"Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu."
Ayat ini semakin dibaca semakin terdengar anehnya, walau di saat yang sama semakin terasa damai sejahteranya. Saat kita berbeban berat, masalah begitu bertubi-tubi, ayat ini benar-benar seperti oase di tengah padang gurun yang luas.
Perhatikan cara Tuhan meyakinkan kita, dikatakan bahwa akan datang situasi dimana terlihat begitu berat sampai digambarkan ada seribu orang yang terkena musibah di sekitar kita dan itu sudah membuat kita agak panik. Dan biasanya, secara otomatis kita berdoa, meminta perlindungan Tuhan dari petaka yang sedang terjadi. Setelah kita berdoa, selanjutnya situasinya bukan bertambah baik, malah makin parah, digambarkan bahwa korban yang berjatuhan dari seribu menjadi sepuluh ribu, bahkan disebutkan "di sebelah kanan". Kata "di sebelah kanan" menggambarkan sesuatu yang menjadi kekuatan utama kita, atau sesuatu yang paling kita andalkan. Kita tahu di Alkitab bahwa sisi sebelah kanan lebih utama daripada sisi sebelah kiri.
Jadi melalui ayat ini Tuhan ingin berkata seperti ini: "Sekali pun situasi yang kamu hadapi berat, dan menjadi lebih berat lagi sampai tidak ada satu pun yang bisa kamu andalkan, kecuali Aku, maka semuanya itu tidak akan menimpa kamu." Bukankah ini luar biasa? Sekarang pertanyaannya, apa yang masih kita andalkan selain Tuhan ketika kita menghadapi berbagai masalah? Uang? Kekayaan? Teman? Pengetahuan? Reputasi?
Sikap hati seorang percaya sejati adalah memanfaatkan uang, memanfaatkan kekayaan, memanfaatkan segala macam sumber daya yang ada, namun tetap mengandalkan Tuhan. Namun sebagai orang percaya berapa kali kita mengandalkan uang sambil memanfaatkan Tuhan untuk memperoleh uang tersebut? Masihkah kita memiliki mentalitas mengandalkan kekayaan, reputasi dan pengetahuan dengan jalan memanfaatkan Tuhan dan berkat-berkat-Nya?
Besarnya mujizat yang dapat kita terima, tergantung ke mana iman kita disandarkan. Tuhan memberkati.
Perhatikan cara Tuhan meyakinkan kita, dikatakan bahwa akan datang situasi dimana terlihat begitu berat sampai digambarkan ada seribu orang yang terkena musibah di sekitar kita dan itu sudah membuat kita agak panik. Dan biasanya, secara otomatis kita berdoa, meminta perlindungan Tuhan dari petaka yang sedang terjadi. Setelah kita berdoa, selanjutnya situasinya bukan bertambah baik, malah makin parah, digambarkan bahwa korban yang berjatuhan dari seribu menjadi sepuluh ribu, bahkan disebutkan "di sebelah kanan". Kata "di sebelah kanan" menggambarkan sesuatu yang menjadi kekuatan utama kita, atau sesuatu yang paling kita andalkan. Kita tahu di Alkitab bahwa sisi sebelah kanan lebih utama daripada sisi sebelah kiri.
Jadi melalui ayat ini Tuhan ingin berkata seperti ini: "Sekali pun situasi yang kamu hadapi berat, dan menjadi lebih berat lagi sampai tidak ada satu pun yang bisa kamu andalkan, kecuali Aku, maka semuanya itu tidak akan menimpa kamu." Bukankah ini luar biasa? Sekarang pertanyaannya, apa yang masih kita andalkan selain Tuhan ketika kita menghadapi berbagai masalah? Uang? Kekayaan? Teman? Pengetahuan? Reputasi?
Sikap hati seorang percaya sejati adalah memanfaatkan uang, memanfaatkan kekayaan, memanfaatkan segala macam sumber daya yang ada, namun tetap mengandalkan Tuhan. Namun sebagai orang percaya berapa kali kita mengandalkan uang sambil memanfaatkan Tuhan untuk memperoleh uang tersebut? Masihkah kita memiliki mentalitas mengandalkan kekayaan, reputasi dan pengetahuan dengan jalan memanfaatkan Tuhan dan berkat-berkat-Nya?
Besarnya mujizat yang dapat kita terima, tergantung ke mana iman kita disandarkan. Tuhan memberkati.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.