Prolog: Letih
Raja Saul adalah seorang pria yang letih. Sejak awal tidak semua rakyat percaya kepadanya.
Saat ingin mendapatkan kepercayaan rakyat, malah kehilangan kepercayaan Tuhan.
Saat menyelamatkan raja Agag, malah mahkotanya dicopot oleh Tuhan.
Saat menang harusnya menjarah dengan kuat, malah rakyat disuruh puasa.
Hidupnya terasa selalu salah dan tidak pas. Mempersembahkan korban juga salah.
Menarik jubah Samuel malah merobeknya. Ah... terlalu dan selalu salah. Mengapa?
LUKA! ... Itu yang menyebabkan dia tak pernah maksimal bahkan tak bisa NORMAL.
Akibatnya jadi letih dan Tuhan pun letih dengan dia. Seorang yang luka akan mengacaukan semua yang di hidupnya. Karena itu jangan biarkan ada luka menganga di hidupmu. Penolakan rakyat membuat Saul luka. Jika ada yang menolakmu, jangan biarkan itu melukaimu. Daging seringkali frustrasi karena terlalu banyak yang diingini, tetapi tidak sesuai kehendak Tuhan dan akhirnya tidak mendapatkannya.
Rancangan Yang Mulia Dari Tuhan Bagi Saul
"Maka Roh TUHAN akan berkuasa atasmu; engkau akan kepenuhan bersama-sama dengan mereka dan berubah menjadi manusia lain. Apabila tanda-tanda ini terjadi kepadamu, lakukanlah apa saja yang didapat oleh tanganmu, sebab Allah menyertai engkau." - 1 Samuel 10:6-7
Tuhan merancangkan hal yang luar biasa bagi Saul pada awalnya, namun kenyataannya dalam hidup Saul apa yang dilakukannya malah serba salah. Lama kelamaan dia frustrasi, marah dan memberontak, makin seperti itu di depan Tuhan makin salah lagi. Mengapa Saul bisa jadi seperti itu? Karena Saul punya satu kelemahan yang saat disentuh atau dididik, lukanya luar biasa dan tidak mau disembuhkan.
"Kemudian Samuel mengerahkan bangsa itu ke hadapan TUHAN di Mizpa ... Sesudah itu disuruhnyalah suku Benyamin tampil ke muka menurut
kaum keluarganya, maka didapati kaum keluarga Matri. Akhirnya
disuruhnyalah kaum keluarga Matri tampil ke muka seorang demi seorang, maka didapati Saul bin Kish. Tetapi ketika ia dicari, ia tidak diketemukan. Sebab itu ditanyakan pulalah kepada TUHAN: 'Apa orang itu juga datang ke mari?' TUHAN menjawab: 'Sesungguhnya ia bersembunyi di antara barang-barang.' Berlarilah orang ke sana dan mengambilnya dari sana, dan ketika ia berdiri di tengah-tengah orang-orang sebangsanya, ternyata ia dari bahu ke atas lebih tinggi dari pada setiap orang sebangsanya. Dan Samuel berkata kepada seluruh bangsa itu: 'Kamu lihatkah orang yang dipilih TUHAN itu? Sebab tidak ada seorangpun yang sama seperti dia di antara seluruh bangsa itu.' Lalu bersoraklah seluruh bangsa itu, demikian: 'Hidup raja!' ... Tetapi orang-orang dursila berkata: 'Masakan orang ini dapat menyelamatkan kita!' Mereka menghina dia dan tidak membawa persembahan kepadanya. Tetapi ia pura-pura tuli." - 1 Samuel 10:17-27
Saat Saul sudah dinubuati, lalu dibuang undi tetapi Saul malah bersembunyi di antara barang-barang. Saul mempunyai masalah rendah diri luar biasa dan tidak yakin akan dirinya karena tinggi perawakannya. Jadi kelainan fisiknya dibanding orang-orang di sekitarnya membuat jiwanya sangat minder. Orang yang minder sering menutupinya karena takut ditolak oleh orang lain, sehingga tidak nyaman berkumpul dengan orang-orang, orang seperti ini kalau dilukai dengan penolakan, maka lukanya akan terasa sakit sekali.
Inilah awal luka yg tidak pernah mau disembuhkan, yaitu ketika para dursila menghinanya. Cara Saul mengurusi kelemahannya dengan cara yang salah, pura-pura tuli, lukanya tidak pernah dibereskan atau diurusi, malah ditutupi seakan-akan tidak ada luka, tiap kali disentuh itu akan menimbulkan persoalan.
Kata "dilukai" dalam bahasa aslinya dicemari, seperti sumur yang diracun, maka air yang keluar dari sumur tersebut semuanya cemar, itulah mengapa apapun yang Saul perbuat menjadi error. Padahal Saul menerima janji Tuhan bahwa apapun yang diperbuatnya akan berhasil, tapi karena ada luka yang tidak pernah ditanggulangi maka semua yang dikerjakan jadi salah.
Saul pura-pura tuli, tapi penyakitnya masih ada, maka jiwanya mengejar sesuatu untuk menyembuhkan sendiri lukanya. Padahal seharusnya luka tersebut di bawa ke hadapan Tuhan untuk minta disembuhkan. Jiwa tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri, maka naluri jiwa akan melenceng ke arah yang salah. Jiwanya melenceng sehingga cenderung untuk mencari dukungan dan perkenan manusia (rakyatnya).
1. "Saul berumur sekian tahun ketika ia menjadi raja; dua tahun ia
memerintah atas Israel. Saul memilih tiga ribu orang dari antara orang
Israel; dua ribu orang
ada bersama-sama dengan Saul di Mikhmas dan di pegunungan Betel, sedang
seribu orang ada bersama-sama dengan Yonatan di Gibea Benyamin, tetapi
selebihnya dari rakyat itu disuruhnya pulang, masing-masing ke kemahnya.
Yonatan memukul kalah pasukan pendudukan orang Filistin yang ada di
Geba; dan hal itu terdengar oleh orang Filistin. Karena itu Saul
menyuruh meniup sangkakala di seluruh negeri, sebab pikirnya: "Biarlah
orang Ibrani mendengarnya." Demikianlah seluruh orang Israel mendengar
kabar, bahwa Saul telah
memukul kalah pasukan pendudukan orang Filistin dan dengan demikian
orang Israel dibenci oleh orang Filistin. Kemudian dikerahkanlah rakyat
itu untuk mengikuti Saul ke Gilgal." - 1 Samuel 13:1-4
Awalnya Israel dikuasai Filistin, lalu Yonatan mengambil inisiatif untuk berperang dan menang, tetapi Saul yang meniup sangkakala untuk mengabarkan bahwa pihaknya telah menang supaya seluruh rakyat mengikuti Saul. Kekalahan Filistin yang menyakitkan malah terasa lebih menyakitkan lagi karena tindakan Saul tersebut sehingga membuat Israel makin dibenci orang Filistin. Jadi Saul memanipulasi kemenangan Yonatan untuk mendapat dukungan seluruh rakyat kepadanya.
2. "Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel.
Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu
berserak-serak meninggalkan dia. Sebab itu Saul berkata: 'Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu.' Lalu ia mempersembahkan korban bakaran." - 1 Samuel 13:8-9.
Tiap kali rakyat meninggalkan Saul, dia panik dan lukanya menganga lagi. Dia mencoba menarik kembali simpati rakyat dengan mempersembahkan korban, namun bukan untuk Tuhan tetapi untuk manipulasi Tuhan, supaya rakyat kembali mendukung dia. Akhirnya Samuel datang dan memarahi Saul, karena mempersembahkan korban BUKAN wewenang Saul. Jadi Saul bahkan berani menyalahgunakan wewenang demi mendapat dukungan rakyatnya.
Mungkin luka kita beda dengan Saul tetapi bisakah kita mengenali luka terdalam dalam hidup kita? Kalau kita tidak membereskannya di hadapan Tuhan, luka tersebut akan menghancurkan diri kita sendiri.
3. "Ketika orang-orang Israel terdesak pada hari itu, Saul menyuruh rakyat
mengucapkan kutuk, katanya: 'Terkutuklah orang yang memakan sesuatu
sebelum matahari terbenam dan sebelum aku membalas dendam terhadap
musuhku.' Sebab itu tidak ada seorangpun dari rakyat yang memakan
sesuatu. ... Tetapi Yonatan tidak mendengar, bahwa ayahnya telah menyuruh rakyat
bersumpah. Ia mengulurkan tongkat yang ada di tangannya dan mencelupkan
ujungnya ke dalam sarang madu; kemudian ia mencedoknya ke mulutnya
dengan tangan, lalu matanya menjadi terang lagi. ... Lalu kata Yonatan: 'Ayahku mencelakakan negeri; coba lihat, bagaimana
terangnya mataku, setelah aku merasai sedikit dari madu ini. Apalagi, jika sekiranya rakyat pada hari ini boleh makan dengan bebas
dari jarahan musuhnya, yang telah didapatnya! Tetapi sekarang tidaklah
besar kekalahan di antara orang Filistin.'" - 1 Samuel 14:24-30
Kecenderungan jiwanya mencari perkenan manusia dan hal itu Tuhan tidak suka. Dan kalau Tuhan tidak suka artinya dia keluar dari jalur anugerah-Nya, maka semua janji-Nya menjadi mandul dan tidak bisa digenapi. Padahal kalau kita disertai anugrah Tuhan, apapun yang disentuh akan menjadi luar biasa, seperti janda Sarfat, apapun yang ada di sekeliling kita bisa jadi mujizat saat disentuh. Jadi tidak perlu jauh-jauh karena miracle is in the house. Seperti pernikahan di Kana, anggur dari air yang ada di dalam rumah itu.
4. "Berkatalah Saul kepada Samuel: 'Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka. ... Ketika Samuel berpaling hendak pergi, maka Saul memegang punca jubah Samuel, tetapi terkoyak. Kemudian berkatalah Samuel kepadanya: 'TUHAN telah mengoyakkan dari padamu jabatan raja atas Israel pada hari ini dan telah memberikannya kepada orang lain yang lebih baik dari padamu. ... Tetapi kata Saul: 'Aku telah berdosa; tetapi tunjukkanlah juga hormatmu kepadaku
sekarang di depan para tua-tua bangsaku dan di depan orang Israel.
Kembalilah bersama-sama dengan aku, maka aku akan sujud menyembah kepada TUHAN, Allahmu.'" - 1 Samuel 15:24-30
Kecenderungan jiwanya selalu ingin mencari penghormatan dan penerimaan rakyat atau manusia. Ada orang-orang yang ingin jadi sukses & kaya hanya untuk membuktikan pada orang lain maupun keluarganya bahwa dia bisa. Karena sebenarnya dulu pernah dihina sehingga ada luka di dalam. Ada orang yang suka pamer supaya tidak ada orang yang menghina lagi, karena dulu pernah terhina dan terluka. Pembuktian diri seperti itu ternyata salah, itu sebenarnya sebuah kesombongan yang mengerikan. Bagaimana kita bisa mendapat perkenanan & berkat Tuhan di tengah-tengah kesombongan yang begitu mengerikan? Mari minta kesembuhan dari Tuhan!
5. "Tetapi pada
waktu mereka pulang, ketika Daud kembali sesudah mengalahkan orang
Filistin itu, keluarlah orang-orang perempuan dari segala kota Israel
menyongsong ... dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: 'Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.' Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: 'Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.' Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, ..." - 1 Samuel 18:6-10a
Dari orang yang dijanjikan Tuhan bahwa apapun yang disentuhnya akan jadi dan berhasil, akhirnya menjadi orang yang kerasukan roh jahat, hanya karena ada luka yang tidak mau diselesaikan. Perlu kejujuran hati kita sendiri, minta Tuhan tunjukkan siapa diri kita yang sebenarnya, buka hati. Apakah masih ada kecenderungan-kecenderungan jiwa tertentu karena luka, selalu mengejar hal-hal tertentu yang membuat Tuhan tidak suka, yang akhirnya menyebabkan kita keluar dari jalur anugerah Tuhan. Karena begitu kita keluar maka semua janji Tuhan akan susah tergenapkan dalam hidup kita.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.