatan dan dikehendaki untuk bertobat serta berbalik kepada Tuhan, bagaimanakah Anda menyikapinya? Akankah hal itu merupakan tanggung jawab dan kehormatan yang datang kepada Anda? Atau Anda akan menganggap hal itu sebagai beban yang merepotkan, yang sebaiknya tidak perlu menghampiri Anda?

Sedangkan Anda telah menikmati belas kasihan dan kasih karunia Tuhan yang sedemikian rupa, bukankah sudah selayaknya kita berjuang supaya sebanyak mungkin orang bisa kita ajak dan berbagi anugerah yang sama sehingga bumi penuh kemuliaan-Nya? Baik itu dengan menginjil, bersaksi, bersyafaat dan segala macam tindakan kebaikan lainnya yang bisa kita lakukan demi terjadinya sebuah lawatan pertobatan bagi mereka yang dikasihi-Nya.

Atau kita akan bersikap seperti Yunus, yang dengan sengaja berpaling dari perintah Tuhan sehingga Tuhan harus memaksanya sedemikian rupa supaya Niniwe bisa memperoleh peringatan serta kesempatan untuk bertobat dan luput dari malapetaka yang sudah direncanakan Tuhan sendiri? Anda yang rutin tiap minggu ke gereja bahkan lebih dari sekali dalam seminggu, bagaimana Anda menyikapi keadaan orang-orang di sekitar Anda, atau bahkan keselamatan kota dan bangsa Anda sendiri? Tidakkah Anda rindu untuk mereka ikut diselamatkan dan masuk ke dalam Bahtera-Nya?

Anda mencari nafkah bagi keluarga Anda dan kota tempat Anda tinggal telah memberikan begitu banyak peluang dan keuntungan yang telah Anda nikmati sekeluarga. Dan ketika sebuah insiden terjadi atau sebuah ancaman secara nyata akan menimpa, apakah Anda akan tinggal diam atau bahkan melarikan diri? Atau Anda dengan rela dan berani berdiri di hadapan Tuhan dan kota Anda untuk supaya ada belas kasihan Tuhan berkenan meluputkan kota Anda dari ancaman yang lebih besar terjadi?

Sadarkah Anda bahwa masa-masa ini adalah masa-masa yang kritis baik bagi Indonesia maupun bangsa-bangsa lain di dunia? Perang dan rumor tentang perang, krisis dan rumor tentang krisis dan bencana dan rumor tentang bencana semakin banyak dan semakin nyata hingga kita tak bisa lagi menghindari semua kabarnya, adakah ini sekedar kebetulan? Atau memang hari-Nya sudah semakin dekat? 

"Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya. Berbahagialah (diberkatilah) ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat." - Wahyu 1:1-3

Dulu sebagian besar Gereja enggan untuk membahas Kitab Wahyu karena isinya yang terasa begitu abstrak dan multitafsir. Namun kini kita hidup pada sebuah masa yang ekstrim dan semakin ekstrim, Kitab Wahyu akan semakin dibaca, dibahas dan direnungkan. Namun tetap saja ada kaum pencemooh dari dalam Gereja yang berpikir dan bersikap begitu dangkal ketika berkenaan dengan Kitab Wahyu ini. Padahal secara jelas ada tertulis bahwa diberkatilah mereka yang membacakan, mendengarkan bahkan menuruti apa yang tertulis di dalam kitab tersebut. Tentu tujuannya adalah untuk menjadi bagian dari puncak penggenapan sedang terjadi.

Adakah Anda akan terus membeku dan tetap bersikap tidak peduli ketika segala sesuatunya sudah semakin jelas dan semakin genap? Kisah Yunus berakhir dengan ketidakjelasan, padahal jatahnya begitu besar. Yesus sebagai Anak Manusia hanya mengasosiasikan diri-Nya dengan tanda Yunus, namun kitabnya tidak lebih dari lima lembar. Kebekuan dan kebenaran dirinya sendiri akhirnya memotong takdirnya di tengah jalan, kiranya hal itu tidak terjadi kepada Pasukan-Nya di Akhir Zaman.

Luputkanlah aku, ya TUHAN, dengan tangan-Mu, dari orang-orang dunia ini yang bagiannya adalah dalam hidup ini; biarlah perut mereka dikenyangkan dengan apa yang Engkau simpan, sehingga anak-anak mereka menjadi puas, dan sisanya mereka tinggalkan untuk bayi-bayi mereka. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.