Pelajari dan renungkan kisah Tuhan Yesus ketika berusia 12 tahun pergi ke Yerusalem, ke Bait Allah di Kitab Injil Lukas pasal 2 ayat 41-52. Setidaknya ada 3 tanda kedewasaan Tuhan Yesus yang ditunjukkan saat itu bahkan ketika Ia baru menginjak usia remaja.
"Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk
di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya."
Tanda #1 - Sekalipun Ia terlepas dari orang tuanya selama 3 hari, namun Yesus tahu sepenuhnya ke mana Ia harus berada dan dengan siapa Ia harus bergaul. Pemazmur berkata bahwa berbahagialah orang yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Dan Yesus menggenapi Firman-Nya sendiri dengan sempurna. Tanda kedewasaan ditentukan dengan siapa kita bergaul. Pergaulan kita ikut menentukan destiny kita.
Tanda #2 - Ia mendengar, mengajukan pertanyaan dan memberikan jawaban yang penuh hikmat. Tanda kedewasaan kedua ditentukan oleh kemampuan untuk mendengar karena begitu sulit orang untuk mendengar namun begitu mudah orang meluapkan kata-katanya. Juga kemampuan bertanya dan menjawab, bahwa pertanyaan yang tepat akan menghasilkan jawaban yang tepat. Tuhan Yesus adalah seorang ahli yang tahu dengan persis apa, kapan dan bagaimana sebuah pertanyaan harus disampaikan. Pepatah bijak mengatakan they who asking is leading, artinya siapa yang bertanya, dialah yang memimpin. Perhatikan bagaimana Yesus harus merespon berbagai pertanyaan, bahwa jarang sekali Ia langsung menjawab, dan biasanya akan dibalas dengan pertanyaan lainnya.
"Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam
asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia."
Tanda #3 - Kedewasaan Yesus ditunjukkan dengan kerendahan hati-Nya untuk mau diasuh oleh kedua orang tuanya, yang walaupun secara hikmat, pengertian dan kerohanian masih sangat jauh di bawah diri-Nya. Maria hanya bisa menyimpan dalam hati, namun Yesus mampu menjawab dengan penuh hikmat, namun demikian hal itu tidak menjadikan Ia sombong dan merasa lebih baik dari yang lain. Ia tetap mentaati tudung kedua orang tuanya saat itu, sampai Bapa sendiri yang memanggil0Nya keluar, sehingga Ia memperoleh baik perkenan Allah maupun manusia.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.