Akankah ibuku menjadi kuburanku
Haruskah rahimnya jadi kerandaku
Layu sebelum pantas berkembang
Gugur sebelum nyata dilahirkan
Terkutukkah pembawa berita kelahiranku
Malangkah nasib ayah dan moyangku
Terkutukkah hari kelahiranku itu
Sekali-kali tidak dan takkan pernah
Namun Engkau membujuk aku
Aku terjerat dalam rekayasa-Mu
Terjebak dalam rancangan-Mu
Bahkan terlena dalam paksaan-Mu
Cinta-Mu begitu pekat
Hasrat-Mu geram mengikat
Dan api-Mu menyala hebat
Aku sudah tak tahan
Sampai berapa lama lagi
Aku harus jalani kegilaan ini
Sampai berapa jauh lagi
Siang hari jadi cercaan
Malam hari jadi sandungan
Petang mendatangkan omelan
Pagi mengundang ocehan
Aku tak dapat mengubah jurusan
Maupun mengatur laju percepatan
Karena aku sudah telanjur penasaran
Terpikat dengan Sang Idola idaman
Jadi sekarang, tunggu apalagi, hai jiwaku
Mari undang paksaan-Nya lebih lagi
Karena pemaksaan-Nya menyelamatkan
Dan di Garis Akhir kita kan gemilang
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.