Labels

Wednesday, March 27, 2019

Merefleksi Zaman: Perkara Makan Minum Dengan Zaman Nuh

Tuhan Yesus pernah berkata,

"Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia." - Matius 24:37-39

Sebenarnya itu perkataan yang sangat aneh. Mengapa aneh?

1. Sebagai Anak Manusia, bagaimana mungkin Tuhan Yesus bisa memberi referensi sebuah masa di penghujung zaman dengan sebuah masa yang begitu purbakala.

2. Bagaimana audiens pada saat itu, adakah murid-murid-Nya mengerti seperti apa zaman Nuh yang selisihnya sekitar 3000 tahun?

3. Bagaimana pula kita, yang selisihnya bahkan sekitar 5000 tahun dengan zaman Nuh?

4. Dan yang paling mengganjal buat saya selama ini adalah frasa "makan dan minum", bukankah memang itu cara kita bertahan hidup? Apa istimewanya perkara makan dan minum dan kaitannya dengan zaman Nuh serta kedatangan-Nya yang kedua? Bukankah apapun zamannya, minumnya Teh Botol Sosro? Eh salah ... maksudnya, bukankah di setiap zaman, manusia pasti makan dan minum?

Ternyata untuk memahami perkataan Tuhan Yesus itu butuh "timing" yang tepat. Dan jika saya tidak salah menafsirkannya, maka perkara makan dan minum yang dimaksud-Nya adalah pada zaman medsos sekarang ini.

Vlogger-vlogger kuliner bertabur di jagat maya bagai bintang-bintang bertabur di jagat raya. Bahkan vlogger kuliner menjadi profesi baru dalam sekian tahun terakhir ini. Disebut profesi karena memang terbukti memberi dampak nyata berupa penghasilan yang cukup signifikan, termasuk menerima jasa endorse dari berbagai produsen yang hendak mempromosikan produk makanan minumannya.

Selain kemunculan vlogger kuliner, gencarnya promo diskon dari GoFood dan GrabFood yang dipersenjatai dengan sistem pembayaran online (GoPay dan OVO) juga memberi kontribusi yang dahsyat dalam industri kuliner nasional, khususnya di kota-kota besar.

Hasilnya jangan diragukan lagi, kombinasi informasi kuliner yang begitu deras dengan berbagai diskon yang begitu melimpah adalah obesitas dan menderita berbagai penyakit degeneratif yang lebih cepat daripada generasi sebelumnya. 

Tapi memang itu semua harus terjadi. Saya melihat bahwa fenomena ini merupakan cara yang ampuh untuk mensosialisasikan The Beast System pada Masa Antikristus nanti, sehingga pada waktunya semua orang, tua muda, hamba atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan, kaya maupun miskin semuanya tidak bisa berjual beli tanpa tanda nama binatang tersebut.

Well, ternyata Tuhan Yesus ialah seorang yang sangat visioner melihat sangat jauh ke depan bagaimana dunia ini hanyut dan tenggelam dalam pesta poranya sendiri. Dan semua yang terjadi ini juga merupakan tanda akan kedatangan-Nya yang kedua kali sudah semakin dekat.

Tuhan memberkati.

Wednesday, March 20, 2019

Wafat Sebelum Waktunya Adalah Pertanda Petaka

Kematian orang-orang yang dikasihi Tuhan sangatlah berharga.

"Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya." - Mazmur 116:15

Dan adalah wajar ketika anak-anak menguburkan ayah mereka masing-masing.

"Abraham mencapai umur seratus tujuh puluh lima tahun, lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre, yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya." - Kejadian 25:7-10

"Adapun umur Ishak seratus delapan puluh tahun. Lalu meninggallah Ishak, ia mati dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya; ia tua dan suntuk umur, maka Esau dan Yakub, anak-anaknya itu, menguburkan dia." - Kejadian 25:38-39

"Lalu berjalanlah Yusuf ke sana untuk menguburkan ayahnya, dan bersama-sama dengan dia berjalanlah semua pegawai Firaun, para tua-tua dari istananya, dan semua tua-tua dari tanah Mesir, serta seisi rumah Yusuf juga, saudara-saudaranya dan seisi rumah ayahnya; hanya anak-anaknya serta kambing domba dan lembu sapinya ditinggalkan mereka di tanah Gosyen." - Kejadian 50:7-8

Namun ketika seorang ayah harus menguburkan anaknya, Alkitab mencatat hal itu sebagai kejadian "luar biasa" sekaligus sebuah tanda "petaka".

Minimal ada dua kematian yang tercatat di Alkitab, yang menjadi pertanda buruk:

1. Kematian Habel, terjadi ketika Adam masih hidup, sekaligus peristiwa pembunuhan pertama yang dilakukan oleh seorang anak manusia terhadap sesamanya. 

2. Kematian Lamekh bin Metusalah, ketika ayahnya masih hidup. Padahal dari sepuluh nenek moyang pertama dalam sejarah manusia (Adam, Set, Enos, dan seterusnya sampai Nuh), semua anak menguburkan ayahnya masing-masing, kecuali Lamekh yang wafat 5 tahun lebih dulu daripada ayahnya, Metusalah.

Menurut Kitab Yashar (Kitab Orang Jujur), pada tahun kematian Lamekh, pada saat Nuh berusia 595 tahun, Bahtera Nuh mulai dibangun dan bahtera tersebut dirampungkan dalam 5 tahun sampai Nuh berusia 600 tahun dan di tahun yang sama Metusalah wafat, dan air bah datang.

Jadi begitu Nuh melihat bahwa ada "urutan kematian" yang berbeda, Nuh menangkap petunjuk bahwa itulah saatnya bahtera tersebut mulai dikerjakan.

Kematian Habel dan kematian Lamekh berharga di Mata Tuhan, namun kematian mereka merupakan "tanda petaka" bagi yang ditinggalkan.

Friday, March 8, 2019

Laodikia Dan Padang Gurunnya

"Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi." - Wahyu 3:10

"Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." - Wahyu 3:19-20

Tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul Rahasia Perjumpaan Di Padang Gurun. Awalnya saya berpikir bahwa pada Masa Tribulasi Besar nanti, Tuhan hanya memberikan perlindungan kepada golongan Jemaat Filadelfia saja. Tapi setelah merenungkan lebih intens ternyata golongan Jemaat Laodikia pun dijanjikan hal yang serupa oleh Tuhan.

Karena saya telah mengetahui pewahyuan tentang akan adanya pemeliharaan secara supranatural pada Masa Tribulasi Besar nanti, maka saya meyakini bahwa apa yang dijanjikan Tuhan kepada Jemaat Laodikia itu merupakan wujud konkritnya. Mereka yang dipelihara Tuhan di padang gurun akan menikmati manna sorgawi dan berbagai bentuk provisi lainnya agar bisa bertahan selama masa 1.260 hari tersebut.

Tantangan Dan Jatah Jemaat Laodikia

Berbeda dengan golongan Jemaat Filadelfia yang telah membangun disiplinnya sejak lama dengan menuruti firman Tuhan dan tekun menantikan-Nya, golongan Jemaat Laodikia harus menaklukkan tantangan terbesarnya, yakni kesuaman. 

Kesuaman ini tidak boleh dianggap remeh karena kesuaman ini disebabkan oleh sikap mendua hati yang berkepanjangan. Di satu sisi pengetahuan akan firman bertambah, namun di sisi lain jiwanya masih bisa dibahagiakan oleh berbagai keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Hasilnya adalah kemunafikan yang membuat Tuhan hendak memuntahkannya keluar alias dibuang ke Neraka.

Kesuaman ini adalah jerat yang mematikan, yang hanya bisa ditanggulangi dengan didikan dan hajaran Tuhan yang konsisten hingga akhir hayat atau hingga akhir waktu. Didikan yang konsisten dan berkesinambungan adalah "antidote" satu-satunya di dunia yang sarat dengan ilah-ilah yang wujudnya sangat variatif di zaman ini. Hal itu supaya kita tetap memiliki hati yang rela dan bertobat setiap saat.

Dan jika kita teliti lebih dalam lagi, nasihat Tuhan Yesus tersebut senada dengan apa yang tertulis dalam Kitab Ibrani,

"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak." - Ibrani 12:5-6

Status anak dalam hal ini bukanlah menjadi anak-anak gampang yang hanya dikarenakan mulutnya ada pernah mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, melainkan sebagai ahli waris yang dianggap pantas untuk mewarisi kuasa dan kemuliaan Bapa dan mampu memerintah sebagaimana Tuhan Yesus memerintah. Itu sebabnya kepada Jemaat Laodikia dijanjikan perkara paling mulia dibandingkan enam Jemaat lainnya,

"Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya." - Wahyu 3:21

Perhatikan jatah yang dijanjikan Tuhan kepada tiap-tiap Jemaat, dari Jemaat Efesus kepada Jemaat Laodikia, hal itu berjenjang dari yang paling "rendah", yakni di Taman Firdaus Allah hingga yang paling mulia, yakni di Takhta Bapa. Dari titik terjauh hingga titik sentral tempat Allah memerintah.

Identitas Golongan Jemaat Laodikia

Sebagaimana Sang Perempuan Wahyu 12 melahirkan Anak Laki-Lakinya, demikian juga golongan Jemaat Filadelfia melahirkan golongan Jemaat Laodikia yang berkemenangan. Hal ini pernah dibahas dalam poin ke-10 pada artikel yang berjudul Pasukan Gada Besi - The True Faceless Generation

Tidak semua pengikut Kristus dari golongan Jemaat Laodikia berkemenangan. Itu sebabnya selain Sang Anak Laki-Laki ada keturunan lain yang juga dilahirkan oleh Sang Perempuan Wahyu 12,

"Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus." - Wahyu 12:17

Yang berkemenangan dilarikan ke Takhta Allah, sedangkan yang belum berkemenangan akan menghadapi Sang Naga Merah dan kedua binatang Wahyu 13. Dan kemenangan tersebut bisa diperoleh jika mereka berhasil mempertahankan iman mereka terhadap ujian final Tanda Binatang Wahyu 13 saat Masa Tribulasi Besar nanti. Dan jatah kemartiran golongan Jemaat Laodikia ini telah lama diisyaratkan Tuhan Yesus,

"Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat." - Wahyu 3:17-18

Jubah putih atau pakaian putih adalah tanda bagi mereka yang telah menang mempertahankan imannya baik melalui kemartiran maupun karena setia memikul salib hingga menang atas keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.

"Dan kepada mereka masing-masing diberikan sehelai jubah putih, dan kepada mereka dikatakan, bahwa mereka harus beristirahat sedikit waktu lagi hingga genap jumlah kawan-kawan pelayan dan saudara-saudara mereka, yang akan dibunuh sama seperti mereka." - Wahyu 6:11

Saya meyakini, sebagaimana golongan Jemaat Efesus lahir setelah hujan awal atau pencurahan Roh Kudus pertama kali di loteng Yerusalem, demikian juga golongan Jemaat Laodikia lahir melalui fenomena Welsh 1904 sebagai awal dari hujan akhir yang berlangsung sepanjang abad ke-20 lalu.

Jadi sekarang, kita telah mengetahui di mana kita berada dalam kronologi ilahi Akhir Zaman ini, dan juga telah mengetahui tantangan serta jatah besar yang menanti. Maka dari itu relakanlah hati kita untuk ditegor dan dihajar oleh-Nya dan bertobatlah senantiasa.

Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.

Saudara-saudaraku yang kekasih, sementara aku bersungguh-sungguh berusaha menulis kepada kamu tentang keselamatan kita bersama, aku merasa terdorong untuk menulis ini kepada kamu dan menasihati kamu, supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.

Monday, March 4, 2019

Rahasia Perjumpaan Di Padang Gurun

"Dan terjadilah pada hari ketiga, pada waktu terbit fajar, ada guruh dan kilat dan awan padat di atas gunung dan bunyi sangkakala yang sangat keras, sehingga gemetarlah seluruh bangsa yang ada di perkemahan. Lalu Musa membawa bangsa itu keluar dari perkemahan untuk menjumpai Allah dan berdirilah mereka pada kaki gunung. 

"Gunung Sinai ditutupi seluruhnya dengan asap, karena TUHAN turun ke atasnya dalam api; asapnya membubung seperti asap dari dapur, dan seluruh gunung itu gemetar sangat. Bunyi sangkakala kian lama kian keras. Berbicaralah Musa, lalu Allah menjawabnya dalam guruh. Lalu turunlah TUHAN ke atas gunung Sinai, ke atas puncak gunung itu, maka TUHAN memanggil Musa ke puncak gunung itu, dan naiklah Musa ke atas." - Keluaran 19:16-20

"Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh. Mereka berkata kepada Musa: 'Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.'

"Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: 'Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.'" - Keluaran 20:18-20

Hari itu sesungguhnya adalah hari yang menyesakkan bagi Allah Israel dan juga bagi Musa, sebab demi pertemuan tersebut, Tuhan Allah menggelar serangkaian tindakan-tindakan yang sangat spektakuler dalam sepanjang sejarah dunia melalui Kesepuluh Tulah dan Musa rela sepuluh kali bolak balik untuk membahas hal yang sama dengan orang yang paling keras kepala dan keras hati, yakni Firaun, agar bangsanya diberi kesempatan untuk menghadap Tuhan Allah.

Namun ketika saat yang dinanti tiba, Tuhan Allah hadir dengan gagah-Nya dan berbicara dengan begitu wibawa-Nya, respon bangsa Israel justru merupakan sebuah anti-klimaks yang sangat menyedihkan. Mereka menjauhi Tuhan dan menolak berbicara langsung kepada Beliau. Sangat ironis memang. 

Sementara di zaman modern ini banyak orang Kristen yang berharap untuk bisa dengar suara Tuhan secara audible, walau di saat yang sama banyak juga yang meyakini bahwa Tuhan tidak pernah lagi berbicara langsung kepada manusia.

Padahal 3 hari sebelumnya Tuhan telah memberi petunjuk lengkap dan rinci untuk bangsa Israel bisa layak dalam perjumpaan tersebut dan semua petunjuk itu dipenuhi tanpa cacat oleh bangsa Israel. Sesuai dengan hukum yang ada bahwa orang yang suci hatinya akan melihat Allah. Namun ternyata kesucian yang ada pada bangsa Israel adalah kesucian yang sementara, yang hanya dibangun dalam waktu yang pendek, hanya 3 hari.


Nyali Iman Musa

Sekarang mari kita bandingkan dengan Musa. Mengapa Musa tidak mengeluhkan hal yang sama dengan yang dikeluhkan bangsa Israel? Bahkan sebaliknya Musa yang diandalkan bangsanya untuk bicara langsung dengan Tuhan Allah.

Musa itu mengalami serangkaian pengalaman yang sangat unik. Setelah sepuluh kali bolak balik bertemu dengan Firaun, dia malah menjadi "kebal" terhadap kematian. Maksud saya, Musa menjadi lupa untuk takut mati.

Padahal sebelumnya, Musa begitu enggan untuk kembali ke Mesir dengan alasan penyakit gagapnya. Sampai dia menolak perintah Tuhan dengan cara yang begitu menggelikan. Tapi lihatlah setelah dia menjadi kebal terhadap rasa takut mati, bahkan berhadapan muka dengan TUHAN Allah pun tidak menjadi sesuatu yang "baru" baginya.

Dan tidak mengherankan ketika Musa menuntut Tuhan untuk memperlihatkan kemuliaan-Nya yang gilang gemilang sekaligus mematikan itu. Juga berani mengancam Tuhan untuk menghapus namanya dari Kitab Kehidupan saat membela bangsanya.

Jadi memang yang paling efektif adalah minta Tuhan paksakan kehendak-Nya dalam hidup kita tanpa perlu kita negosiasikan kehendak-Nya itu, sekalipun akal sehat kita sulit untuk menerimanya. Dengan demikian, kita akan semakin menyatu dengan kematian Kristus dan semakin dekat dengan kebangkitan-Nya.

Di Padang Gurun Ada Perlindungan Dan Pemeliharaan

"Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya." - Wahyu 12:6

"Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa." - Wahyu 12:14

Pertanyaan berikutnya adalah, mengapa bangsa Israel tidak memiliki niat untuk bisa menyerupai Musa untuk sanggup berhadapan dengan Tuhan Allah? Bukankah hal itu seharusnya menjadi suatu hal yang sangat istimewa ketika orang bisa bersekutu langsung dengan obyek yang disembah atau dipujanya?

Tetapi ternyata yang akan dibawa masuk ke padang gurun untuk dipelihara selama Masa Tribulasi Besar berlangsung hanyalah Sang Perempuan. Untuk kita semua ketahui bahwa tidak semua Tubuh Kristus adalah Sang Perempuan tersebut. Sang Perempuan hanyalah sebagian dari Tubuh Kristus secara keseluruhan. Dan di sinilah kuncinya,

"Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau. Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi." - Wahyu 3:9-10

Setiap orang Kristen bisa saja mengaku bahwa dirinya adalah Mempelai bagi Tuhan Yesus Kristus, tapi waktulah yang akan membuktikan hal itu. Bahwa ternyata mereka yang memperoleh perlindungan dan pemeliharaan Tuhan pada Masa Tribulasi Besar, yakni hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia, adalah mereka yang selama ini sungguh-sungguh menuruti firman-Nya, sekaligus tekun menantikan Tuhan dalam setiap perkara.

Mereka yang sungguh-sungguh menuruti firman-Nya, dan tekun menantikan Tuhan dalam setiap perkara adalah mereka yang menjadikan dirinya atau tubuhnya sebagai habitation atau bait suci tempat Roh Tuhan bersemayam. Maka ketika sebuah visitation terjadi, mereka tidak akan menolak  seperti bangsa Israel menaolak atau memperdagangkan (merchandising) pengalaman perjumpaan pribadi dengan Tuhan.

Saya yakin bahwa Tuhan tidak akan membiarkan peristiwa perjumpaan yang terjadi sekitar 3500 tahun lalu akan terulang kembali. Terlebih lagi Tuhan Yesus telah menjadi pokok keselamatan dan Roh Kudus telah dimeteraikan bagi kita. Jadi tidak ada alasan lain untuk kita tidak mempersiapkan diri secara benar untuk menjadi habitation bagi-Nya sekaligus memperoleh jaminan perlindungan pada masa yang sangat menentukan itu.

Keadaan Sang Perempuan yang menjadi habitation bagi Roh Tuhan itulah yang menjadi perlindungan dan pemeliharaan itu sendiri bisa dinikmati pada Masa Tribulasi Besar nanti.

Jadi sekarang, adakah kita hendak lebih serius dan bersungguh-sungguh untuk mempersiapkan diri ketika masa itu tiba?

Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.

Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.

Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat, sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.

Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Friday, March 1, 2019

Fantasi Lawatan

"Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu." - Yoel 2:23

Sampai saat ini, masih banyak bagian dari Gereja yang meyakini serta terus mendoakan akan terjadinya lawatan terbesar Roh Kudus di Akhir Zaman, atau yang oleh sebagian kalangan disebut Gelombang Pentakosta ke-3 (Third Pentacost). Bahkan mereka yakin bahwa yang mereka sebut sebagai Pentakosta ke-3 ini akan jauh lebih dahsyat daripada apa yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya, termasuk yang paling fenomenal dalam sejarah, yakni lawatan Roh Kudus di Welsh pada tahun 1904-1906.

Keyakinan tersebut juga didukung oleh sebuah ide yang sempat membahana belasan tahun lalu, tepatnya pada tahun 2003 - 2006 di tanah air yang disebut transformasi. Melalui seorang nabiah dari luar negeri yang bernama Cindy Jacobs, ide atau nubuatan mengenai transformasi di Indonesia terlontar dan direspon sangat positif. 

Bahkan ide nubuatan transformasi tersebut diyakini begitu ekstrem oleh sebagian hamba-hamba Tuhan, yakni akan mengulang "kesuksesan" fenomena Welsh 1904-1906 dengan skala yang jauh lebih besar dan masif.

Bagi Anda yang belum mengetahui seberapa suksesnya fenomena Welsh 1904-1906, ada baiknya Anda tahu bahwa saat itu memang Roh Tuhan melawat dan bermanifestasi dengan sangat dahsyat sehingga penjara-penjara kosong, para polisi menganggur akibat tingkat kejahatan yang mencapai titik nol. Termasuk prostitusi dan berbagai kegiatan jahat lainnya berhenti total untuk jangka waktu tertentu itu. Selengkapnya mengenai fenomena Welsh 1904-1906 ini dapat Anda pelajari melalui berbagai sumber, termasuk salah satunya buku karangan Rev. Owen Murphy yang berjudul When God Stepped Down From Heaven.

Jadi bisa dibayangkan betapa kalangan Gereja di Indonesia "dibius" dan dimabukkan dengan ide transformasi yang juga dibayangi "kejayaan" Welsh di awal abad ke-20 itu. Belum lagi ditambah cerita-cerita sejenis dari Azusa Street, Toronto Blessings dan Soe - Kupang 1965-1966.

Dalam hemat saya, entah bagaimana ide transformasi tersebut juga dipahami sebagai ide konversi dari non-Kristen menjadi Kristen. Bahkan tidak sedikit yang meyakini bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan penduduk yang mayoritas beragaman Kristen karena hal ini terjadi pada Korea Selatan, Tanzania dan berbagai negara lainnya, dimana sebelumnya agama Kristen yang minoritas menjadi mayoritas atau mewarnai separuh dari demografi suatu negara.

Jadi benarkah keyakinan tersebut? Tepatkah nubuatan tentang transformasi itu? Akan terjadikah Pentakosta ke-3 itu?

Hujan Akhir Yang Telah Berakhir

Pencurahan Roh Kudus pertama di loteng Yerusalem saat zaman para rasul merupakan hujan awal, sayangnya banyak Gereja Kharismatik yang tidak menyadari bahwa fenomena Welsh 1904, Azusa Street, Toronto Blessings dan Soe - Kupang 1965 adalah hujan akhirnya.

Puncak dari hujan akhir tersebut di Asia bahkan di Indonesia ditutup dengan tuaian jiwa-jiwa tersebesar sepanjang sejarah yang dipicu oleh krisis moneter dan krisis ekonomi di tahun 1997 - 1998. Gereja di Indonesia mengalami "baby boomer" atau ledakan jumlah jemaat saat itu. Bahkan di kalangan para pendeta aliran kharismatik diperkatakan frasa populer yakni, "Penginjilan paling efektif adalah dengan membuka cabang gereja, cabang ibadah atau cabang persekutuan."

Mengapa frasa tersebut begitu populer? Sebab memang faktanya yang terjadi saat itu adalah benar demikian. Tiap buka cabang jam ibadah baru di manapun, hampir dipastikan akan ramai oleh jemaat yang hadir. Dan terus terang belakangan saya menyadari bahwa frasa tersebut telah merendahkan arti penginjilan yang sesungguhnya, karena kesuksesan penginjilan hanya diukur dari jumlah kehadiran yang begitu mudahnya terjadi.

Baiklah, kembali ke perkara pokok, dari mana kita bisa mengetahui bahwa hujan akhir yang dinubuatkan dalam Kitab Yoel itu sudah terjadi? Perhatikan ayat berikut ini,

"Tetapi kelak, jumlah orang Israel akan seperti pasir laut, yang tidak dapat ditakar dan tidak dapat dihitung. Dan di tempat di mana dikatakan kepada mereka: 'Kamu ini bukanlah umat-Ku,' akan dikatakan kepada mereka: 'Anak-anak Allah yang hidup.' Orang Yehuda dan orang Israel akan berkumpul bersama-sama dan akan mengangkat bagi mereka satu pemimpin, lalu mereka akan menduduki negeri ini, sebab besar hari Yizreel itu." - Hosea 1:10-11

Jadi ketika Tuhan Yesus hadir di Bumi, dan pada zaman para rasul pertama, yang ada hanyalah sisa Kerajaan Yehuda, sedangkan Kerajaan Israel Utara sudah mengalami diaspora ke berbagai penjuru dunia sejak ratusan tahun sebelumnya. Israel Utara yang terdiri 10 suku itu, yang diyakini telah lama hilang, tersebar di berbagai penjuru dunia bahkan sebelum Masa Pembuangan ke Babel.

Dengan demikian, maka pencurahan Roh Kudus pertama di loteng Yerusalem pada hari Pentakosta itu, yang menikmati hanyalah suku Yehuda dan sisa Kerajaan Yehuda Selatan. Sedangkan fenomena Welsh 1904, Azusa Street, Toronto Blessings dan Soe - Kupang 1965 merupakan hujan akhir sekaligus untuk memenuhi nubuatan yang tertulis dalam Hosea 1:10-11 itu.

Kerajaan Israel Utara yang dibubarkan Tuhan sudah tidak lagi disebut sebagai umat-Nya, namun melalui karya salib Tuhan Yesus dan lawatan Roh Kudus maka keturunan mereka diadopsi sebagai anak-anak Allah yang hidup.

Jadi memang jika mau diteliti, para moyang penduduk setempat dari Welsh hingga Soe - Kupang itu sesungguhnya adalah keturunan dari Kerajaan Israel Utara yang telah lama hilang. Itu sebabnya mereka mengalami hal-hal ajaib dan fenomenal seperti yang terjadi pada zaman Tuhan Yesus di Bumi, termasuk air yang berubah menjadi anggur, sungai terbelah, bahkan berjalan di atas air yang semuanya pernah terjadi di Soe - Kupang.

Fakta Sejarah Dan Peran Pemerintah

"Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah. Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya." - Roma 13:1-2

"Every country has the government it deserves." - Joseph de Maistre

Memang kita membutuhkan data penelitian yang akurat atas klaim tersebut di atas mengenai keterkaitan hujan akhir yang marak terjadi berbagai belahan dunia pada sepanjang abad ke-20 lalu dengan kesepuluh suku Israel yang hilang tersebut.

Namun ada hal lain yang hendak saya bahas pada tulisan kali ini, yang saya yakin bisa menjadi pertimbangan untuk menambah pemahaman kita bersama supaya bisa menilai zaman dengan lebih tepat.

Saya hendak menyoroti timing terjadinya fenomena lawatan Roh Tuhan di Soe - Kupang pada tahun 1965 - 1966. Dulu saya sempat merenungkan, mengapa hal itu terjadi bertepatan dengan peristiwa kelam sejarah Indonesia akibat dari pemberontakan G30S/PKI. Jadi sepertinya di satu sisi ada peristiwa yang begitu positif dan dahsyat, namun di saat yang sama, di negara yang sama pula, terjadi sebuah peristiwa yang begitu kelam dan mencekam.

Berdasarkan apa yang tertulis dalam Roma 13:1-2, saya meyakini ada peran pemerintah yang Tuhan pakai untuk menunjang agar agenda-Nya terlaksana. Jadi sesungguhnya peristiwa Soe - Kupang merupakan tanda waktu agenda Tuhan dimulai di Indonesia, sedangkan insiden G30S/PKI merupakan peristiwa yang diizinkan Tuhan terjadi untuk menunjang agenda tersebut.

Mengapa saya menyimpulkan bahwa G30S/PKI menunjang agenda Tuhan pada saat itu? Karena sampai PKI dijatuhkan, penginjilan di Indonesia tidak mengalami perkembangan yang signifikan atau ketika penginjilan terjadi terdapat tekanan besar dari pihak penguasa yang intoleran (saat itu PKI merupakan parpol yang berkuasa cukup signifikan di Indonesia).

Hal itu juga tercermin dari arah kebijakan luar negeri Indonesia di bawah pimpinan Presiden Sukarno yang membentuk poros Jakarta - Beijing, ditambah Pyongyang dan Moscow. Dan jika kita perhatikan, China, Korea Utara dan Sovyet adalah negara-negara komunis yang juga sangat intoleran terhadap kekristenan, bahkan hingga saat ini.

Jadi kejatuhan Presiden Sukarno dan bubarnya PKI merupakan penanda dimulainya hujan akhir di Indonesia. Dan hujan akhir ini berlansung selama 33 tahun bersamaan dengan berjalannya Orde Baru dan masa pemerintahan Presiden Soeharto. Sedangkan kejatuhan Presiden Soeharto di tahun 1998 merupakan tanda berakhirnya hujan akhir tersebut, yang ditutup dengan tuaian besar jiwa-jiwa yang menyebabkan jumlah orang Kristen di Indonesia meningkat pesat sejak saat itu hingga beberapa tahun berikutnya.

Dan terbukti bahwa tidak lama setelah kejatuhan Presiden Soeharto, intoleransi kembali meningkat dalam tempo yang relatif singkat. Terbentuknya ormas semacam FPI, parpol PKS, bahkan organisasi HTI yang sekarang telah dilarang merupakan manifestasi dari spirit yang sama yang pernah ada pada gerakan komunisme PKI sebelumnya. Spirit ini yang menyebabkan berbagai insiden berdarah di berbagai wilayah di tanah air, seperti Poso, Ambon, dan yang lainnya.

Selain itu, ada tanda lain yang tidak bisa diabaikan, yang makin meyakinkan saya bahwa sesungguhnya hujan akhir itu telah berakhir di 1998, apakah itu? Berdirinya Islamic State of Iraq and Syria atau yang disebut ISIS di tahun 1999. Perlu kita ketahui bahwa ISIS saat ini adalah empat kaki binatang Antikristus tersebut yang bercokol di empat negara saat ini, Irak, Suriah, Turki dan Iran.

Manifestasi berdirinya ISIS jauh lebih dahsyat lagi, dan yang paling fenomenal adalah peristiwa WTC-9/11 di New York pada tahun 2001, yang dilanjutkan dengan berbagai insiden berdarah lainnya di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. 

Menurut hemat saya, berbagai insiden berdarah dari kaum ekstremis radikal inilah yang makin menegaskan bahwa hujan akhir tersebut telah berakhir. Dan seharusnya fokus Gereja sejak saat itu hingga saat ini dan ke depan, bukan lagi mempersiapkan tuaian besar dan lawatan Tuhan, melainkan mempersiapkan penampian besar dan kedatangan Tuhan Yesus yang ke-2.

Penampian besar itu puncaknya ada pada Masa Tribulasi Besar nanti, sedangkan agenda Tuhan berikutnya adalah ingin datang dan menetap sekaligus memerintah di Bumi pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali, dan bukan lagi sekedar lawatan yang bersifat "hit and run."

The Greatest Revival

"Bangkitlah, menjadi teranglah, sebab terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN terbit atasmu. Sebab sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa; tetapi terang TUHAN terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya menjadi nyata atasmu." - Yesaya 60:1-2

"Kemuliaan matahari lain dari pada kemuliaan bulan, dan kemuliaan bulan lain dari pada kemuliaan bintang-bintang, dan kemuliaan bintang yang satu berbeda dengan kemuliaan bintang yang lain. Demikianlah pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah. Jika ada tubuh alamiah, maka ada pula tubuh rohaniah." - 1 Korintus 15:41-44

Sekalipun saya meyakini bahwa hujan akhir itu telah berakhir, namun saya juga meyakini bahwa The Great Awakening atau The Great Revival yang telah lama dinubuatkan itu akan terjadi dalam waktu yang tidak lama lagi.

Bangkitnya ISIS, meningkatnya intoleransi, mencekamnya kaum globalis dan berbagai manifestasi lainnya justru semakin meneguhkan bahwa Kebangkitan Besar akan segera terjadi sebab demikianlah telah diagendakan dalam nubuatan Yesaya 60 itu. 

Saat ini memang dunia telah menjadi semakin gelap, intoleransi dari kaum agamawi di tanah air maupun gerakan LGBTQ di dunia Barat yang sangat memprihatinkan adalah sebagian kecil tantangan yang sangat mencemaskan dan harus dihadapi Gereja Tuhan di seluruh dunia, sampai puncaknya nanti Antikristus dan Nabi Palsunya diizinkan berkuasa untuk waktu yang singkat.

"Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain; karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sebelum kamu selesai mengunjungi kota-kota Israel, Anak Manusia sudah datang. ... Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah itu dalam terang; dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah itu dari atas atap rumah. Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka." - Matius 10:23, 27-28

Pada saat gross darkness (kegelapan pekat) mencapai puncaknya itulah Great Revival terjadi dan datangnya bukan lagi dari atas seperti hujan awal maupun hujan akhir, melainkan dari dalam diri The Remnant Church, sisa dari Gereja yang telah lolos dari penampian selama ini. The Remnant Church adalah mereka yang terpilih untuk menjadi saksi sekaligus martir bagi Kerajaan untuk memberitakan Kesaksian Besar sampai Tuhan Yesus tiba di Bumi.

Roh Kudus yang masih termeterai di dalam sisa Gereja yang lolos dari penampian inilah yang akan memancarkan kemuliaan Tuhan dengan berbagai kadarnya, ada yang seterang matahari, atau hanya secercah rembulan dan bintang-bintang. Dan melalui The Remnant Church inilah kuasa Roh Kudus yang belum pernah dimanifestasikan sebelumnya, yang disebut sebagai The Powers Of The Age To Come akan mengisi seluruh sisa agenda ilahi sampai Tuhan Yesus tiba di Bumi pada kedatangan-Nya yang kedua.

Konklusi

Setelah kita mengetahui semua hal tersebut di atas, lalu sekarang apa yang patut menjadi prioritas saat ini bagi Gereja untuk tetap bisa berperan dengan benar dalam sisa seluruh agenda Tuhan ke depan nanti?

Yang terutama adalah put your house in order, jalani hidup kekristenan kita sesuai dengan tatanan Kristus. Kejarlah keserupaan dengan Kristus dan jadikanlah hal itu sebagai satu-satunya agenda hidup kita. Karena waktu yang ada juga sudah semakin singkat.

Hentikanlah fantasi lawatan yang selama ini Anda yakini, sebab sesungguhnya hujan akhir memang telah lama berakhir, dan pahamilah agenda Tuhan dengan cara menilai zaman secara benar.  Hujan Awal, Hujan Akhir dan The Greatest Revival memiliki jadwalnya sendiri sesuai dengan agenda Tuhan tanpa bisa dipaksakan atau diintervensi oleh seorang manusiapunThe Remnant Church yang berkemenanganlah yang menjadi instrumen untuk The Greatest Revival terjadi di masa depan nanti. Menang karena setia memikul salib dan menyalibkan keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.

Memang sejarah ada membuktikan bahwa setiap revival maupun tuaian jiwa-jiwa yang besar seringkali disertai peristiwa berdarah. Welsh 1904 - 1906 diikuti dengan Perang Dunia I, revival di Korea diikuti dengan penjajahan Jepang, Soe - Kupang 1965 diikuti dengan insiden G30S/PKI, tuaian besar 1998 diikuti dengan kerusuhan Mei 98, Poso, Ambon dan sebagainya.

Begitu pula nanti pada Great Persecution maupun Great Tribulation juga akan disertai lawatan dan tuaian terbesar yang menjadi pamungkas sebelum Tuhan Yesus datang ke-2 kalinya.

Tuhan memberkati.

Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.

Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.

Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga?

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.