Labels

Tuesday, March 27, 2012

Kunci Daud

"... Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka." - Wahyu 3:7

Selama bertahun-tahun banyak orang berkomentar bahwa kunci Daud adalah lambang dari otoritas Kerajaan. Namun saya meyakini ada sesuatu yang lebih. Yesus Kristus adalah penggenapan atas nubuatan Yesaya 22:22, "Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas bahunya: apabila ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang dapat membuka." Ini adalah kunci rumah Daud yang diteruskan dari generasi ke generasi sampai kepada Raa di atas segala raja, Yesus. Dialah yang membuka pintu Sorga dan memberi akses ke Kerajaan Allah. Pintu ini dibuka di Kalvari dan Iblis tidak dapat menutupnya. Haleluya!

Menarik sekali, di Kitab Wahyu, Yesus mengungkap diri-Nya sendiri sebagai pemegang kunci Daud, BUKAN kunci rumah Daud. Jadi dalam hal ini sebenarnya ada dua macam kunci. Kunci rumah Daud saya menyebutnya sebagai "kunci Kerajaan" sedangkan kunci Daud saya sebut "kunci hati" sebab Allah sendiri menyebut Daud sebagai seseorang yang berkenan di hati-Nya (1 Samuel 13:14).

Daud vs. Saul

Mengapa Allah memberi sebutan yang sedemikian mulia kepada Daud? Mari kita perhatikan sikap hati Daud dan Saul sebab saya percaya kunci jawabannya ada ketika dosa seseorang terungkap, "Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati." - Matius 12:34

Baik Daud dan Saul pernah berdosa selama hidup mereka. Keduanya juga mengakui pelanggaran mereka dan menerima konsekuensi atas pelanggaran tersebut. Namun ketika dosa Saul diungkap, reaksinya terhadap Samuel, "Aku telah berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku sekarang di depan para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel. ..." - 1 Samuel 15:30.

Pada keadaan yang kontras, ketika dosa Daud diungkap, ia hanya bereaksi terhadap Tuhan, tidak kepada nabi-Nya (Natan). Daud berdoa, berpuasa namun tetap menerima konsekuensi dengan kematian anaknya. Dan ketika anaknya mati, ia menyembah kepada Tuhan. Nyawa anaknya diambil dan ia menyembah Tuhan!

Baik Saul maupun Daud sama-sama melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Namun Saul mengkhawatirkan apa yang dilihat manusia, sedangkan Daud memikirkan apa yang dilihat Tuhan. "Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: 'Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.'" - 1 Samuel 16:7. Karena apa yang dilihat Allah di dalam hatinya Daud maka Ia berikan kepadanya, tidak seperti Saul yang hanya mementingkan "kerajaan."

"Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini: diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Sebab Ia melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; Ia menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya, Ia mengangkat aku ke atas gunung batu." - Mazmur 27:4-5. Apa yang dirindukan Daud hanya satu perkara - diam di dalam rumah-Nya. Dan hanya satu Persona yang dikehendakinya - Pribadi Tuhan. Jadi dalam segala perkara, Daud memprioritaskan Tuhan dan kesukaan-Nya di atas kesukaannya sendiri. Dan yang paling ditakutkan Daud adalah, "janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!" - Mazmur 51:13.

Allah mengingat kerinduan Daud, dan dalam Wahyu 3:7, Yesus mewahyukan diri-Nya sebagai Pemegang Kunci Daud. Tuhan menjadikan kerinduan Daud sebagai sebuah kenyataan abadi dengan berjanji bahwa, "Barangsiapa menang, ia akan Kujadikan sokoguru di dalam Bait Suci Allah-Ku, dan ia tidak akan keluar lagi dari situ ..." - Wahyu 3:12. 

Heart Of Worship

Keselamatan adalah anugerah Allah yang tidak membutuhkan usaha penaklukan. Namun dibutuhkan begitu banyak usaha penaklukan atas daging dalam perkara memasuki dan tinggal di hadirat-Nya. Ada begitu banyak perkara remeh yang menggangu kita untuk menginginkan "satu perkara" yang Daud inginkan. Daud pun memiliki masalah yang sama, namun ia berhasil menaklukan semua rintangan itu dengan Hati Yang Menyembah.

(Sikap) Hati Yang Menyembah bukanlah suatu perkara yang luar biasa dan bersifat magis, namun hal inilah yang menjadi kunci untuk mendatangkan Sorga di atas bumi, damai sejahtera di tengah pergumulan besar. Yesus berdiri di belakang pintu keselamatan dengan Kunci Daud di tangan-Nya dan mengundang kita semua untuk makin mengenal dan menginginkan hati-Nya. Amin dan Amin!

Diterjemahkan dan disadur dari,
Tiffany Ann Lewis
Dancing with the Flame of the Lord Ministries

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.