"Sebab Ia berfirman kepada Musa: 'Aku akan menaruh belas kasihan kepada
siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati kepada
siapa Aku mau bermurah hati.' Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada kemurahan hati Allah. Sebab Kitab Suci berkata kepada Firaun: 'Itulah sebabnya Aku
membangkitkan engkau, yaitu supaya Aku memperlihatkan kuasa-Ku di dalam
engkau, dan supaya nama-Ku dimasyhurkan di seluruh bumi.' Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya. Sekarang kamu akan berkata kepadaku: 'Jika demikian, apa lagi yang masih
disalahkan-Nya? Sebab siapa yang menentang kehendak-Nya?'" - Roma 9:15-19
"Dan seluruh orang banyak yang hadir di pintu gerbang, dan para
tua-tua berkata: 'Kamilah menjadi saksi. TUHAN kiranya membuat perempuan
yang akan masuk
ke rumahmu itu (Rut) sama seperti Rahel dan Lea, yang keduanya telah
membangunkan umat Israel. Biarlah engkau menjadi makmur di Efrata dan
biarlah namamu termasyhur di Betlehem, keturunanmu kiranya menjadi seperti keturunan Peres yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda oleh karena anak-anak yang akan diberikan TUHAN kepadamu dari perempuan muda ini!'" - Rut 4: 11-12
Tuhan itu sungguh Sutradara di atas segala sutradara. Semua bisa digerakkan-Nya sesuka hati-Nya dan menurut kepentingan-Nya. Ada yang dijadikan "protagonis,", ada yang dijadikan "antagonis," bahkan ada yang dijadikan-Nya berperan ganda. Musa yang baik - protagonis dan Firaun yang buruk - antagonis, keduanya sama-sama dipakai untuk menunjukkan "Ego"-Nya di depan dunia untuk menyatakan betapa berkuasa-Nya Beliau.
Bahkan Tamar dan Rut yang tidak cantik, dan kemungkinan mereka itu jelek, tetap bisa dipakai Tuhan sebagai "perbendaharaan"-Nya yang mulia yaitu sebagai para moyang dari Yesus Kristus. Juga Saul yang tadinya baik menjadi buruk, yang tadinya protagonis menjadi antagonis bahkan menjadi jelek sekali tetap memiliki peran.
Namun bedanya ada yang DIPAKAI dan ada yang DIMANFAATKAN saja. Berbahagialah yang hidupnya dipakai Sang Sutradara daripada mereka yang "diperalat" tanpa sadar akan dibuang setelah selesai acara. Bukankah Firaun bernasib demikian setelah Israel keluar dari perbudakan Mesir. Semua bala tentara Mesir saat itu sengaja dijebloskan tenggelam di laut untuk membuat takut bangsa-bangsa lain ketika Tuhan terus menerus menyatakan kekuasaan-Nya pada dunia.
Jadi, manakah yang Anda pilih, dipakai sebagai alat-Nya atau diperalat-Nya?
Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.