Labels

Friday, April 10, 2020

Time Of Chalepos (χαλεποί)

"Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar (χαλεποί).

"Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. 

"Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!" - 2 Timotius 3:1-5

Melalui suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus menubuatkan bahwa akan datang suatu masa yang sebenarnya BUKAN sukar, karena kata sukar bukanlah kata yang tepat, melainkan masa yang berbahaya. Dalam bahasa Inggris disebut perilous dan dalam bahasa Yunani disebut chalepos (χαλεποί).

Masa yang berbahaya ini berbeda dengan Masa Kesesakan Besar pada saat Sang Antikristus berkuasa dengan Nabi Palsunya, karena untuk kata kesesakan atau tribulasi, bahasa Yunaninya adalah thlipsis (θλῖψις).

Rasul Paulus menyatakan bahwa masa yang berbahaya itu datang karena manusia begitu mencintai dirinya sendiri sekaligus menjadikan dirinya hamba uang. Dan karena begitu mencintai dirinya sendiri dan begitu mudahnya dibahagiakan bahkan diperbudak dengan uang, maka sikapnya pun menjadi begitu jahat. Mulai dari membual hingga menuruti hawa nafsu mereka.

Anehnya, secara lahiriah, secara kasat mata, mereka ada menjalankan ritual ibadah secara rutin terlepas apapun agama dan keyakinan mereka, termasuk rajin pelayanan dalam organisasi keagamaan. Namun keadaan batiniahnya bisa begitu berbeda dengan tampilan lahiriahnya yang kasat mata.

Menariknya, kata chalepos juga dipakai sebelumnya di Injil Matius dalam kisah dua orang yang kerasukan roh jahat (demons) di Gadara.

"Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya (χαλεποί), sehingga tidak seorangpun yang berani melalui jalan itu." - Matius 8:28

Kedua orang kerasukan itu dianggap sangat berbahaya sehingga orang lain memilih jalan lain yang mungkin lebih jauh demi menghindari bahaya. Sampai di sini, kita bisa menyimpulkan bahwa manusia yang begitu mencintai egonya sendiri dan begitu mudahnya diperbudak oleh uang sesungguhnya sama kualitasnya dan sama berbahayanya dengan orang yang kerasukan roh jahat.

Dan kalau kita teruskan kisahnya, ketika Tuhan Yesus sudah mengusir roh-roh jahat itu dari kedua orang tersebut, orang-orang lokal di daerah setempat malah mendesak sambil mengusir Tuhan Yesus. Mereka tidak senang ada dua orang dibebaskan dari roh-roh jahat karena hal itu merugikan ekonomi mereka sebab roh-roh jahat itu menyebabkan seluruh kawanan babi setempat menjadi mati.

Dengan demikian, bukankah penduduk lokal itu juga memiliki karakteristik yang sama dengan karakter manusia yang disebutkan Rasul Paulus itu?

Namun ketahuilah, bahwa penderitaan, aniaya dan sengsara merupakan alat Tuhan yang efektif agar kita dilepaskan dari ego kita sendiri dan kuasa perbudakan uang. Sebab,

"Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya, sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat, mereka menyesatkan dan disesatkan." - 2 Timotius 3:12-13

Petaka di dalam Gereja dimulai ketika penderitaan dan aniaya dianggap sebagai kutuk ketimbang sebagai ibadah yang sejati. Sebaliknya kemakmuran dan kelimpahan materi dijadikan ukuran keberkenanan Tuhan kepada kita.

Blessings!

Pandemi Covid-19 Menyingkap Ego "Para Gajah" Gereja

Melihat pertarungan "para gajah gereja" di media sosial beberapa hari lalu membuat saya semakin yakin bahwa tidak akan ada yang namanya Great Awakening atau Great Revival yang disertai konversi jiwa-jiwa dalam jumlah besar kepada Kristus SEBELUM Masa Kesesakan Besar itu tiba.

Tidak mungkin Tuhan mau menyerahkan jiwa-jiwa baru dalam jumlah begitu besar kepada "para serigala" jika ujungnya jiwa-jiwa itu akan menjadi lebih jahat daripada "para serigala" itu sendiri.

"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri." - Matius 23:15

Itu sebabnya ketika Injil sudah mulai tersebar ke berbagai tempat dan berbagai daerah di sekitar Israel, Tuhan izinkan Bait Suci Ke-2 runtuh tanpa dapat dibangun kembali hingga nanti Sang Antikristus yang mengambil bagian dalam pembangunannya.

Perhatikan! Bahwa Bait Suci yang begitu megah dan begitu dikultuskan tetap saja diruntuhkan-Nya karena dianggap tidak berguna bahkan menjadi penghalang terhadap Injil dan Kerajaan-Nya.

Dan sekarang melalui pandemi Covid-19, kerajaan-kerajaan megachurch di seluruh dunia mulai diruntuhkan sebagaimana Tuhan pernah meruntuhkan Bait Suci pertama dan ke-2. Tuhan sudah sangat terbiasa membangun dan meruntuhkan segala sesuatu, terutama milik-Nya sendiri.

Melalui goncangan Covid-19 ini seharusnya kita sadar bahwa Tuhan sedang memenuhi janji-Nya untuk menggoncang segala sesuatu DEMI TETAP TINGGAL YANG TAK TERGONCANGKAN ITU.

Jadi sudah sepatutnya kita merelakan hati kita dan mempersilakan goncangan-Nya bekerja dalam hidup kita sesuai janji-Nya, supaya kita memperoleh bagian dalam Kerajaan-Nya yang tak tergoncangkan itu.

Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan.

Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.