Labels

Thursday, June 9, 2011

Jurnal SHRK Juni 2011 - Hari ke-3 Vol. 2

Lalu jawab salah seorang hamba itu, katanya: "Sesungguhnya, aku telah melihat salah seorang anak laki-laki Isai, orang Betlehem itu, yang pandai main kecapi. Ia seorang pahlawan yang gagah perkasa, seorang prajurit, yang pandai bicara, elok perawakannya; dan TUHAN menyertai dia." - 1 Samuel 16:18

Daud - Memiliki sayap dengan melakukan lebih dari yang diminta / diharapkan tanpa pernah memilih pekerjaan / tanggung jawab yang ada. Saat itu Tuhan telah menolak Saul dan Roh-Nya telah undur dari pada Saul. Akibatnya Saul sering diganggu roh jahat dan untuk memperoleh kelegaan dari gangguan roh jahat dibutuhkan seorang yang pandai bermain kecapi. Dan pada saat itu pemain kecapi masih sangat jangan, indikasinya adalah karena Saul memerintahkan untuk dicarikan, jika pemain kecapi mudah dicari, tentu di istananya sudah ada minimal seorang pemain kecapi yang handal. Hal ini juga mengindikasikan bahwa Daud adalah seorang yang bukan saja tangkas dan handal, namun setia dalam perkara-perkara kecil. Ia rela menjadi gembala, walau saat itu profesi seorang gembala dipandang sebagai profesi rendahan, namun dijalaninya dengan sukacita dan sepenuh hati. Keperkasaannya saat melawan singa dan beruang dalam menjalani profesinya sebagai seorang gembala menjadikan Daud dikenal sebagai seorang prajurit dan bahkan pahlawan yang gagah perkasa. Padahal saat itu, Daud belum pernah bertemu dengan Goliat.

Selain menjadi gembala dan pemain kecapi, Daud juga seorang penari. Bagi seorang laki-laki di Timur Tengah, menari bukanlah sesuatu yang biasa dilakukan. Namun Alkitab hanya mencatat istilah "seperti Daud menari" dan bukan seperti orang lain. Hal ini karena Daud melakukan segala sesuatu dengan segenap hati untuk Tuhan. Daud berani melakukan hal-hal benar dan yang orang lain tidak mau lakukan. Oleh karenanya, permainan kecapi dan tarian menjadi begitu dikenal di kalangan orang-orang Israel.

Aku mengasihi orang yang mengasihi aku, dan orang yang tekun mencari aku akan mendapatkan daku. - Amsal 8:17

Salomo - Memiliki sayap dengan mencintai dan mengejar hikmat lebih dari siapapun. Hikmat adalah Tuhan Yesus sendiri. Dan untuk menerima dan mengelola semua yang Tuhan janjikan bagi kita dibutuhkan hikmat yang begitu besar, supaya apapun yang Tuhan percayakan tidak menjadi sia-sia, namun menjadi berkat bagi banyak bangsa.

Jurnal SHRK Juni 2011 - Hari ke-3 Vol. 1

Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru. - Yohanes 20:16

Peristiwa ketika Maria Magdalena berdiri dekat kubur dan menangis di hari ke-3 setelah Tuhan Yesus dikubur. Maria telah melihat dua orang malaikat, bahkan melihat Tuhan Yesus, namun tidak mengenali-Nya. Dua kali Tuhan Yesus bertanya akan alasan Maria menangis dan siapa yang sedang dicari, Maria masih belum menyadari. Namun ketika Tuhan Yesus memanggil namanya, sesaat kemudian sadarlah Maria. Sebab hanya Dia yang memanggil Maria sedemikian rupa, dan hal ini terjadi karena adanya persahabatan dan keintiman antara Maria dengan Tuhan Yesus. Adakah kita menjalin persahabatan dan keintiman sedemikian rupa? Pernahkah Tuhan memanggil nama kita secara pribadi saat kita berinteraksi dengan-Nya?

Maka hamba-Ku Daud akan menjadi rajanya, dan mereka semuanya akan mempunyai satu gembala. Mereka akan hidup menurut peraturan-peraturan-Ku dan melakukan ketetapan-ketetapan-Ku dengan setia. - Yehezkiel 37:24, berbicara tentang Kerajaan Israel dan Yehuda yang dipersatukan kembali.

Nabi Yehezkiel ada pada zaman sekitar 400 tahun setelah raja Daud, namun nabi Yehezkiel mampu melihat masa depan bersama dengan Tuhan. Masa depan akan bersatunya kembali Kerajaan Israel dan Yehuda di bawah kepemimpinan raja Daud di masa yang akan datang. Sampai saat ini firman nubuatan ini belum digenapi seutuhnya. Kristus yang adalah Daud yang sesungguh memang telah merampungkan tugas penebusan, namun pemulihan dan pembebasan bangsa Israel secara fisik akan terjadi pada zaman Kerajaan Seribu Tahun.

Keberadaan sayap-sayap rohani dan kemampuan kita terbang dipengaruhi dari cara dan kemampuan kita menangkap kehendak Tuhan dan kerinduan untuk melakukannya dalam hidup kita. Beberapa tokoh / pahlawan iman lainnya:

Samuel - Memiliki sayap dengan selalu memilih bereaksi yang benar sehingga memperoleh keuntungan yang besar dalam setiap keadaan / kesempatan. Dan mengenai hal ini bahkan bangsa Israel memberikan kesaksian yang meneguhkan saat Samuel minta diri dari bangsa itu (1 Samuel 12:3-4, 23). Samuel memiliki segudang alasan untuk menjadi marah, kecewa dan bereaksi yang salah dalam berbagai peristiwa hidupnya:
  • Samuel memiliki alasan untuk kecewa dan marah karena sejak kecil ia tidak lagi tinggal bersama dengan kedua orang tuanya, melainkan tinggal di dalam Bait Allah di bawah pengawasan imam Eli saat itu. Ini sama sekali berbeda dengan masa kanak-kanak lainnya dimana anak-anak lain mendapat kasih sayang orang tua mereka sepenuh waktu seperti pada umumnya. Namun Samuel tetap setia mengabdi kepada Tuhan.
  • Samuel dibesarkan bersama dengan anak-anak dursila dari imam Eli, Hofni dan Pinehas, yang begitu keji dan mengerikan. Namun  hal ini juga tidak menjadikan Samuel mengikuti aksi jahat anak-anak imam Eli itu. Samuel tetap menjaga kehidupannya di hadapan Tuhan.
  • Ketika Tuhan mencurahkan segala "uneg-uneg"-Nya atas semua yang terjadi dari keluarga imam Eli, Samuel tidak surut menaruh hormat yang sepantasnya kepada imam Eli. Dia tidak memandang rendah atau bersikap kurang ajar walau semua keburukan keluarga imam Eli diketahuinya bahkan dari Tuhan sendiri. Sikap ini agaknya jarang didapati ketika para bawahan mengetahui kebobrokan atasannya dalam berbagai organisasi termasuk di dalam gereja.
  • Bangsa Israel meminta seorang raja dan sesungguhnya ini sama dengan menolak kepemimpinan Samuel, namun Samuel tetap setia melayani Tuhan dan tetap mencari kehendak-Nya untuk mengetahui orang yang tepat yang Tuhan inginkan untuk menjadi raja atas Israel saat itu.
  • Dan ketika Saul, orang yang dipilih Tuhan pertama kali untuk menjadi raja, memberontak dan mendukakan Tuhan, Samuel tidak menjadi marah terhadap Tuhan dan menyalahkan Tuhan atas pilihan-Nya memilih Saul. Sebaliknya Samuel bereaksi tetap memihak kepada Tuhan daripada egonya sendiri. Perhatikan bagaimana reaksi Tuhan ketika Saul melanggar untuk yang kedua kalinya secara fatal, bahwa Tuhan MENYESAL karena telah menjadikan Saul sebagai raja. Bahkan hati Samuel ikut sakit (1 Samuel 15:11). Namun ketika menghardik Saul, Samuel berkata bahwa Tuhan tidak berdusta dan tidak tahu menyesal, sebab Tuhan bukan manusia yang harus menyesal (1 Samuel 15:29). Dapatkah kita melihat bagaimana Samuel begitu menghargai perasaan dan kedaulatan Tuhan dengan sedemikian dalam? Dapatkah kita memahami keintiman Samuel terhadap Tuhan?
Bersambung...

Wednesday, June 8, 2011

Jurnal SHRK Juni 2011 - Hari ke-2

The Future Belongs To Those Who Can Fly

Melanjutkan Jurnal SHRK Juni 2011 - Hari ke-1, berikut ini tokoh-tokoh iman lainnya:

Abraham - Dua hal yang menjadi sayap imannya. Pertama, melangkah tanpa mengetahui tempat yang dituju. Bagi orang dunia, ini sebuah kekonyolan. Namun orang yang mengenal Tuhan dengan benar bertindak tanpa mempertanyakan maksud-Nya. Memang ada hal-hal yang harus direncanakan sejak awal, namun ada hal-hal lain yang bahkan rencana akan berakibat bencana. Hal ke-dua adalah bahwa Abraham ketika diam di tanah yang dijanjikan tetap memperlakukan hal tersebut seolah-olah sebagai sesuatu yang asing. Ini sikap yang sama sekali berbeda dari orang kebanyakan, dimana ketika rejeki atau berkat tertentu datang ke dalam kehidupan seseorang, maka orang tersebut akan menganggap berkat tersebut adalah miliknya dan hatinya berubah setia hingga melupakan Tuhan. Abraham tidak membiarkan hatinya terikat kepada apapun bahkan siapapun selain kepada Tuhan. Itu sebabnya bahkan ketika Ishak diminta untuk dikorbankan, Abraham tetap mentaatinya hingga tuntas. 

Ishak - Memiliki sayap iman dengan memandang jauh ke depan ketika memberkati Yakub dan Esau. Perkara memberkati keturunan adalah tradisi turun temurun, namun Ishak melakukan hal ini bukan sekedar meneruskan tradisi yang ada dan semua ini dapat kita lihat dari berkat yang diturunkan kepada Yakub berbeda dengan berkat yang diturunkan kepada Esau. Ishak tidak hanya memikirkan perkara-perkara sesaat, namun beliau juga memikirkan perkara-perkara di masa depan. Apa yang akan terjadi di masa depan terhadap anak-anaknya menjadi beban mulia di hatinya. Walau pada masa tuanya penglihatannya menjadi jauh berkurang, namun visinya akan masa depan anak-anaknya tidak memudar. Apa yang diwariskan dari ayahnya, diyakini sepenuh hati dan diteruskan kepada anaknya seperti yang Tuhan kehendaki tanpa pernah melihat lebih dulu apa yang dijanjikan Tuhan kepada Abraham.

Yakub - Memiliki sayap iman dengan memberkati kedua anak Yusuf - Efraim dan Manasye. Yakub awalnya seorang yang egois & licik, menghalalkan segala cara untuk menguntungkan dirinya.  Namun Yakub yang menjelang akhir hidupnya ialah seorang pribadi yang sama sekali berbeda. Ada berbagai perkara besar yang dialami oleh Yakub, namun kitab Ibrani pasal 11 memperhitungkan iman beliau hanya ketika memberkati kedua anak Yusuf. Beliau bukan saja memikirkan dirinya sendiri, namun juga peduli akan kehidupan orang-orang yang di bawah. Efraim dan Manasye walaupun secara biologis adalah cucu-cucunya Yakub, namun secara hukum rohani mereka diangkat sebagai anak-anak Yakub. Perkara mengangkat kehidupan atau nasib orang lain adalah perkara yang bukan saja mendatangkan percepatan bagi orang yang kita bantu namun juga bagi diri sendiri. Ini saatnya bagi kita orang percaya, bukan sekedar memajukan kehidupan diri sendiri maupun kelompok kita sendiri, namun berpikir lebih luas seperti yang Tuhan kehendaki supaya bangsa ini bahkan seluruh dunia mengalami lawatan Tuhan yang semakin nyata.

Tuesday, June 7, 2011

Jurnal SHRK Juni 2011 - Hari ke-1

Sebab percumalah jaring dibentangkan di depan mata segala yang bersayap - Amsal 1:17

Sesungguhnya, sebuah pintu terbuka di sorga dan suara yang dahulu yang telah kudengar, berkata kepadaku seperti bunyi sangkakala, katanya: Naiklah ke mari dan Aku akan menunjukkan kepadamu apa yang harus terjadi sesudah ini. Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang. - Wahyu 4:1-2

Masa depan adalah milik mereka yang bisa terbang - Anonim

Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Sejak beberapa bulan terakhir ini kita mendengar pesan Tuhan bahwa Dia akan membawa kita terbang bukan sekedar menjadi berkat bagi bangsa-bangsa namun juga memerintah bersama dengan-Nya. Dan sungguh Tuhan sangat mengharapkan kita bisa terbang bersama dengan-Nya, karena mereka yang mampu terbang takkan terhentikan untuk berkuasa dalam keadaan yang mengalami goncangan-goncangan yang begitu dahsyat untuk menjadi bagian dari Kerajaan Yang Tak Tergoncangkan.

Untuk mampu terbang bersama-Nya dibutuhkan sayap-sayap iman. Ingatlah bahwa sejak awal Tuhan sering kali berkata bahwa ini semua hanya soal iman. Dan ketika Ia kembali untuk yang ke-dua kalinya, Beliau memperingatkan akan adanya Ia dapati iman di bumi. Berikut ini adalah sayap-sayap iman dari para pahlawan iman yang tertulis pada Kitab Ibrani pasal 11:

Habel - Memiliki sayap iman dengan jalan mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik. Di zaman manusia belum menjadikan hewan sebagai sumber makanan, Habel menggembalakan kambing domba hanya untuk dijadikan persembahan kepada Allah. Dan hal inilah yang membuat Kain menjadi sangat iri dan akhirnya membunuh Habel, adik kandungnya. Alasan bahwa Kain melakukan hal ini karena ia sadar bahwa ia tidak akan menang dalam "perlombaan" dengan Habel. "Perlombaan" yang ia persepsikan sendiri untuk menjadi lebih "unggul". Juga karena tabiat Kain yang menjadikan egonya sebagai prioritas. Sementara Habel mengorbankan segala sesuatu yang lebih baik karena memprioritaskan Tuhan di atas egonya. Dan karena sayap imannya, bahkan setelah kematiannya, Habel masih berbicara. Kesaksiannya menjadi berkat bagi kita semua. Iman Habel mengajarkan kita untuk lebih "kejam" terhadap diri kita sendiri, untuk tidak memanjakan diri sendiri dan terus menantang diri sendiri sampai pada garis akhir yang Tuhan tetapkan bagi kita.

Henokh - Memiliki sayap iman dengan sungguh-sungguh mencari Tuhan. Diceritakan bahwa selama 300 tahun Henokh bergaul karib dengan Tuhan. Sementara begitu banyak orang percaya yang hidup tanpa melanggar perintah-perintah-Nya namun jauh dalam hubungan dengan Tuhan, kita dituntut untuk memahami isi hati-Nya, sungguh-sungguh mengejar-Nya, bukan untuk meminta berkat melainkan sungguh-sungguh ingin mengenal-nya lebih dan lebih lagi. Kita diharapkan tidak terjebak dalam rutinitas pelayanan maupun pola pikir kebenaran diri kita sendiri seperti si Sulung yang terhilang di rumah ayahnya, yang tinggal bertahun-tahun melayani dan tidak pernah melanggar perintah ayahnya, namun juga tidak diajak berpesta ketika ayahnya merayakan kembalinya si Bungsu. Sebentar lagi Bapa akan berpesta besar menyambut sepupu kita - Kedar dan Nebayot - sebagai si Bungsu yang hilang dan kembali ke rumah Bapa, akankah kita sebagai si Sulung dilibatkan dalam pesta-Nya?

Nuh - Memiliki sayap iman denga mentaati DENGAN TEPAT semua petunjuk Allah tanpa pernah melihat sesuatu yang belum kelihatan sampai pada waktunya. Zaman sebelum air bah, manusia tidak ada yang makan daging hewan, baik itu hewan darat maupun hewan laut. Nuh adalah orang pertama yang membuat kendaraan untuk digunakan di atas air. Dan itu bukan berupa sampan atau perahu melainkan sebuah bahtera. Dan pembuatan bahtera bukan dilakukan di tepi pantai atau danau besar, melainkan di atas gunung. Begitu banyak "kegilaan-kegilaan" yang Nuh lakukan demi mentaati dengan tepat apa yang Tuhan perintahkan. Sungguh di luar kelaziman dan logika manusia zaman itu. Bahkan menurut catatan para ahli, Nuh membangun bahtera selama 120 tahun. Dapatkah kita bayangkan selama 120 tahun melakukan sesuatu yang sama sekali baru, sama sekali "aneh", sama sekali di luar logika demi sesuatu yang sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.