Lupakan air mata itu
Lupakanlah kepedihannya
Lupakanlah perihnya
Biarlah derita mengalir
Ke manapun ia kehendaki
Jangan ditahan lagi
Tak perlu lagi dipikirkan
Sekarang tengoklah ke ladang
Semua telah menguning
Berkas-berkasnya penuh
Bertih-bertihnya pulen membulat
Masa yang baru segera datang
Momennya begitu kukuh menyapa
Tuaian limpah siap sedia
Siapkan diri untuk menuai
Sebab Empunya tuaian
Amat tak sabar menanti
Bahkan Ia ikut turun gelanggang
Dengan sabit emas nan tajam
Sebab Empunya tuaian
Begitu tergesa memenuhi
Lumbung-lumbung Kerajaan-Nya
Ia menghitung dengan akurat
Segala jerih payah kita
Segala hasil kesetiaan kita
Yang terpanggil di jam terakhir
Di jam ke-sebelas yang mengharukan
Upah takkan pernah kurang
Sebab Ia amat murah hati
Namun camkanlah selalu bahwa
Kita hamba yang tak berguna
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.