Labels

Wednesday, September 21, 2016

Ayin Zayin 5777 - Vol. 2: Shebet (שָׁ֫בֶט) Dan Shabbath (שַׁבָּת)

"Tanyanya: 'Apakah tanggungan yang harus kuberikan kepadamu?' Jawab perempuan itu: 'Cap meteraimu serta kalungmu dan tongkat yang ada di tanganmu itu.' Lalu diberikannyalah semuanya itu kepadanya, maka ia menghampirinya. Perempuan itu mengandung dari padanya." - Kejadian 38:18

"Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya." - Lukas 15:22

"Tongkat kerajaan (שַׁבִּט) tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa." - Kejadian 49:10

"Ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya, sehingga raja mengulurkan tongkat emas yang di tangannya ke arah Ester, lalu mendekatlah Ester dan menyentuh ujung tongkat itu." - Ester 5:2

Arti dari Zayin selain pedang adalah tongkat otoritas. Dan ada hal yang amat menarik dari makna tongkat otoritas ini. Secara umum, seorang pangeran atau anak raja memiliki tiga benda yang merepresentasikan identitasnya, yakni cincin, mahkota dan tongkat otoritas. Ketiganya mewakili tiga perkara yang berbeda. Cincin berbicara tentang pengaruh (influence) yang dia miliki untuk mempengaruhi sebanyak mungkin orang untuk suatu tujuan tertentu. 

Sedangkan mahkota berbicara tentang kuasa (power), termasuk karunia-karunia mengadakan mujizat, menyampaikan nubuatan, ucapan hikmat dan sebagainya. Mahkota seseorang bahkan mencerminkan keagungan (greatness) orang tersebut sesuai dengan talenta atau karunia yang ia miliki. Dalam berbagai kasus, seseorang bisa memiliki lebih dari satu mahkota karena memang karunia atau talentanya lebih dari satu.

Namun yang paling menentukan adalah tongkat otoritas, yakni berbicara tentang wewenang (authority). Seseorang bisa saja memiliki cincin atau mahkota yang banyak atau bahkan keduanya, tapi jika ia bertindak tanpa otoritas yang pantas atau tanpa diotorisasi dari pihak yang berwenang, maka ia sedang melakukan penyalahgunaan pengaruh (abuse of influence) atau penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power). Dan biasanya penyalahgunaan ini dilakukan untuk kepentingan pribadinya, BUKAN demi keadilan atau demi otoritas yang di atasnya. 

Kasus mantan ketua DPD RI, Bapak Irman Gusman yang baru saja menjadi tersangka dalam OTT KPK empat hari lalu (17 September 2016) merupakan contoh yang tepat dalam hal penyalahgunaan pengaruh. Sebagai pejabat publik yang memiliki pengaruh dan kekuasaan yang besar serta otoritas yang sesuai dengan jabatannya, ia telah melakukan pelanggaran dengan "menjual" pengaruhnya ke wilayah yang tidak diotorisasi, yakni ke bidang ekonomi dan perdagangan, walau hanya dengan memberi rekomendasi kepada Bulog untuk memberikan jatah impor gula kepada pihak yang mau membayar pengaruhnya itu. Padahal yang seharusnya menentukan dengan benar importir gula tersebut merupakan kewenangan Kementrian Perdagangan. 

Dan akibatnya beliau harus kehilangan jabatannya sebagai ketua DPD RI, atau bahkan dicabut keanggotaannya dari lembaga tersebut, artinya kewenangannya hilang. Sebagai utusan daerah (senator) yang dipilih rakyat dari daerahnya, ia mungkin juga telah kehilangan pengaruh dan kekuasaannya, atau paling tidak jauh berkurang dibanding sebelum ia terjerat KPK. Inilah contoh atas makna dari cincin, mahkota dan tongkat otoritas seorang penguasa.

Gereja Yang Menyalahi Kewenangan

"Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: 'Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan.'" - Yohanes 2:16-18

Apa yang menjadi alasan bahwa hari itu Yesus meluapkan amarahnya di depan Bait Suci? Alasannya tak lain adalah karena hari itu Ia melihat praktek "jual beli" pengaruh dan kuasa demi kepentingan pribadi segelintir imam-imam pejabat Bait Suci. Dan yang lebih penting lagi yang harus kita waspadai adalah bahwa kita (roh, jiwa dan tubuh) ini yang juga adalah Bait Kudus-Nya, juga selalu berpotensi untuk memperjualbelikan hal-hal yang sama demi kepentingan diri kita sendiri, yakni pengaruh dan kuasa kita.

Itu sebabnya kepada mereka yang telah melakukan banyak mujizat dan banyak mengusir setan demi nama Tuhan, pada akhirnya Tuhan baru berterus terang, "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!" Mengapa perbuatan baik mereka dianggap sebagai kejahatan? Karena mereka melakukan tindak pengaruh dan tindak kekuasaan TANPA diotorisasi oleh Tuhan. Mereka melakukan karena mereka punya pengaruh dan kekuasaan, dan mereka melakukannya demi diri mereka sendiri, sadar atau tidak mereka sadari.

Pentingnya Shabbath

Menarik sekali ketika Tuhan mengawali keterusterangan-Nya dengan berkata bahwa Ia tidak KENAL mereka yang adalah pembuat kejahatan, BUKAN tidak kenal mereka yang berbuat jahat. Walau kelihatan mirip, namun ada perbedaan yang sangat signifikan. 

Orang bisa berbuat jahat karena bisa saja ia tidak tahu akan kebaikan atau perbuatan baik, Saulus berbuat jahat dengan membunuh banyak pengikut Kristus sampai akhirnya ia bertemu Yesus secara pribadi dan menjadi Rasul Paulus. Namun pembuat kejahatan adalah mereka yang mengira dirinya mengenal dan dikenal Yesus, tapi sesungguhnya mereka berkhianat seperti Yudas Iskariot.

Pengenalan butuh proses yang panjang, bahkan seumur hidup. Itu sebabnya Tuhan menyediakan shabbath (hari ke-7) kepada kita, bagi Diri-Nya, supaya kita mengenal Dia dengan benar, SEBELUM dan SEPANJANG kita menjalankan pengaruh, kuasa dan wewenang yang dimandatkan kepada kita. Dan pengenalan yang benar akan membawa kita kepada ketaatan dan kesetiaan, serta menjauhkan kita dari kekecewaan yang ujungnya bisa menolak Tuhan.

Perhatikan ketika Tuhan deal dengan Adam. Setelah selesai enam hari penciptaan dan sebelum Adam mulai menjalankan mandatnya, Tuhan mengadakan shabbath dengan Adam. Begitu juga ketika si bungsu datang kembali, bertobat dan hendak menjalankan mandatnya yang semula, sang ayah mengadakan shabbath dalam bentuk pesta, supaya ada pengenalan yang benar antara ayah dan bungsunya. Bandingkan dengan si sulung yang sungguh tidak pernah mengenal ayahnya, yang tidak sadar bahwa semua milik ayahnya juga adalah miliknya, itu sebabnya si sulung tidak pernah mengalami pesta (shabbath) di rumah ayahnya sendiri, karena ia sibuk dengan dirinya sendiri. 

Tahun Ayin Zayin 5777 biarkan tongkat didikan Tuhan terus menyempurnakan kita, biarkan pedang Tuhan memisahkan dan memotong semua yang masih kotor, sampai kita didapati semakin sejalan dan seirama karena pengenalan yang benar akan Hati-Nya, sehingga ketika kita menjalankan mandat, kita tidak menyalahgunakan pengaruh, kekuasaan dan wewenang yang telah dipercayakan kepada kita.

Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.

Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.

Friday, September 16, 2016

Selubung Kebijaksanaan Vs. Kuk Pengenalan

"Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: 'Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?' Jawab Yesus kepada mereka: 'Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.'" - Yohanes 9:40-41

Apakah pernah dengar perkataan orang seperti ini: "Saya kan bukan orang bodoh," sewaktu kita sedang menyampaikan suatu informasi atau sebuah kebenaran? Jadi orang tersebut hendak bilang seperti itu untuk menolak kebenaran yang kita sampaikan karena orang itu merasa akal dan kebijaksanaannya lebih baik daripada kebenaran yang kita sampaikan itu.

Dan karena sikap dan ucapannya itulah maka kebijaksanaannya justru yang menjadi penghalang bagi dirinya untuk bisa menerima kebenaran yang sejati. Kebijaksanaannya itulah yang jadi selubung bagi dirinya sendiri.
Orang-orang Farisi dan Saduki itu adalah para cendikiawan dan pandai bijaksana. Namun karena kebanggaan mereka terhadap hikmat kebijaksanaan mereka sendiri, Tuhan Yesus berkata, "Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga, tidakkah kamu mendengar."

Bahkan Salomo yang paling bijaksana sepanjang sejarah manusia juga terjebak karena selubung yang dibanggakan itu sampai ia sadar dan mengakui bahwa semuanya adalah sia-sia. Itu sebabnya Tuhan datang untuk memberikan pengenalan sejati dengan ikut memikul kuk yang dipasang dan berjalan bersama-Nya karena Beliau memang lemah lembut dan rendah hati. Tanpa pengenalan tersebut, seberapapun kesuksesan yang kita raih, ujungnya adalah sia-sia. Betapa bahagianya mereka yang memilih pengenalan sejati tersebut apapun resiko yang harus ditempuhnya.

Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.

Thursday, September 8, 2016

Manusia, Takdir Dan Jatahnya

Sejak saya mulai memahami arti takdir (destiny), yakni rencana ilahi yang Tuhan tetapkan bagi seseorang, ada banyak contoh kasus yang sangat menarik untuk disimak.

Hal ini muncul dari dua pernyataan yang kelihatannya kontra:
1. Jika itu memang jatah dan takdirnya orang tersebut, maka apapun yang terjadi Tuhan akan tetap buat hal itu tergenapi pada hidup orang itu.
2. Jika orang itu sudah ditakdirkan Tuhan untuk suatu perkara, namun orang itu lari dari takdirnya maka Tuhan bisa pakai orang lain untuk menggantikan orang yang pertama.

Berikut ini contoh-contoh dari para tokoh di Alkitab yang bisa kita pelajari dengan lebih seksama lagi:

1. Abraham, banyak orang mengira bahwa dia menantikan Ishak selama 25 tahun sejak pertama kali menerima janji Tuhan pada usia 75 tahun (Kejadian 12:4) dan kemudian memperanakan Ishak pada usia 100 tahun. Padahal sejak Ismael lahir, Abraham telah berhenti menantikan Ishak. Itu sebabnya ketika Tuhan menyinggung seorang pewaris ilahi, Abraham mengajukan Ismael, namun Tuhan tetap menghendaki anak yang dilahirkan Sarah sebagai pewaris satu-satunya.

Abraham adalah sosok yang sederhana dan sangat bersahaja dalam pemikiran, ketika belum memiliki anak, ia mengajukan Eliezer menjadi pewarisnya, dan ketika telah memiliki anak, ia mengajukan Ismael. Begitu juga dalam hal iman, apapun yang Tuhan katakan, ia sepakati tanpa pernah mempertanyakan. Paling jauh dari responnya adalah tertawa geli ketika Ishak dijanjikan kembali pada saat usianya 99 tahun.

Jadi dalam hal ini Tuhan tetap "memaksakan" rencana-Nya genap pada Abraham sekalipun dia sudah tak lagi berharap Sarah melahirkan Ishak setelah Ismael lahir.

2. Rasul Petrus, ditakdirkan untuk memberitakan Injil kepada bangsa-bangsa kafir (gentiles), namun hal itu tidak ia tanggapi dengan cukup, sehingga akhirnya Tuhan memanggil Rasul Paulus untuk menggantikannya. Yang menarik dari kedua rasul ini adalah karakter mereka yang serupa sekaligus kelemahan mereka yang kontras. 

Keduanya adalah pribadi yang keras, nekad dan buas, namun kelemahan mereka yang kontras adalah:

Rasul Petrus sangat sungkan terhadap kaumnya sendiri orang Yahudi, namun terhadap gentiles, ia takkan segan-segan mengangkat pedang untuk memotong telinga seseorang. Bayangkan jika ia memberitakan Injil dan seorang gentile menolak Injil tersebut dengan kasar, maka habislah orang itu dibunuhnya.

Sebaliknya Rasul Paulus sangat diplomatis dan tampil intelek di hadapan para gentiles bahkan ia rela begitu menderita di berbagai kota di Eropa dan Asia kecil. Sedangkan terhadap kaumnya sendiri, orang Yahudi, Rasul Paulus terkenal sebagai pembunuh yang sangat sadis sebelum ia berjumpa dengan Yesus Kristus.

3. Jonathan, ia tahu benar bahwa Tuhan telah menunjuk Daud menggantikan ayahnya dan iapun telah ditetapkan Tuhan sebagai orang kedua bagi Daud setelah Daud menjadi raja. Namun Jonathan tidak pernah menyertai Daud sejak Daud menjadi buronan Saul hingga akhirnya Tuhan harus membunuh Jonathan karena kelalaiannya itu.

"Daud takut, karena Saul telah keluar dengan maksud mencabut nyawanya. Ketika Daud ada di padang gurun Zif di Koresa, maka bersiaplah Jonathan, anak Saul, lalu pergi kepada Daud di Koresa. Ia menguatkan kepercayaan Daud kepada Allah dan berkata kepadanya: 'Janganlah takut, sebab tangan ayahku Saul tidak akan menangkap engkau; engkau akan menjadi raja atas Israel, dan aku akan menjadi orang kedua di bawahmu. Juga ayahku Saul telah mengetahui yang demikian itu.' Kemudian kedua orang itu mengikat perjanjian di hadapan TUHAN. Dan Daud tinggal di Koresa, tetapi Jonathan pulang ke rumahnya." - 1 Samuel 23:15-18

Pada akhirnya tidak ada yang menggantikan posisi Jonathan ketika Daud memerintah Yehuda dan Israel. Bahkan Triwira sekalipun tidak dapat menyamai Jonathan.

4. Ruth, ini yang teristimewa. Ruth tidak pernah dijanjikan apapun oleh siapapun. Bahkan Tuhan juga tidak pernah berjanji sepatah katapun terhadap Ruth.

Justru sebaliknya, Ruth bersumpah kepada Naomi untuk terus menyertai Naomi apapun yang terjadi. Dan Ruth menggenapi sumpahnya secara penuh. Ia setia walau sudah tidak ada dasar untuk setia. Ia bersumpah dengan cinta yang tulus nan limpah kepada Naomi.

"Tetapi kata Rut: 'Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku; di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan. Beginilah kiranya TUHAN menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apapun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut!'" - Ruth 1:16-17

Dan oleh karena sikapnya maka Bapa sendiri merespon dengan sangat tak terduga. Bayangkan dari 66 kitab di Alkitab, hanya ada dua wanita yang namanya dipakai sebagai nama kitab, dan salah satunya adalah Ruth, yang notabene adalah seorang Moab, bangsa yang dikutuki Tuhan sendiri. Ruth adalah sosok yang tak terduga dan sepertinya tak pernah direncanakan untuk muncul, namun ia menjadi nenek moyang para raja Israel dan Yehuda, bahkan nenek moyang dari Sang Mesias.

Jadi, takdir yang bagaimanakah yang akan berlaku bagi hidup kita masing-masing? Adakah kita rindu untuk didapati setia sampai akhir dalam anugerah dan perkenan Tuhan kita?

Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, --menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman-- bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

Friday, September 2, 2016

Ayin Zayin 5777 - Vol 1: Setelah Semuanya Itu

Tahun Pedang - Ayin Zayin 5777

Pedang selalu ingin tampil terhunus, selalu haus darah dan selalu butuh korban. Apalagi pedangnya ada tiga, sungguh sesuatu yang extraordinary. Penyandang pedang itu adalah Tuhan sendiri dan tidak ada damai, tidak ada ketenangan, tidak ada tentram. Terlebih lagi, situasi saat ini adalah masa-masa yang menentukan.

Barangsiapa menginisiasi dirinya sendiri untuk menjadi korban di atas mezbah, maka dialah yang akan memperoleh banyak kemudahan dalam situasi yang serba menyesakkan di Tahun Lembah Penentuan 5777 - 2017 ini. Dan jangan pernah berpikir untuk bisa melewati proses secara instan. Jangankan instan, menegosiasikan didikan dan pengorbanan saja sudah dianggap haram karena membangkitkan kecemburuan-Nya.

Tetap biarkan Tuhan menghalalkan segala cara-Nya untuk berbuat apapun sampai Dia mendapati Diri-Nya seutuhnya ada di dalam diri kita. Biarkan Dia mendapati diri kita selayaknya Dia bercermin melihat sepotong refleksi-Nya di dalam diri kita. Itulah kemuliaan yang Dia rindukan, melihat kita seperti melihat Diri-Nya sendiri.

Setelah Semuanya Itu

Di dalam sejarah manusia, pasangan pertama (dan mungkin pasangan satu-satunya) yang kepada mereka Tuhan tambahkan atau ubahkan dengan unsur Hey (ה) kepada nama mereka adalah Abram (אברם) dan Sarai (שרי), sehingga nama mereka menjadi Abraham (אברהם) dan Sarah (שרה). Hey yang salah satu maknanya berarti Nafas Kehidupan dari Roh-Nya "dihembuskan" kepada Abram dan Sarai sama seperti ketika Tuhan menghembuskan nafas-Nya kepada Adam dan Hawa. Itu sebabnya, Ayin Hey 5775 disebut juga sebagai The Breath Giving Year, sekaligus The Breath Taking Year

Hey (ה) diberikan kepada Abraham dan Sarah dengan tujuan supaya pasangan suami istri ini melahirkan seorang anak ilahi, seorang anak perjanjian (Vav - ו), yakni Ishak. Bukankah Vav-Nya itu membebaskan dan memerdekakan dan bertepatan dengan Tahun Pembebasan (Yobel Besar)? Ishak adalah bayang-bayang Yesus Kristus yang membebaskan orang dari kutuk dosa dan Musa, yang adalah man of God pertama yang membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Sungguh bukan sebuah kebetulan bahwa Yobel Besar 5776 ini bertepatan dengan Ayin Vav.

Dan tepat setelah Hey dan Vav maka maka selanjutnya berlakulah Zayin (ז). Dan berikut inilah Zayin itu:

"Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: 'Abraham,' lalu sahutnya: 'Ya, Tuhan.' Firman-Nya: 'Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moriah dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.' Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya." - Kejadian 22:1-3

Mungkinkah segala janji ilahi bisa digenapi dan segala warisan ilahi bisa diwariskan, jika Abraham menghindar datang ke Moriah dan tidak mentaati untuk mengorbankan putra tunggalnya itu? Jangankan janji dan warisan, bahkan rencana Tuhan pun takkan bisa genap jika tahap Zayin ini tidak dipenuhi oleh Abraham. Itu artinya bahwa jika Ishak tidak dikorbankan maka kehadiran anak perjanjian itupun sia-sia dan kita tahu apa alasannya. 

Ingatlah bahwa Hey dan Vav selalu berakhir di Zayin sebab Chet (ח) merupakan awal yang baru (new beginning) maka Zayin takkan bisa dan tidak patut untuk dihindari. Relakanlah hatimu dan bertobatlah senantiasa, sama seperti Abraham dengan mudah dan dengan segera merelakan Ishak. 

Perhatikanlah kisah tersebut, Abraham seperti sudah lama tahu bahwa suatu saat Tuhan akan datang untuk meminta Ishak dari padanya. Bahkan Abraham seperti telah lama menantikan permintaan Tuhan yang satu ini. Itu sebabnya Abraham tidak menunda sedetikpun untuk berangkat ke tanah Moriah, keesokan pagi ia langsung berangkat, seperti sambil berkata, "Akhirnya ..."

Bagaimana bisa disimpulkan bahwa Abraham seperti telah tahu bahkan seperti telah menantikan permintaan yang mahabesar ini? Hal itu hanya bisa dirasakan setelah mengalami perjalanan bersama Tuhan sekian lama, karena ada pengenalan dengan Tuhan yang sedemikian rupa. Barangsiapa telah bersentuhan dengan Ego-Nya, firasat orang tersebut pasti akan peka dengan semua mood, selera, cara berpikir-Nya. Dan inilah yang dikehendaki Tuhan untuk menyiapkan para raja-Nya bisa memerintah bersama-Nya dalam kekekalan.

Menghalalkan Segala Cara

"Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: 'Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.' Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali." - Ibrani 11:17-19

Ketika Tuhan menghalalkan segala cara untuk mendidik hati Abraham, sebaliknya Abraham pun menghalalkan segala pemikiran dan upaya untuk tetap mempercayai Hati Tuhan. Jika tidak, bagaimana mungkin Abraham bisa berpikir bahwa Tuhan mampu menghidupkan kembali jasad Ishak jika anaknya itu benar-benar mati? Padahal saat itu belum pernah terdengar adanya mujizat orang mati dibangkitkan hidup kembali. Pertanyaannya, adakah kita juga menghalalkan segala cara untuk tetap mempercayai Tuhan sekalipun situasinya sama sekali mustahil bagi seluruh akal sehat kita?

Zayin adalah semua tentang Tuhan dan seluruh kehendak-Nya, tidak ada yang lain. Bukan tentang kita, bukan tentang orang lain. Sama seperti hari ke-7, Sabbath diadakan hanya untuk Dia, itulah sebabnya ada istilah Sabbath bagi TUHAN. Biarkan Beliau menggenapi apa yang telah diawali-Nya dan jangan negosiasikan semuanya itu. Relakan dalam kelu tanpa berkesah atas semua yang boleh terjadi. Dan sepakatlah selalu dengan semua kehendak-Nya.

Mezbah Atau Panggung

"Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: 'Abraham, Abraham.' Sahutnya: 'Ya, Tuhan.' Lalu Ia berfirman: 'Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.' ... Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham, kata-Nya: 'Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku, maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya. Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku.'" - Kejadian 22:11-18

Inilah momen di mana Allah Bapa, Yang Lanjut Usia-Nya itu jatuh cinta dan "tergila-gila" kepada seorang anak manusia. Beliau meluapkan seluruh perasaan cinta-Nya kepada Abraham dengan sedemikian rupa, dan hanya kepada Abraham, Allah Bapa berkata, "Aku bersumpah demi Diri-Ku sendiri ..." Tidak ada manusia lain sepanjang sejarah yang kepadanya mulut Bapa sendiri berucap demikian. Mengapa? Karena pada saat itu Bapa mendapati Ego-Nya ada sepenuhnya pada Abraham, Beliau melihat Abraham seperti Beliau sendiri bercermin. 

Bayangkan jika sampai sekarang masih ada orang yang dengan mental kekanan-kanakan masih berkata, "Itukan Tuhan, bukan aku," ketika orang tersebut sedang diminta untuk mentaati sesuatu yang dirasanya mustahil. Betapa konyolnya orang itu dan betapa kesalnya Tuhan jika orang tersebut masih belum mau memahami kehendak-Nya itu.

Pilihan mezbah atau panggung tidak pernah disodorkan ketika kita tidak punya apapun, justru ketika kita telah memiliki sesuatu atau seseorang yang bisa dipamerkan di atas panggung, maka itulah saat yang tepat untuk meletakkannya di atas mezbah. Semakin banyak yang bisa kita pamerkan di atas panggung, justru semakin sering kita seharusnya mendatangi mezbah. 

Mudah buat Abraham dan Sarah mendeklarasikan keajaiban Tuhan kepada seluruh dunia melalui kelahiran Ishak, namun hanya Abraham yang mengantar Ishak ke atas mezbah di Moriah. Sarah tidak ikut sepakat mentaati Abraham dalam hal ini. Jadi memang ketaatan pada level ini sangatlah personal, siapkah kita ketika yang di sekitar kita tidak mendukung ketaatan kita bahkan orang terdekat kita ikut menentang? Itulah Ayin Zayin 5777 yang sedang datang kepada kita saat ini, Tahun Lembah Penentuan.

Sekali lagi kukatakan bahwa mudah bagi Tuhan untuk membahagiakan anak-anak-Nya, namun untuk mendewasakan, Tuhan harus menghalalkan segala cara.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.