Labels

Friday, April 19, 2013

Warrior Brides

"Kepalamu seperti bukit Karmel, rambut kepalamu merah lembayung; seorang raja tertawan dalam kepang-kepangnya." - Kidung Agung 7:5

"Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, ... Tetapi Tuhan menjawabnya: 'Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.'" - Lukas 10:39-42

"Maka murid yang dikasihi Yesus itu (rasul Yohanes) berkata kepada Petrus: 'Itu Tuhan.' Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau." - Yohanes 21:7

"Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya (rasul Yohanes), bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya." - Yohanes 13:23

Mempelai-Mempelai Yang Berperang

Sebagai orang percaya, sadarilah bahwa Puncak Penggenapan panggilan kita adalah sebagai Mempelai-Nya yang kudus, yang tak bercacat, yang tak bercela, yang mengenal siapa Kekasihnya dan yang melangkah seirama dengan hati Kekasihnya itu. Dan hanya yang menjadi Mempelai-Nya yang akan diangkat atau dijemput untuk dinikahkan dalam Pernikahan Anak Domba.

Saudara-saudari yang terkasih, artikel ini ditulis setelah saya memperoleh beberapa konfirmasi dan peneguhan yang Tuhan bukakan. Dimulai dari seorang teman yang dipertemukan Tuhan pada awal tahun ini, yang saya sebut Kak Liza dan yang beberapa penglihatannya sudah sempat saya muat di blog ini. Ia seorang anak Tuhan dengan jenis panggilan Mempelai-Tentara dan ketika Sabtu lalu (13 April), dalam anugerah Tuhan telah melangsungkan pernikahannya. Yang menarik adalah gaun pengantinnya berwarna putih dengan kombinasi warna merah menutupi seluruh bagian pinggangnya. Ketika teman saya yang lain menanyakan ide gaun pengantin tersebut kepadanya, Kak Liza menjawab, "Ini saya doakan dan saya dapat desainnya seperti ini dari Tuhan." Dari situ Tuhan meyakinkan saya, "Inilah saatnya semua Mempelai-Ku berperang bersama Aku dalam peperangan yang terakhir."

Yang cukup mengejutkan adalah ketika saya melihat video pastor message dari Pdt. Niko Nyotoraharjo bulan April 2013 ini, beliau mengenakan stelan jas lengkap dengan dasi kupu-kupu warna putih yang membalut kemeja merahnya, inipun lambang mempelai yang berperang. Minimal ada tiga pesan utama yang saya kutip dan sungguh mengharukan:

1. Bahwa kita wajib berkorban, sama seperti Kristus telah berkorban bagi kita (1 Yohanes 3:16).
2. Rela memakukan tangan dan kaki kita dari hal-hal yang mendukakan hati Tuhan.
3. Hanya mereka yang bertahan dan setia sampai akhir, itulah yang akan diselamatkan.

Intinya adalah kita harus terus di dalam Dia, sebab di luar Dia tidak ada yang dapat kita lakukan. Dan sebaliknya, firman-Nya harus selalu di dalam kita, sehingga setiap langkah, setiap waktu, dan setiap kesempatan kita semakin seirama dengan hati-Nya.

Pemisahan Telah Dimulai

Sesungguhnya pemisahan itu tidak perlu menunggu saat Tuhan datang menjemput atau saat penghakiman terakhir. Pemisahan itu sudah dimulai sekarang ini. Paling tidak ada dua hal yang meneguhkan hal ini:

1. Pada KKR Bahtera - From Glory To Glory (Desember 2012) secara kolektif dipimpin oleh keenam hamba-Nya dan diikuti belasan ribu umat-Nya, dilakukan tindakan profetik dengan memasuki pintu Bahtera dan setelah semuanya masuk, pintu ditutup rapat. Peristiwa ini merupakan pemisahan yang sudah Tuhan lakukan sebelum memasuki tahun 2013.

2. Ada seorang encim, tadinya encim ini seorang Buddhist, beberapa tahun lalu ia didatangi Tuhan Yesus sendiri dalam mimpinya selama beberapa hari setiap malamnya. Dan sejak saat itu, encim ini memberi diri kepada Kristus, ikut ke gereja (golongan Reformed), dibaptis dan rutin membaca Alkitab. Pada tanggal 27-28 Februari 2013, encim ini mendapat mimpi yang sama dalam 2 malam berturut-turut. Dalam mimpi itu Tuhan berkata, "Aku akan datang segera, waktunya sudah tidak lama lagi. Dan Aku sudah mulai memisah-misahkan, siapa yang mau Aku jemput dan siapa yang akan Aku tinggalkan." Encim ini belum pernah mendengar pengajaran tentang Akhir Zaman sama sekali, jadi istilah-istilah "Tuhan segera datang", "Tuhan datang menjemput", "Tuhan akan meninggalkan" dan "Tuhan memisahkan" adalah istilah-istilah yang tidak pernah ia dengar sebelumnya.

Yang harus kita sadari benar-benar adalah bahwa proses pemisahan selalu berkaitan dengan persiapan untuk pernikahan atau yang bisa saya sebut dengan istilah "kemempelaian" atau "dimempelaikan".

Keistimewaan Mempelai

Bagi seorang mempelai, kekudusan dan keintiman merupakan gaya hidupnya. Karena target utamanya adalah memikat hati Sang Raja. Namun harus kita sadari benar-benar bahwa kita bisa memikat hati-Nya HANYA ketika hati kita juga terpikat dengan-Nya. Jika hati kita masih bisa terpikat dengan hal-hal di luar diri-Nya, kita tidak akan pernah mampu memikat hati Raja kita. Ini sungguh adalah prinsip yang tidak bisa ditawar, alias harga mati.

Di dalam Alkitab ada tokoh-tokoh yang sisi Mempelainya sedemikian kuat:

1. Ratu Ester - Ia mampu bersikap sedemikian rupa terhadap raja Ahasyweros (lambang Kristus) sehingga ketika ia harus memerangi Haman, ia tidak mengotori tangannya sendiri, melainkan tangan sang raja yang bertindak menghabisi semua musuh. Apa yang Ester lakukan? Ia hanya mengharapkan tongkat perkenanan itu diulurkan kepadanya, mengundang sang raja ke jamuan pesta dan mengutarakan semua maksud isi hatinya. Ini adalah gaya Mempelai berperang, ia TIDAK mengangkat pedang dengan tangannya sendiri, melainkan mengajak sang raja berpesta dan berdansa, mengajak sang raja untuk lebih intim. Kita pun dituntut untuk bersikap demikian dalam hari-hari ini. Peperangan kita bukan frontal atau head to head melayani musuh, melainkan dengan kekudusan dan keintiman mengajak Raja kita berdansa, mengajak Raja kita bermesraan, melangkah seirama, dan tanpa kita sadari, semua musuh akan dimusnahkan tangan-Nya.

2. Maria saudara Marta & Maria Magdalena - Keduanya memiliki pengalaman hati yang dalam dan istimewa bersama Tuhan Yesus. Begitu banyak orang yang berjumpa dengan Tuhan Yesus, namun hanya mereka berdua yang mengurapi-Nya, yang satu pada kepala-Nya dan yang lainnya pada kaki-Nya. Tahukah Anda bahwa ketika Tuhan berkata kepada Marta, "Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya?" Hal itu tidak lain ialah Kristus sendiri. Bukankah Ia adalah Yang Terbaik?

3. Rasul Yohanes - Ada 4 Kitab Injil yang ditulis, namun kita semua tahu bahwa Injil Yohanes memiliki kedalaman yang sedemikian rupa dibanding ketiga Kitab Injil lainnya. Dalam Injil Yohanes ada kedalaman, keintiman, kekudusan dan kemesraan ilahi yang sulit diucapkan. Ketika Yesus muncul kembali di danau Galilea, orang yang pertama kali mengenali-Nya adalah Yohanes. Dan karena hubungannya dengan Kristus yang sedemikian istimewa, rasul Yohanes diwahyukan suatu perkara yang luar biasa, yakni perkara Akhir Zaman. 

Jika kita review kepada beberapa tahun sebelumnya, di tahun 2005 Tuhan membentuk pasukan (tentara) elite-Nya melalui Bahtera Ministry, di tahun 2010 Tuhan mencanangkan sebagai masa raja-raja-Nya memerintah dan di tahun 2013 ini Tuhan memisahkan kita dengan dunia dengan harapan menjadi "satu daging" dengan diri-Nya, tidaklah ini suatu kebetulan. Semua tepat sesuai dengan kehendak dan rencana-Nya yang sempurna.

Tahun 2014 dalam almanak Tiong Hoa disebut Tahun Kuda, namun yang saya tangkap tahun depan adalah tahun yang sangat panas dan dipenuhi dengan deru perang. Inilah saatnya kita bersiap untuk berperang dengan keintiman dan kekudusan-Nya, berperang dengan seirama, sederap dan selangkah dengan hati-Nya. Maka pastikan sejak sekarang bahwa hati kita HANYA bisa terpikat dengan hati-Nya.

Friday, April 12, 2013

Menimbang Zaman, Menilik Masa

"Rupa langit kamu tahu membedakannya tetapi tanda-tanda zaman tidak." - Yesus Kristus

Dalam Kitab Injil ada tertulis bahwa Yesus berkata bahwa salah satu tanda Akhir Zaman adalah bencana kelaparan, yang juga termasuk krisis ekonomi dunia. Namun kita tahu bahwa dunia sudah berkali-kali mengalami krisis ekonomi secara global, namun tetap saja berjalan dengan baik setelah krisis tersebut berlalu. Sejarah mencatat bahwa krisis ekonomi tahun 2008 lalu merupakan krisis yang bahkan lebih dahsyat daripada Great Depression 1928, bahkan tak terpulihkan kecuali saat Antikristus turun tangan pada Masa Kesusahan Besar, namun semua kontrol kehidupan ada pada genggamannya untuk waktu yang singkat.

Sejak krisis ekonomi 2008 pecah, banyak film yang dibuat minimal untuk memberi gambaran yang lebih jelas apa, bagaimana dan mengapa krisis tersebut bisa terjadi. Salah satu film yang paling menarik menurut saya adalah Margin Call (Be First, Be Smarter or Cheat). Film Margin Call memiliki fokus cerita yang unik, yakni awal titik balik dari pertumbuhan ekonomi yang tidak sehat, awal runtuhnya rumah kartu ekonomi dunia yang sangat rapuh dan efek domino yang terjadi begitu cepat tanpa bisa diantisipasi oleh siapapun. Pasar saham dunia mendadak rontok dan nilai-nilai saham terjun bebas tidak lama setelah hal itu.

Cerita film ini diawali dengan PHK massal di salah satu institusi keuangan paling bergengsi di Amerika Serikat. Salah satu pegawai yang kena PHK adalah seorang analis senior yang telah bekerja puluhan tahun dan diharuskan meninggalkan kantor saat itu juga. Analis senior ini sedang melakukan analisa resiko dari berbagai produk investasi yang dijual maupun yang dibeli oleh perusahaannya. Walau analisa itu belum tuntas, namun analis ini sudah memiliki kesimpulan awal bahwa perusahaan telah mengalami kerugian (rugi berjalan) yang luar biasa. Ketika analis senior ini harus meninggalkan kantornya, ia menitipkan hasil analisanya kepada salah seorang bawahan, seorang analis junior dan hanya dalam beberapa jam, hasil analisa mampu dirampungkan. Kerugian tersebut bahkan berpotensi lebih besar daripada total aset perusahaan tersebut.

Singkat cerita, hasil analisa ini sampai kepada pemilik utama perusahaan tersebut. Pemilik atau boss besar dari perusahaan ini memimpin rapat yang disertai dengan perdebatan yang sengit untuk menentukan apa tindakan selanjutnya untuk tidak membiarkan perusahaan tersebut musnah. Yang paling menarik adalah ketika boss besar perusahaan berdebat dengan senior head of sales yang juga sudah bekerja selama puluhan tahun di perusahaan tersebut. Apa yang diperdebatkan oleh kedua orang ini?

Boss besar memiliki prinsip untuk sukses dalam berbagai hal, yakni menjadi yang pertama (be first), menjadi lebih cerdik (be smarter) atau menjadi curang (cheat). Opsi curang hanya diambil kalau memang terpaksa. Sedangkan keadaan yang sudah sedemikian mengerikan, tidak memberi mereka kesempatan untuk menjadi lebih cerdik. Maka jalan satu-satunya adalah menjadi yang pertama. Menjadi pertama dalam hal apa? Tentu saja dengan menjadi yang pertama menjual semua aset sampah ke pasar, sebelum para pemain lainnya menyadari hal yang sama. Hal ini akan berakibat pada hancur dan luluh lantaknya pasar saham serta remuknya sendi-sendi ekonomi negara adikuasa bahkan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia.

Di sisi lain, kepala penjualan sama sekali tidak setuju dengan keputusan boss besarnya itu. Baginya, penjualan atau obral besar-besaran ini akan membunuh kepercayaan para mitra bisnis mereka. Boss besar dan perusahaannya beresiko untuk tidak akan pernah lagi dipercaya karena dianggap telah menjebak para mitra bisnis mereka ke dalam jurang tak berdasar. Dan di sanalah perdebatan sengit terjadi. 


Perdebatan diakhiri dengan mengikuti keputusan boss besar tersebut. Berulang kali boss besar ini berkata, "This is it! This is it!" ("Inilah saatnya! Inilah saatnya"). Kepala penjualannya tidak mengerti mengapa berulang kali boss besarnya menyebut-nyebut kalimat itu. Sampai akhirnya boss besarnya menjelaskan bahwa ia memiliki firasat yang sangat kuat bahwa ini adalah kesempatan satu-satunya untuk bisa selamat tanpa harus mempertimbangkan lagi moral dan etika bisnis yang selama ini mereka anut. Kepala penjualan menganggap hal itu sebagai sebuah tindakan karena panik, namun boss besarnya berkilah, "Jika kamu keluar yang pertama karena sadar bahwa gedung tersebut akan runtuh atau akan mengalami kebakaran hebat, bagaimana mungkin kamu sebut itu sebagai tindakan panik?" Dan memang hal itu terbukti bahkan sampai sekarang ekonomi Amerika Serikat dan dunia tidak terpulihkan seperti sebelumnya, bahkan tidak akan terpulihkan. 

Anda dapat saja berkata, "Buktinya indeks saham sekarang meningkat. Bursa saham sudah kembali bergairah." Namun kita ketahui bersama bahwa sektor riil masih tidak dapat bangkit dan pengangguran masih tetap tinggi hingga detik ini. Jadi indeks saham serta bursa saham yang bergairah itu sesungguhnya hanya ilusi yang takkan bertahan lama.

Kalimat, "This is it! This is it!" itu sungguh menjadi sebuah "rhema" khusus bagi saya pribadi. Kalimat itu seperti berkata, "Inilah saatnya, Akhir Zaman itu. Inilah saatnya, Puncak Penggenapan itu. Inilah saatnya, penggenapan dan pemulihan segala sesuatunya, sebelum Anak Manusia datang yang kedua kalinya." Ada banyak orang yang masih tidak menyadari zaman apa yang sedang dihidupinya saat ini, ada banyak orang yang masih tidak menyadari masa apa yang sedang dijalaninya saat ini. 

Bahkan jika Anda menyimak OST dari film James Bond yang berjudul Skyfall, Adele menyanyikan pesan yang sama dengan jelas, walau caranya berbeda:


Berikut adalah penggalan sebagian liriknya:

This is the end | Hold your breath and count to ten | Feel the earth move and then | Hear my heart burst again

For this is the end | I've drowned and dreamt this moment | So overdue I owe them | Swept away, I'm stolen

Let the sky fall | When it crumbles | We will stand tall | Face it all together

Let the sky fall | When it crumbles | We will stand tall | Face it all together | At skyfall | That skyfall

Skyfall is where we start | A thousand miles and poles apart | Where worlds collide and days are dark | You may have my number, you can take my name | But you'll never have my heart

Anda jangan menyanyikan apalagi menghayati lagu ini, karena lagu ini memiliki kuasa serta menghasut semua orang untuk ditinggal saat Pengangkatan Gereja nanti. Namun pesannya sama, "This is it! This is The End! This is The Final Chapter for everyones!" ("Inilah saatnya! Inilah Akhirnya! Inilah Babak Terakhir bagi semua orang!"). 

Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.

Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu.

Saturday, April 6, 2013

Merelakan Lot

"Maka berkatalah Abram kepada Lot: 'Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri.' ... Abram menetap di tanah Kanaan, tetapi Lot menetap di kota-kota Lembah Yordan dan berkemah di dekat Sodom. ... Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: 'Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu.'" - Kejadian 13:8-17

Sejak awal pertama kali Allah mengajak Abraham pergi keluar dari keluarganya, ia tidak pernah tahu ke arah mana ia harus tuju. Sebab Allah hanya memerintahkan untuk keluar tanpa menyebut suatu destinasi sama sekali. Menariknya adalah ketika Abraham merelakan egonya sendiri terhadap Lot, yang adalah keponakan sekaligus orang yang lebih muda daripada dirinya, Tuhan bukan saja menyingkapkan destinasi tersebut, melainkan juga langsung memasukkan Abraham ke dalam detil pelaksaan destinynya, yakni menjalani negeri menurut panjang dan lebarnya.

Ceritanya dapat berbeda, jika Abraham dengan senioritasnya memilih lebih dahulu ke arah mana yang ia mau tuju dan menentukan bagi Lot ke arah yang berlawanan, maka sampai kapanpun Allah takkan pernah menyingkapkan destiny sekaligus "job desc"-nya kepada Abraham. Malahan semua rencana Allah atas dirinya dapat gugur total jika Abraham memutuskan ke Lembah Yordan. Apakah atau siapakah Lot itu? Dalam hal ini, sikap atas Lot berbicara tentang kebanggaan kita, kebenaran diri sendiri, pekerjaan, jabatan, hobi, bahkan cita-cita dan pelayanan kita yang sesungguhnya Tuhan tidak berkenan untuk kita teruskan.

Tanpa sikap penghambaan yang sedemikian rupa dari Abraham terhadap Lot, tidak akan mungkin Allah mau menyingkapkan apa-apa yang harus dilakukan supaya Abraham memperoleh apa yang sudah disediakan dan dijanjikan Allah kepadanya. Pertanyaannya, masih adakah Lot yang harus kita relakan atau yang harus kita pisahkan, yang membuat kita masih belum menemukan apa yang sesungguhnya Tuhan sudah persiapkan bagi kita? Sampai kapan Tuhan masih harus bersabar dengan kelambanan hati kita dalam waktu yang sudah semakin singkat ini?

Lembah Yordan Akan Selalu Tampak Lebih Menarik, Namun Di Kanaan Terdapat Maksud Hati-Nya

Wednesday, April 3, 2013

Jurnal SHRK April 2013 - Hari Ke-2

"Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu, dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring. Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: 'Ibu, mengapa engkau menangis?' Jawab Maria kepada mereka: 'Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.' Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. Kata Yesus kepadanya: 'Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?' Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: 'Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.' Kata Yesus kepadanya: 'Maria!' Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: 'Rabuni!', artinya Guru." - Yohanes 20:11-16

Maria Magdalena pergi ke kubur Yesus dengan Petrus dan Yohanes, dan ketika mendapati kubur tersebut kosong, kedua murid itu pulang. Namun Maria tetap mencari dan menanti di sana, ia sungguh hanya mengingini Yesus. Kerinduannya akan Yesus menggerakkan kedua malaikat untuk tampil dan berbicara langsung kepadanya. Tapi hati Maria sungguh hanya inginkan Yesus daripada siapapun juga karena kenyataannya, penampilan kedua malaikat tersebut tidak membuatnya takjub. Hanya ketika Tuhan Yesus menyapa namanya, Maria baru berhenti menangis.

Sadarkah kita bahwa Maria adalah orang pertama yang kepadanya Tuhan Yesus mau tampil, bahkan sebelum Ia menghadap kepada Bapa di Sorga? Padahal seharusnya Yesus harus menghadap kepada Bapa sebelum bertemu manusia manapun. Tapi Maria membuktikan, betapa cinta dan gelora cinta yang sungguh-sungguh luar biasa, mampu menunda hal itu dan Maria sungguh mendapatkan keistimewaan atau privilege yang luar biasa ini.

Sedangkan jika kita membandingkan dengan dua orang murid yang sedang berjalan ke Emaus (Lukas 24:13-31), betapa sedih hati-Nya ketika Yesus mendapati kedua murid itu "buta" setelah sekian jam perjalanan. Ia bahkan sempat memarahi kedua murid tersebut, "Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?" - ayat 25-26. Pertanyaannya sekarang, yang manakah kita di hadapan-Nya? Adakah kita mengasihi-Nya dengan gelora cinta yang sedemikian rupa selama ini? Atau kita cenderung mengabaikan-Nya karena kelambanan hati kita bahkan ketika Ia sudah di depan mata?

Tuesday, April 2, 2013

Jurnal SHRK April 2013 - Hari Ke-1

Ketika Yesus bangkit, Ia berjanji untuk mendahului dan menemui Petrus dan murid-murid-Nya yang lain di Galilea, "Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada murid-murid-Nya dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nya kepada kamu." - Markus 16:7.

Dan memang mereka semua pergi ke Danau Galilea untuk menanti Tuhan Yesus di sana, namun penantian mereka menemui titik jenuh sehingga akhirnya Petrus memutuskan kembali kepada kehidupan lamanya, yakni menjala ikan dan hal itu diikuti oleh teman-temannya yang lain (Yohanes 21).

Ketika Yesus muncul, Ia menyapa, "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Dan jawab mereka, "Tidak ada." (Yohanes 21:5). Yesus bisa menyapa mereka dengan sebutan "murid-murid" atau "sahabat-sahabat", namun mengapa Ia menyapa dengan sebutan "anak-anak"? Hal itu dikarenakan bahwa dalam penilaian-Nya, mereka semua masih kanak-kanak atau kekanak-kanakan. Padahal Yesus sudah berjanji, namun mereka tidak mampu bertahan dan ketika mereka sudah mencapai titik jenuh, mereka kembali kepada kehidupan lama mereka.

Dan tidak heran ketika Tuhan Yesus menanyakan tentang lauk pauk, hal itu tidak ada pada mereka. Lauk pauk berbicara tentang sesuatu yang matang (atau dewasa). Tuhan bukan sedang ingin makan sushi atau sashimi, Ia sungguh menginginkan lauk pauk yang matang (Yohanes 21:9). Melalui peringatan Paskah kali ini, Ia "menuntut" kedewasaan kita.

Sikap Petrus


Peristiwa dalam Yohanes pasal 21 ini merupakan pengulangan yang mirip dengan peristiwa dalam Lukas pasal 5, bedanya adalah yang pertama adalah ketika mereka baru bertemu dengan Tuhan, yang kedua adalah ketika Yesus telah mati dan bangkit. Perhatikan sikap Petrus dari kedua peristiwa tersebut. Ketika Petrus pertama kali menyadari bahwa itu Tuhan: "Ketika Simon Petrus melihat hal itu iapun tersungkur di depan Yesus dan berkata: 'Tuhan, pergilah dari padaku, karena aku ini seorang berdosa.'" - Lukas 5:8, Petrus menyadari bahwa dirinya orang berdosa dan hendak menjauh dari Tuhan. Pada titik ini kesadaran akan dirinya sendiri begitu kuat, hal ini sudah cukup baik, namun hal ini belum cukup menghadirkan Tuhan dalam hidup kita. Ini yang disebut self conscious.

Sedangkan sikap Petrus di peristiwa yang ke-2, "Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: 'Itu Tuhan.' Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau." - Yohanes 21:7. Kali ini Petrus langsung terjun ke dalam danau untuk segera menghampiri Tuhan. Ini yang disebut God conscious, kesadaran akan adanya Tuhan. Sikap seperti inilah yang dicari Tuhan.

Orang yang memiliki kesadaran akan dirinya sendiri memang disebut orang yang tahu diri, tahu bahwa dirinya berdosa, sadar akan kekurangan dan kelemahannya. Namun di sisi lain, orang ini hanya mementingkan dirinya, perasaannya dan keinginannya. Sedangkan orang yang memiliki kesadaran akan Tuhan, ia menyadari siapa Tuhannya, ia percaya apapun yang terjadi, Tuhan adalah Allah yang hidup dan yang setia. Bahkan dalam setiap kesempatan, orang tersebut akan mengutamakan perasaan, pikiran dan kehendak Tuhan daripada perasaan, pikiran dan kehendak dirinya sendiri. Bukankah murid-murid-Nya tidak ada satupun yang berani menanyakan identitas diri-Nya, sebab mereka semua tahu bahwa itu Tuhan (Yohanes 21:12).

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.