Malang benar nasibmu
Petaka demi petaka
Silih berganti menepi
Apakah engkau masih kuat
Jiwaku, batinku
Apakah engkau tabah
Wahai yang di kalbuku
Aku juga tak tahu
Harus berbuat apalagi
Ke mana harus kutuju
Di mana harus berhenti
Masih ingatkah ketika
Langit begitu cerah
Anginnya sepoi melanda
Dan mentari begitu bersahabat
Ya kala itu, jiwaku
Kamu masih amat belia
Belum duka, tanpa lara
Hati riang, akal sehat
Namun setelah semuanya ini
Kuharap engkau makin kuat
Kuharap engkau baik-baik
Sejahtera sebagaimana Sang Sumber
Sebab Iapun adalah Saksi duka
Dan merasakan deras petaka
Ia mengerti linangan nelangsa
Dan jerit pencari jawaban
Maka sekarang kupinta dikau
Kuatlah jiwaku, kuatlah
Makmurlah jiwaku, makmurlah
Masyhurlah jiwaku, masyhurlah
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.