"Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu." - Maleakhi 4:5
"Kata Elia kepada mereka: 'Tangkaplah nabi-nabi Baal itu, seorangpun dari mereka tidak boleh luput.' Setelah ditangkap, Elia membawa mereka ke sungai Kison dan menyembelih mereka di sana." - 1 Raja-Raja 18:40
Nabi Elia dan sejarahnya dalam Alkitab identik dengan perihal kenabian, tindakan profetik dan peperangan rohani. Gereja pada saat ini menjelang puncak Hari Tuhan harus semakin menyadari bahwa peperangan rohani itu sangat nyata adanya. Tingkat realita peperangan rohani tertentu bahkan tidak pernah didengar maupun dibayangkan sebelumnya oleh sebagian umat Kristen di berbagai tempat. Namun kuasa gelap sampai saat ini masih jauh lebih giat, lebih ofensif dan lebih berjaya untuk menguasai berbagai bidang.
Sebagai sebuah contoh kasus, ada sebuah jalan pusat bisnis di salah satu kota di Indonesia, di jalan itu terdapat sekitar 100 toko, rumah makan, kedai, mini market, dan sebagainya. Suatu ketika sekelompok orang yang hendak mengambil alih dan menguasai daerah tersebut, mendatangi satu per satu setiap toko untuk meminta para pemilik usaha menjual kepada kelompok mereka. Dan tentu saja permintaan tersebut ditolak. Kelompok pendatang mengancam bahwa akan membuat daerah tersebut sepi dan para pemilik tempat usaha bangkrut sehingga dengan terpaksa mereka menjual kepada kelompok tersebut dengan harga yang ditentukan oleh kelompok pendatang. Dan hanya dalam tempo 3 bulan, ancaman itu menjadi kenyataan, sepanjang jalan yang terdiri dari ratusan tempat usaha tersebut dikuasai total oleh kelompok pendatang. Mengapa hal itu bisa terjadi? Tentu saja kelompok pendatang menggunakan kuasa gaib dan kuasa gelap dengan berbagai media yang dipercayainya akan menimbulkan dampak nyata. Mereka menabur beras, mengucap mantra, dan sebagainya. Kebetulan para pemilik usaha di jalan tersebut mayoritas adalah Kristen dan Katolik yang tidak mengerti sama sekali akan peperangan rohani. Namun ini semua nyata.
Tuhan hendak membangun pasukan-Nya yang bukan sekedar mengetahui keselamatan dan menjalankan tradisi keagamaan. Ia ingin Gereja mengenal pribadi-Nya lebih intim, akrab dengan Firman, mengetahui hukum roh dan kehidupan, cerdik secara rohani, bersyafaat dengan giat dan pandai berstrategi dalam peperangan rohani. Sama seperti Elia secara nyata berhadapan head to head dengan para nabi Baal. Dan ketika para nabi Baal tersebut kalah, mereka semua dibunuh dengan disembelih sehingga supremasi Tuhan dan Gereja dipulihkan dan kembali berkuasa di daerah kita masing-masing.
Tapi berapa banyak orang Kristen yang protes akan perkara ini dengan berkata, "Koq Kristen tapi kayak dukun?!" Ini pertanyaan fatal dan konyol! Sebab yang sesungguh para dukunlah yang meniru, sebab Iblis itu peniru sedangkan Tuhan kita adalah Pencipta. Gereja seharusnya yang original sedangkan mereka para dukun adalah copy-nya. Contoh lain, soal kemenyan misalnya, maka orang awam juga akan berpikir tentang sembahyang kepada orang mati atau pun setan. Padahal ketika Yesus lahir ke dunia, orang Majus mempersembahkan emas, mur dan kemenyan. Allah suka akan harum kemenyan, dan Iblis menirunya.
Sebagian dari Gereja mencoba bermain aman dan suka berdamai dengan setan. Sedangkan Iblis yang nasibnya sudah ditentukan dan terus dikejar deadline, mereka bekerja segiat-giatnya dan seekstrim-ekstrimnya untuk menghancurkan, membinasakan, meruntuhkan dan membangkrutkan semua anak-anak Tuhan. Tapi ketahuilah bahwa peperangan rohani itu sangat nyata. Alam roh lebih nyata daripada alam jasmani. Bahkan berbagai bintang dunia khususnya entertainment juga menggunakan kuasa roh untuk mereka berprestasi dan memperoleh sukses besar dengan jalan menjual jiwa mereka kepada Iblis. Ini belum lagi di bidang lain seperti olahraga, politik, ekonomi, media dan seterusnya. Gereja Kristen dengan para dukun tenung & sihir seharusnya TIDAK ADA bedanya kecuali tuan mereka masing-masing.
Kita boleh tidak suka dengan pemerintah yang korup, dan korupsi di negeri ini sudah seperti kanker. Karena hal ini, ada masyarakat yang pasrah & masa bodo, masyarakat lainnya mencoba berdemo - yang kegiatan demonya dari kondusif hingga anarkis, masyarakat lainnya lagi lebih permisif bahkan ikut bekerja sama korupsi. Tapi sadarkah kita bahwa ini pun termasuk peperangan rohani yang menjadi tanggung jawab seluruh Gereja di Indonesia untuk menjadi jawaban bagi dunia?
"Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan
pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan
penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat
mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri,
sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu." - Efesus 6:10-13
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.