Bahan Renungan: 2 Tawarikh 1:1-7; Wahyu 3:7-13
Saudara-saudari dalam Kristus, telah dinubuatkan, digenapi dan hampir akan kita nikmati dalam tempo yang sesingkat-singkatnya atas datangnya masa keemasan Salomo yang akan digenapi oleh para Yusuf Akhir Zaman-Nya. Namun kelimpahan yang Tuhan rencanakan perlu dihadapi dengan sikap hati yang benar.
Salomo mulai masuk dalam masa keemasannya setelah mempersembahkan kurban BUKAN di hadapan Tabut Allah yang adalah lambang kehadiran Tuhan yang saat itu berada di Yerusalem, MELAINKAN di depan Kemah Suci Tuhan tempat terdapatnya mezbah tembaga buatan Bezaleel bin Uri bin Hur. Sesungguhnya hal ini tidak lazim, peristiwa ini seperti ingin mengatakan bahwa mezbah tembaga lebih berkenan daripada Tabut Allah. Namun sesungguhnya bukanlah demikian. Kita harus mengerti bahwa Tuhan sebagai Raja memiliki protokoler tersendiri untuk setiap perkara yang hendak digelar-Nya.
Pertanyaannya adalah mengapa dalam perkara memasuki masa keemasan Tuhan ingin memulai dengan mezbah tembaga tersebut? Seperti kita semua sudah ketahui bahwa arti nama Bezaleel adalah di bawah bayang-bayang Tuhan, orang yang hanya ada di mana Tuhan ada, namun tidak pernah tampak karena yang nyata hanyalah Tuhan dan dia adalah bayangan-Nya. Namun sebelum tampilnya Bezaleel, kita harus mencermati dua orang pendahulunya yaitu Hur (kakeknya) dan Uri (ayahnya).
Hur dalam catatan Alkitab diceritakan sebagai satu di antara dua orang yang menopang tangan Musa saat Yosua berperang melawan bangsa Amalek. Penopang atau pilar atau sokoguru dalam tujuh jemaat di kitab Wahyu termasuk jemaat Filadelfia. Seperti apakah jemaat Filadelfia itu?
Jemaat Filadelfia adalah satu-satunya jemaat yang berkenan di hati Tuhan, mereka adalah jemaat yang mentaati firman (ketekunan / kesabaran) - Nya secara total. Total artinya firman-Nya bukan saja didengar, namun ditaati sampai TUNTAS, tidak setengah-setengah, namun sampai Tuhan berkata, "Aku puas, Aku berkenan." Jemaat ini rela menaati firman-Nya berapa pun harga dan risiko yang harus ditanggungnya.
Sementara arti nama Uri adalah gairah (passion). Terhadap Tuhan dan apapun yang dikehendaki-Nya, orang tersebut selalu bergairah. Api cinta yang ada di dalamnya tidak pernah padam bahkan TAK TERPADAMKAN. Adakah kita sedemikian bergairah terhadap Tuhan kita?
Dengan demikian Tuhan hendak berkata kepada kita bahwa kelimpahan & masa keemasan Salomo hanya bisa dinikmati dengan benar oleh orang yang TOTAL menaati firman-Nya, bergairah terhadap Tuhannya, namun tetap tahu diri dengan memilih keberadaannya sebagai bayang-bayang Tuhannya.
Sesungguhnya menjadi budak sejati-Nya lebih berkuasa dari raja-raja dunia mana pun. Seperti raja Salomo tidak seorang pun dalam sejarah manusia ada yang lebih kaya daripada dia, baik sebelum maupun setelahnya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.