Labels

Wednesday, October 19, 2016

Namaku Jehoshaphat

Pada usia 28 tahun saya melakukan sebuah kejahatan yang mengerikan, memberontak terhadap orang tua dan juga membawa kabur sejumlah uang yang nilainya tidak sedikit saat itu. Padahal beberapa tahun sebelumnya saya sudah diperingatkan Tuhan dengan sangat jelas bahwa saya tidak boleh meninggalkan rumah orang tua saya sampai waktu yang ditentukan.

Akibat kesalahan itu, saya harus dihukum selama 7 tahun dan hidup dalam kegagalan demi kegagalan. 7 tahun atau 7 masa adalah masa hukuman untuk seorang raja atau penguasa. Apapun usaha yang saya mulai ataupun pekerjaan ataupun pelayanan bahkan relationship yang saya jalani semuanya gagal total.

Hari-hari itu kita baru saja memasuki Ayin Dalet 5774 (September 2013), masa hukuman telah dijalani sekitar 6,5 tahun dan visi tentang EL-fenomena baru sekitar sebulan diberikan Tuhan pertama kalinya. Dan saya sadari sejak awal bahwa panggilan hidup saya adalah sebagai seorang raja-Nya.

Saat itu saya tahu benar bahwa Yusuf, Daud dan Yesus mulai menjalani fungsi raja pada usia 30 tahun, usia yang ideal untuk seorang raja mulai memerintah. Namun genap 7 tahun masa hukuman, usia saya sudah 5 tahun lebih tua dari usia ideal tersebut.

Lalu saya cek di Alkitab, apakah ada raja yang mulai memerintah di usia 35 tahun? Ternyata hanya satu raja, yakni Jehoshaphat. Sejak visi EL-fenomena saya terima, saya rajin membaca berulang-ulang kisah hidup raja yang satu ini, namun tidak satupun yang benar-benar jadi rhema buat hati saya.

Sampai setahun kemudian, Tuhan bilang begini, "Coba kamu cek apa arti nama Jehoshaphat." Dan betapa kagetnya saya ketika pertama kali mengetahui arti sesungguhnya nama itu. Sebab arti nama itu mengingatkan saya kepada sebuah perenungan yang unik di masa saya masih kuliah.

Saat masih seorang mahasiswa, saya pernah merenungkan begini, jika seandainya Tuhan datang kepada saya dan Beliau akan mengabulkan apapun permintaan saya, sebaiknya apa yang saya minta?

Dan entah kenapa, saat itu saya teringat akan Penghakiman Terakhir dimana setiap orang jahat akan berakhir di lautan berapi selama-lamanya dalam kekekalan. Karena hal mengerikan itu saya berpikir, apa artinya hidup ini, yang sudah dihidupi dengan penderitaan lalu harus berakhir di lautan berapi sampai kekal? Koq rasanya konyol sekali hidup seperti itu.

Ataas dasar pemikiran tersebut, maka saya bilang begini kepada Tuhan, "Tuhan, jika aku boleh minta apapun dan Engkau mau mengabulkannya, maka aku minta supaya hakimilah hidupku seadil-adilnya selama aku hidup, supaya aku tidak perlu berakhir di lautan berapi itu."

Dan tahukah arti nama Jehoshaphat? Jehoshaphat means Jehovah has judged, Tuhan telah menghakimi.

Thursday, October 6, 2016

Ayin Zayin 5777 - Vol. 3: Tamar, Peres & Zerah

Sekitar lima setengah tahun yang lalu, saya telah menuliskan tentang perempuan kafir pertama dalam silsilah Yesus Kristus, yakni Tamar. Mengenai rincian tulisan tersebut dapat Anda baca di:


Namun pagi tadi, di roh saya merasakan bahwa Tuhan menghendaki ada orang-orang tertentu yang mau bertindak nekad seperti Tamar ini, demi sebuah takdir dan perjanjian ilahi yang sesungguhnya bukanlah jatahnya, namun hal itu sedang hadir di depan mata kita.

Roh Kudus bicara begini kepada saya, "Mana yang seharusnya dilakukan Tamar, menunggu dengan pasrah dan percaya bahwa Syela, anak bungsu Yehuda diberikan kepadanya? Atau bertindak nekad seperti yang tertulis di Alkitab?"

Pertanyaan itu sungguh menggugah hati, sebab situasi yang dihadapi Tamar saat itu sama sekali tidak mudah. Bayangkan bahwa usianya terus bertambah, sedangkan Syela mungkin jauh lebih muda daripada Tamar. Dan belum tentu juga Syela memiliki minat sekaligus kerelaan untuk menyambung keturunan dari kedua kakaknya yang sudah dibunuh Tuhan itu. Namun di sisi lain, Tamar sangat ingin menjadi bagian dari sebuah silsilah ilahi yang ujungnya adalah Yesus Kristus.

Bukankah Tuhan mewahyukan bahwa Ayin Zayin 5777 ini sebagai Tahun Lembah Penentuan dan juga sebagai Tahun Eksekusi? Tamar sungguh mengeksekusi peluang untuk tetap memperoleh bagian dalam silsilah dan perjanjian ilahi dari takdir sebuah bangsa pilihan. Dan ia mengeksekusi hal itu dengan mempertaruhkan segalanya, yakni harga diri dan nyawanya.

Harga dirinya ia pertaruhkan dengan menyamar sebagai pelacur dan nyawanya dipertaruhkan karena bisa saja Yehuda menyangkali perbuatannya terhadap Tamar saat itu. Namun apa yang dipertaruhkan Tamar tidak sia-sia. Tuhan menghargai dan menghormati tindakan Tamar dalam keadilan-Nya. Tamar mengikuti jejak Ribkah, yakni melahirkan sepasang anak laki-laki kembar, Peres dan Zerah. Bahkan Peres berhasil "menyalip" Zerah untuk lahir lebih dulu, walau Yakub hanya bisa memegang tumit Esau. Peres berarti terobosan, sedangkan Zerah berarti bangkit dan bersinar. 

Pada tahun Ayin Zayin 5777, Tuhan sedang mencari orang-orang yang bukan saja bertekad, namun juga nekad dan berani mempertaruhkan segalanya seperti Tamar ini, demi melahirkan terobosan-terobosan dan membawa bangsa ini untuk bangkit dan bersinar sesuai dengan takdirnya seperti yang telah dituliskan dalam Yesaya 60. Ada kalanya kita harus duduk diam dan tinggal tenang, karena di sanalah terletak kekuatan. Namun tahun ini saya merasakan Tuhan membutuhkan Tamar-Tamar-Nya yang rela untuk melahirkan terobosan dan menjadi saluran kemuliaan-Nya.

Dan biarlah hati kita tetap berkata, "Hineni, ini aku, Tuhan," untuk apapun yang Beliau minta kita relakan dan lakukan dalam tahun yang amat menentukan ini. Bagian kita melakukan yang diminta, bagian-Nya menyempurnakan apa yang kita relakan. Sama seperti Tamar, Tuhanlah yang menyempurnakan dengan kedua anak kembarnya itu. Tuhan memberkati.

Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.