"Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!" - Lukas 13:7
Sepotong ayat di atas memberikan begitu banyak pernyataan yang amat fundamental, yaitu:
- Bahwa Bapa sebagai investor dan pengusaha kebun anggur yang menuntut adanya buah, menuntut adanya imbal hasil dari investasinya. Jadi apapun yang kita lakukan dan hidup yang kita hidupi adalah untuk Dia, tidak boleh merugikan Kerajaan-Nya dengan berkata-kata maupun bertindak yang tidak sesuai dengan kehendak-Nya. Lebih parah lagi jika ada yang mencuri kemuliaan-Nya.
- Bahwa ada waktu yang diberikan untuk kita berbuah dan ada saatnya tuntutan itu datang untuk kita pertanggungjawabkan kepada Dia. Sebab segala sesuatunya berasal dari pada-Nya, berjalan oleh karena kuasa dan kemurahan-Nya dan pada akhirnya semua kemuliaan kembali kepada Dia saja.
- Bahwa bukan kepada manusia kita harus berbuah. Dahulu seorang teman saya pernah berkata, "Kehidupan Kristen yang benar adalah yang bisa dinikmati buahnya." Kata-katanya tidak ada yang salah, namun jika kita melihat ada saudara-saudara kita yang masih belum berbuah, maka adalah kewajiban kita untuk menolong mereka untuk berbuah, BUKAN ikut-ikutan menuntut mereka berbuah. Jika Bapa adalah pemilik kebun anggur dan saudara-saudara kita adalah perkebunannya, maka kita yang lebih dahulu dari mereka wajib membantu merawat dan memelihara sesuai dengan kehendak Tuhan supaya mereka dapat berbuah. Namun berapa banyak yang bukannya membantu, malahan mencampakkan saudara sendiri bahkan sebelum waktunya. Belum Bapa bertindak untuk mencampakkan, malah kita yang kadang sudah menghakimi mereka duluan.
- Bahwa usaha perawatan supaya saudara-saudara kita berbuah memerlukan pengorbanan yang sangat besar. We are not only win the lost at any cost, but also bear fruits at any cost. Or all of us will be lost forever. Berbuah adalah peristiwa dari yang akan ada menjadi yang telah ada yang diawali dengan kematian benih. Siapakah di antara kita yang rela mati untuk saudara-saudara kita (1 Yohanes 3:16)?
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.