"Seorang petani yang bekerja keras haruslah yang pertama menikmati hasil
usahanya. Perhatikanlah apa yang kukatakan; Tuhan akan memberi kepadamu
pengertian dalam segala sesuatu." - 2 Timotius 2:7
Setelah mempelajari peraturan-peraturan sebagai tentara dan olahragawan, kita belajar menjadi petani yang baik dan benar. Petani menabur untuk mendapatkan tuaian. Dan Ishak adalah seorang penabur yang berkenan.
"Maka timbullah kelaparan di negeri itu. ... Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai
engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu
akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang
telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. ... Jadi tinggallah Ishak di Gerar." - Kejadian 26:1-6
Kejadian terulang, bencana kelaparan melanda, persis seperti zaman Abraham hidup. Saat itu Ishak hendak mengungsi ke Mesir, juga seperti Abraham dulu. Namun Tuhan melarangnya. Karena walau kelemahannya sama jeleknya dengan ayahnya, namun iman Ishak tidak sebesar Abraham. Dan hal ini dibuktikan ketika Ishak dan Ribka hendak bertemu dengan Abimelekh, persis seperti Abraham dan Sara bertemu Firaun. Beruntungnya Abimelekh adalah orang yang saleh. Akhirnya Ishak mentaati Tuhan untuk tinggal di Gerar, dan karena ketaatannya, ia memperoleh 3 hal; penyertaan Tuhan, berkat Tuhan dan bahkan mendapatkan tanah negeri yang dimana awalnya ia datang sebagai orang asing.
"Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. Ia mempunyai kumpulan kambing domba dan lembu sapi serta banyak anak buah, sehingga orang Filistin itu cemburu kepadanya." - Kejadian 26:12-14
Ishak diberkati sedemikian rupa hingga menjadi "ancaman" bagi penguasa setempat. Berkat yang Ishak terima mengandung faktor percepatan, sama bahkan yang akan kita terima lebih dipersingkat lagi jarak antara kita menabur dengan kita menuai. Ishak yang menjadi "ancaman" merupakan pertanda baik, pertanda bahwa memang Tuhan menyertai dan sangat memberkatinya.
"Lalu kata Abimelekh kepada Ishak: 'Pergilah dari tengah-tengah kami
sebab engkau telah menjadi jauh lebih berkuasa dari pada kami.' Jadi pergilah Ishak dari situ dan berkemahlah ia di lembah Gerar, dan ia menetap di situ. ... Ketika hamba-hamba Ishak menggali di lembah itu, mereka mendapati di situ mata air yang berbual-bual airnya. Lalu bertengkarlah para gembala Gerar dengan para gembala Ishak. Kata
mereka: 'Air ini kepunyaan kami.' Dan Ishak menamai sumur itu Esek,
karena mereka bertengkar dengan dia di sana. Kemudian mereka menggali sumur lain, dan mereka bertengkar juga tentang itu. Maka Ishak menamai sumur itu Sitna." - Kejadian 26:16-21
Saking takutnya maka Abimelekh mengusir Ishak. Dan dengan ikhlas Ishak pergi berpindah ke tempat lain. Gangguan tidak sampai di situ saja. Dua kali Ishak menggali sumur bekas galian ayahnya - Esek dan Sitna - dan keduanya sengaja ditutup oleh para gembala setempat. Ishak tidak ngotot dan berperkara untuk mempertahankan apa yang dia miliki, baginya jika hal itu adalah jatahnya, itu tetap akan menjadi miliknya. Hal ini sama seperti Kristus yang tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan (Filipi 2:6).
"Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang
sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, ... Dari situ ia pergi ke Bersyeba. Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:
"Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai
engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena
Abraham, hamba-Ku itu." Sesudah itu Ishak mendirikan mezbah di situ dan memanggil nama TUHAN (Jehova). ... Datanglah Abimelekh dari Gerar mendapatkannya, bersama-sama dengan Ahuzat, sahabatnya, dan Pikhol, kepala pasukannya. ... Lalu dinamainyalah sumur itu Syeba. Sebab itu nama kota itu adalah Bersyeba, sampai sekarang." - Kejadian 26:22-33
Akhirnya Ishak memperoleh Rehobot yang artinya kelegaan dan juga Bersyeba hingga Tuhan menyatakan diri-Nya "muka dengan muka" kepada Ishak dan ia memanggil-Nya, "Jehova." Pernyataan Tuhan menjadikan bukti yang jelas hingga Abimelekh yang awalnya mengusir dia, datang kembali untuk berdamai dan hendak mengadakan perjanjian persahabatan. Abimelekh membawa 2 orang lainnya, Ahuzat - artinya kepemilikan (possession) dan Pikhol - artinya mulut atas segalanya (mouth of all). Jadi Ishak hidup sebagai penabur yang benar, taat dan setia hingga Tuhan menyertai dan memberkatinya sedemikian rupa namun ia tetap bersikap rendah hati dan percaya akan janji Tuhan dan sebagai balasannya, ia menjadi semakin diberkati lebih lagi hingga semua bentuk kepemilikan dan mulut semua orang mengakui bahwa Tuhan sungguh menyertai dan berpihak kepadanya. Demikian juga seharusnya Gereja Tuhan bersikap sebagai penabur juga penuai yang benar di hadapan Tuhan.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.