"Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua
orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti
jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta
alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka." - Maleakhi 4:1
"Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan." - Mazmur 1:5-6
"Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu." - 1 Korintus 3:12-13
Hari Tuhan pasti datang, bahkan saat-saat inilah hari itu telah datang dan terus menuju puncaknya. Pada saat itu akan banyak yang tidak tahan menghadapinya, semua kefasikan dalam bentuk apapun akan terbakar seperti jerami. Jadi untuk dapat bertahan dan menang pada Hari Tuhan janganlah menjadi orang fasik. Ketika kita melihat sesuatu hal dan mulai menilai dengan pengertian sendiri, kita sudah hampir satu langkah menuju fasik. Namun ketika penilaian tersebut kita ucapkan dengan cemoohan dari pengertian sendiri, maka kita telah menjadi fasik. Tengoklah mereka yang tidak mengerti tentang Roh Kudus dan berbagai karunia roh, juga tidak mau mengerti, tapi suka menilai, menghakimi dan mencemooh bahkan tidak ragu untuk memberi cap "sesat" kepada sesuatu yang belum tentu sesat. Itulah fasik.
Fasik juga berarti bagi mereka yang mengetahui Firman, mengerti Firman, bahkan gemar mendengar Firman dan kotbah, namun tidak bersedia melakukan seperti yang Tuhan kehendaki atau lambat melakukannya. Seperti kata pepatah late obedience is disobedience, ketaatan yang dilakukan terlambat sama dengan ketidaktaatan. Kesalahannya akan lebih berat lagi jika setelah ketahuan bersalah namun mencari alasan atas kesalahan tersebut, alih-alih mengakui kesalahan dan bertobat. Namun kita tahu berapa banyak kita juga berbuat demikian, akankah kita bertahan pada Hari Tuhan?
Orang fasik seperti jerami yang kosong tak berisi. Orang benar seperti bulir gandum yang padat berisi. Dari kekosongan semacam itu, tidak mungkin ada sifat memberi, melainkan menuntut ini dan itu dan tidak pernah merasa cukup. Fokus orang fasik adalah dirinya sendiri dan alasan (excuse) mereka adalah egonya. Sedangkan fokus orang benar adalah Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya dan alasan mereka adalah kehendak Bapa yang sempurna. Orang fasik dan orang benar sesungguhnya memiliki sumber yang sama, namun fasik tidak mempercayai Sumber dari segala sumber, sedangkan orang percaya dengan bebas keluar masuk dari Sumber tersebut.
Mereka yang terus berusaha membangun kerajaannya sendiri bahkan di dalam Gereja akan terhilang seperti jerami sedangkan mereka yang membaktikan dirinya membangun Kerajaan Allah di mana pun dan kapan pun maka akan didapati setia. Kefasikan maupun kebenaran ada pada pekerjaan dan perbuatan masing-masing orang, ada yang terlihat jelas, ada yang amat halus terselubung, namun api Tuhanlah yang menyingkapkannya. Jika kita masih menemui orang fasik pada saat ini, itu bukan karena Hari Tuhan belum tiba, namun itu karena Hari Tuhan belum mencapai puncaknya. Sebab Ia akan menghabisi kefasikan hingga ke akar-akarnya. Tidak ada yang terselubung, semuanya akan begitu transparan pada waktunya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.