Labels

Friday, December 25, 2015

Natal, Damai dan Pedang

"Selamat Hari Natal, kiranya damai Natal menyertai kita semua."

Demikianlah pesan dan ucapan klise yang sering disampaikan saat hari Natal tiba setiap tahunnya. Pertanyaannya, apakah Natal memang sesungguhnya membawa damai? Dan kedamaian seperti apakah yang dibawa dalam hari Natal? Bukankah hari Natal diperingati sebagai datangnya Yesus Kristus sebagai Juruselamat ke dalam dunia? Dan untuk apakah Beliau datang?

"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya." - Matius 10:34-42

Jadi renungkan sekali lagi, untuk apa sesungguhnya kita merayakan Natal? Untuk apa sesungguhnya kita memperingati hari kelahiran-Nya? Untuk membawa damai yang penuh kompromi atau untuk menyatakan kemuliaan Sang Raja Damai?

Kelahiran dan kedatangan-Nya adalah sebagai Sang Pedang yang membawa pemisahan sampai semua kita teruji, apakah hati kita ini sesungguhnya memprioritaskan Dia di atas segalanya dalam segala perkara? Adakah kita didapati layak dan setia sampai akhir? Seberapa relakah kita kehilangan segalanya termasuk nyawa kita, demi menyambut kemuliaan-Nya yang sejati? 

Atau sebenarnya kita hanya ingin damai karena kita takut kehilangan nyawa kita?

Atau jikalau Aku membawa pedang atas negeri itu dan Aku berfirman: Hai Pedang, jelajahilah negeri itu!, dan Aku melenyapkan dari negeri itu manusia dan binatang, dan biarpun di tengah-tengahnya berada ketiga orang tadi, demi Aku yang hidup, demikianlah firman Adonay JEHOVAH, mereka tidak akan menyelamatkan baik anak-anak lelaki maupun anak-anak perempuan, tetapi hanya mereka sendiri akan diselamatkan.






Wednesday, December 23, 2015

The Eights

Tidak ada yang kebetulan, begitulah yang saya yakini, terutama berkenan dengan semua jalan kerja Tuhan yang memang terpola atau memiliki pola tanpa mengurangi sisi misterius cara Tuhan bekerja dari zaman ke zaman dan waktu ke waktu. Dan ketika berkenaan dengan segala sesuatu yang serba delapan, maka hal itu secara pasti akan membawa pembaharuan atau membawa sebuah awal yang baru. Berikut ini beberapa perkara yang tertulis di Alkitab berkenaan dengan angka delapan:

1. Metusalah - "Setelah Henokh hidup enam puluh lima tahun, ia memperanakkan Metusalah." - Kejadian 5:21. Ketika Tuhan menilai bahwa dunia semakin jahat dan terpuruk karena dosa, maka Tuhan berencana untuk menghapus seluruh peradaban manusia dengan mendatangkan air bah, dan untuk menunjukkan waktu datangnya hari penghakiman besar itu, maka Tuhan menunjukkan Metusalah (yang artinya adalah pada waktu kematiannya) sebagai penanda waktu yakni air bah datang di tahun yang sama wafatnya Metusalah. Dan jika kita hitung dari Adam yang pertama, maka Metusalah merupakan leluhur ke-8, sekaligus orang pertama yang melihat sebuah pengangkatan (rapture), yakni ayahnya sendiri, Henokh. Dan Metusalah juga orang pertama yang melihat anaknya, Lamekh, wafat lebih dulu, sebab dari sepuluh leluhur pertama yang disebutkan dalam Kitab Kejadian pasal 5, seluruh ayah wafat lebih dulu daripada anak-anaknya, kecuali Metusalah terhadap Lamekh. 

2. Bahtera - "Pada hari itu juga masuklah Nuh serta Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh, dan isteri Nuh, dan ketiga isteri anak-anaknya bersama-sama dengan dia, ke dalam bahtera itu." - Kejadian 7:13. Misi untuk menyelamatkan ras manusia dari bencana air bah dan untuk memulai sebuah awal yang baru dimulai dengan 8 orang yang selamat karena masuk ke dalam bahtera.

3. Sunat - "Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu." - Kejadian 17:12. Pada prinsipnya Tuhan hendak berkata bahwa seorang bayi berusia 7 hari telah sempurna sebagai seorang manusia, namun dengan disunat maka ia diharapkan menjadi ciptaan yang baru. Prinsipnya sama dengan kita yang telah menerima Kristus harus mengalami sunat hati dari waktu ke waktu untuk menjadi manusia baru.

4. Ribkah, istri Ishak - "Sesudah itu Abraham mendapat kabar: 'Juga Milka telah melahirkan anak-anak lelaki bagi Nahor, saudaramu: Us, anak sulung, dan Bus, adiknya, dan Kemuel, ayah Aram, juga Kesed, Hazo, Pildash, Yidlaf dan Betuel.' Dan Betuel memperanakkan Ribka. Kedelapan orang inilah dilahirkan Milka bagi Nahor, saudara Abraham itu." - Kejadian 22:20-23. Ishak merupakan bayang-bayang Yesus Kristus yang hanya memiliki satu istri seumur hidupnya. Dan ayah mertuanya, yakni ayah Ribkah, Betuel merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara.

5. Raja Daud - "Daud adalah anak seorang dari Efrata, dari Betlehem-Yehuda, yang bernama Isai. Isai mempunyai delapan anak laki-laki. Pada zaman Saul orang itu telah tua dan lanjut usianya." - 1 Samuel 17:12. Daud dipilih Tuhan untuk membawa perubahan dan pembaharuan dalam berbagai aspek kehidupan umat pilihan, baik kehidupan berbangsa dan bernegara maupun kehidupan rohani, dan bukan saja hal ini berlaku pada zamannya, melainkan juga pada masa kekekalan nanti, Daud tetap menjadi raja bagi seluruh umat Israel.

6. Hanukkah - "Tidak lama kemudian tibalah hari raya Pentahbisan Bait Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin." - Yohanes 10:22. Hari Pentahbisan Bait Suci atau disebut juga Hanukkah dalam bahasa Ibrani, merupakan perayaan ke-8 dalam kalender Ibrani setelah tujuh perayaan utama (God's Holy Feasts) yang tertulis dalam Kitab Imamat pasal 23. Hanukkah yang dirayakan selama delapan hari berturut-turut dari tanggal 25 Kislev - 2 Tevet setiap tahunnya. Sejarah mencatat bahwa Hanukkah ada sebagai rededikasi Bait Suci kepada Tuhan setelah selama 3,5 tahun dinajiskan oleh seorang penguasa Yunani bernama Antiochus IV Epiphanes di zaman Judas Maccabeus (168 - 165 SM).

7. Yohanes Pembaptis - "Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet." - Lukas 1:5. Yohanes Pembaptis merupakan Sang Pembuka Jalan bagi Yesus Kristus. Ayahnya ialah Zakharia, seorang imam dari rombongan Abia, yakni rombongan ke-8 dari dua puluh empat rombongan imam yang mendapat giliran bertugas di Bait Suci (1 Tawarikh 24:10).

8. Antikristus - "Dan binatang yang pernah ada dan yang sekarang tidak ada itu, ia sendiri adalah raja kedelapan dan namun demikian satu dari ketujuh itu dan ia menuju kepada kebinasaan." - Wahyu 17:11. Antikristus atau binatang yang keluar dari laut (Wahyu 13) merupakan raja ketujuh sekaligus raja kedelapan yang akan bangkit melawan Tuhan dan berusaha membinasakan eksistensi umat pilihan, Israel. Namun takdirnya telah ditetapkan untuk eksis sesaat lalu binasa dalam kekekalan. Dan setelah ia binasa, akan ada Zaman Baru, Yerusalem Baru, Langit Baru dan Bumi Baru (Wahyu 21 - 22).

Tuesday, September 15, 2015

Prasyarat Utama Menikmati Yobel Besar

"Lalu engkau harus memperdengarkan bunyi sangkakala di mana-mana dalam bulan yang ketujuh pada tanggal sepuluh bulan itu; pada hari raya Pendamaian kamu harus memperdengarkan bunyi sangkakala itu di mana-mana di seluruh negerimu. Kamu harus menguduskan tahun yang kelima puluh, dan memaklumkan kebebasan di negeri itu bagi segenap penduduknya. Itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, dan kamu harus masing-masing pulang ke tanah miliknya dan kepada kaumnya." - Imamat 25:9

"Akan tetapi pada tanggal sepuluh bulan yang ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harus mengadakan pertemuan kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan mempersembahkan korban api-apian kepada TUHAN. Pada hari itu janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk mengadakan pendamaian bagimu di hadapan TUHAN, Allahmu. Karena setiap orang yang pada hari itu tidak merendahkan diri dengan berpuasa, haruslah dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya. Setiap orang yang melakukan sesuatu pekerjaan pada hari itu, orang itu akan Kubinasakan dari tengah-tengah bangsanya. Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun di segala tempat kediamanmu. Itu harus menjadi suatu sabat, hari perhentian penuh bagimu, dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Mulai pada malam tanggal sembilan bulan itu, dari matahari terbenam sampai matahari terbenam, kamu harus merayakan sabatmu." - Imamat 23:27-32

Entah bagaimana cara menyampaikannya dengan benar, namun saya bisa merasakan ada kecemasan dan kegalauan yang luar biasa di kalangan Gereja dan Pasukan Tuhan menjelang semakin dekatnya waktu Tahun Yobel ke-70 ini. Baiklah sudah banyak yang tahu dan juga paham apa itu Tahun Yobel, walau masih jauh lebih banyak lagi yang tidak tahu dan paham. Sebab Tahun Yobel adanya hanya tiap 49 tahun sekali dan isu ini hanya tertulis secara konkrit di dalam Perjanjian Lama. 

Namun sesungguhnya hampir tidak ada yang memiliki iman yang setara, yang sebesar berkat Yobel yang disediakan Tuhan itu. Janji-janji Tuhan dalam Yobel Besar yang begitu luar biasa baik secara umum maupun secara pribadi mudah untuk dirasa terlampau muluk melampaui segala akal sehat. Baik itu tuaian secara materi (Great Wealth Transfer) maupun tuaian jiwa-jiwa (Great Revival & Awakening).

"Apa iya yah kita akan nikmati Yobel Besar?"

"Apa iya yah kita akan tercengang dan berseri-seri dan berbesar hati?"

"Bagaimana jika akhirnya kita tidak menikmati semuanya itu?"

"Sekian tahun ikut Tuhan, apa iya nasibku akan berubah kali ini?"

Dan seterusnya.

Bahkan yang paham sepenuhnya akan apa saja yang telah Tuhan sediakan buat seluruh Gereja-Nya pun tetap memiliki kegalauan pada tingkatan tertentu. Sebab memang ada kemuliaan (Kabod) Tuhan yang tidak terhindarkan untuk dihadapi. Saya pun bertanya-tanya, "Apakah kami sanggup menerima kemuliaan-Mu ini, ya Tuhan?"

Tsunami kelimpahan, tsunami lawatan, tsunami jiwa-jiwa dan tsunami kemuliaan yang bergulung-gulung datangnya. Akankah kita mampu menari di atas semua gelombang itu tanpa tergulung ombak-ombaknya?

Kemudian ketika saya menghadiri ibadah sore di Holy Stadium, Semarang, yang bertepatan dengan Rosh Hashanah 5776, Tuhan melalui nabi-Nya, Rev. Dr. Jedidiah Tham, memberikan pewahyuan nubuatan atas Pasukan-Nya untuk sepanjang 5776. Firman nubuatan tersebut diambil dari Injil Lukas pasal 15. Yakni tiga perumpamaan mengenai pertobatan.

Jika kita perhatikan, Tuhan menyampaikan ketiga perumpamaan itu dengan berurutan, yakni seekor domba dari kawanan seratus, satu dirham dari sepuluh dirham dan terakhir anak yang bungsu dari dua bersaudara. Semua yang diumpamakan serba satu dan pembandingnya berurut dari seratus, sepuluh sampai hanya dua. Namun perhatikanlah justru yang serba satu inilah yang amat menyukakan Hati Bapa. Dua kali Tuhan Yesus mengatakan betapa seisi Sorga bersukacita akan adanya pertobatan,

"Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." - Lukas 15:7

"Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat." - Lukas 15:10

Dan setelah itu Tuhan Yesus menegaskan bahwa pertobatan bukan sekedar sebuah perubahan melainkan juga membawa kehidupan dari kematian,

"Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali." - Lukas 15:32

Jadi apa yang paling kita perlukan untuk layak memasuki pesta Yobel Besar-Nya? Ya pertobatan. Bertobatlah karena kita tidak memiliki iman yang cukup. Bertobatlah karena kita cenderung memiliki agenda kita sendiri atas rencana besar-Nya. Bertobatlah karena tanpa kita sadari, hati kita mudah bergeser dan mencuri kemuliaan Tuhan. Bertobatlah karena memang itulah yang membawa kehidupan dari ancaman kematian dan mampu membuat seisi Sorga bersukacita.

Mengapa Daud disebut orang yang kepadanya hati Tuhan berkenan? Karena Daud memiliki hati yang bertobat senantiasa. Mengerti bahwa segalanya hanya karena anugerah. Itu sebabnya Tahun Yobel tidak dimulai pada hari pergantian tahun tanggal 1 bulan Tishrei (Yom Teruah / Rosh Hashanah), melainkan dimulai pada hari Pendamaian tanggal 10 bulan Tishrei (Yom Kippur / Atonement Day). Hanya ketika kita bertobat dan Tuhan mendapati bahwa kita telah berdamai dengan hati-Nya maka kita dikenan untuk memasuki Yobel Besar-Nya.

Mari kita sambut Yobel Besar ini dengan hati yang bertobat, dan mintalah roh iman untuk kita didapati layak masuk ke dalam puncak pesta Tahun Rahmat Tuhan. Dan tetaplah berharap, sebab pengharapan takkan mengecewakan. Bahkan pengharapan itulah yang mengantar kita masuk ke dalam Ruang Maha Kudus-Nya. HaleluYAH!

Dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.

Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu!

Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir, di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.

Monday, August 31, 2015

Ayin Vav 5776 - Vol. 6: Kemuliaan Yang Tak Terduga

"Tetapi seperti ada tertulis: 'Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.'" - 1 Korintus 2:9

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. ... Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: 'Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?' Jawab Yesus: 'Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku." - Yohanes 14:15, 23-24


Siapakah yang bisa menolak jika suatu kejutan yang membahagiakan datang tepat di hadapan kita? Dan inilah 3 hal yang bertingkat yang dijanjikan Tuhan, yakni:

1. Sesuatu yang sudah sering kita dengar, namun belum pernah kita lihat sebelumnya dan akhirnya menjadi kenyataan.

2. Sesuatu yang sempat tersirat dalam hati dan pikiran kita, biasanya berupa sebuah ide atau gagasan dan akhirnya benar-benar menjadi kenyataan, baik itu oleh kita sendiri atau kita dengar ada orang lain yang mengalaminya.

3. Sesuatu yang sama sekali tidak pernah kita pikirkan akan terjadi, entah dalam hidup kita maupun hidup orang lain, namun akhirnya kita sendiri atau orang lain mengalaminya juga.

Dapatkah kita melihat kemuliaan demi kemuliaan maupun kedalaman demi kedalaman di setiap levelnya? Dan ketiga hal inilah yang Tuhan sudah siapkan bagi Gereja dan Pasukan-Nya di Tahun Yobel Besar - Ayin Vav 5776 ini sesuai dengan porsi masing-masing anak-anak-Nya yang selama ini tetap mengasihi-Nya.


Sesungguhnya ketiga hal tersebut sudah ada tersedia, namun semua itu hanya ditujukan kepada yang mengasihi Tuhan, yakni mereka menuruti firman-Nya. Dan untuk mengasihi-Nya membutuhkan segala-galanya. Sadarkah kita bahwa wujud termulia yang pernah termanifestasi di muka Bumi ini dari apa yang tertulis di 1 Korintus 2:9 ini ialah Yesus Kristus nama-Nya? Sang Firman (Anak Allah) yang telah menjadi daging (Anak Manusia). Dan tetap saja hampir seluruh bangsa Israel telah gagal menerima Sang Anugerah itu sendiri, bahkan sampai hari ini, sehingga akhirnya selama 2.000 tahun, Tuhan yang juga adalah Sang Mesias masih tetap mengalami penolakan dari bangsa-Nya sendiri. Sehingga akhinya Injil diberikan dan diterima oleh bangsa-bangsa lain (Gentiles).

Bukankah arti Vav adalah sesuatu yang menjadi daging dan menjadi nyata? Namun adakah kita sungguh siap menerima semua itu? Menerima apa yang belum pernah kita lihat, menerima apa yang belum pernah kita dengar, dan menerima apa yang tidak pernah timbul dalam hati dan pikiran kita. 

Coba renungkan ini, bahwa hanya mereka yang sungguh-sungguh mengasihi Tuhan, yang melakukan semua kehendak-Nya, yang tidak lagi menegosiasikan semua didikan-Nya, merekalah yang sanggup menerima apa yang tak pernah diduga atau timbul dalam hati. Karena jika tidak demikian maka jatuhnya akan sama seperti bangsa Israel, yakni menjadi kecewa dan menolak Dia Yang Diurapi.


Saat itu Yudas yang bukan Iskariot bertanya tentang alasan Tuhan menyingkapkan identitas-Nya hanya kepada murid-murid-Nya, namun tidak kepada seluruh Israel dan dunia. Karena memang hanya para murid sejati, yakni orang-orang yang merelakan dirinya untuk terus dididik, adalah yang mampu mewarisi apa yang bahkan tak pernah timbul dalam hati dan pikiran. Yakni rahasia-rahasia ilahi dan kemuliaan-kemuliaan yang telah menanti berabad-abad untuk dinyatakan segera.

"Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, --menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya, tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang abadi, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman-- bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin." - Roma 16:25-27

Coba renungkan lagi, bukankah segala hal yang disebut sebagai perkara yang belum pernah timbul di dalam hati manusia disebut sebagai sesuatu yang baru? Mulai dari saat kita menerima keselamatan pertama kali, kita mulai menjadi ciptaan yang baru, hingga terus menjadi dewasa sebagai manusia baru, yang dibaharui dari waktu ke waktu. Namun seringkali semua yang baru ini terhalang dengan cara pikir kita yang lama karena kita terbiasa dengan pola dan rutinitas. Dan di sinilah peran didikan Tuhan diperlukan, untuk meruntuhkan cara berpikir yang lama dan memiliki pengertian-pengertian ilahi.


Anugerah Vs. Zombie

Pada awal Februari 2015 lalu, Tuhan berfirman kepada saya secara pribadi, demikian,

"Tahun Yobel Besar jatuh pada Tahun 5776 Ayin Vav (עו), dan itu tahun yang luar biasa penting dan signifikan bagi semuanya. Arti angka 6 (Vav) adalah manusia atau jadi daging (become flesh). Dan manusia yang dari debu tanah dapat menjadi hidup karena Aku menghembuskan nafas kehidupan ke dalamnya. Ingatlah bahwa Hey, angka 5 dalam Ibrani, salah satu artinya adalah nafas kehidupan (nashamah / הנשימה). Jadi, di tahun 5775 Ayin Hey ini, kejarlah semua didikan sebanyak mungkin, jangan menyerah, paksakan terus dirimu untuk bisa terus tinggal dalam anugerah-Ku, sebab jika tidak maka kamu akan kesesakan nafas di tahun depan. Bahkan lebih buruk lagi jika kamu jadi zombie, yakni kelihatan hidup namun sebenarnya sudah mati!"

Ini sungguh bukan waktunya kita untuk betah di zona nyaman dan masih ragu-ragu untuk melangkah sekalipun itu ekstrim adanya. Ini bukanlah saatnya untuk tetap mengeluh dan mengasihani diri kita sendiri, sebab jika itu masih terus dilakukan maka menjadi zombie bukanlah sesuatu yang aneh, bukan saja kelihatan hidup tapi sudah mati, namun yang lebih buruk lagi adalah menyangka diri masih hidup namun ternyata sudah mati. Menyangka diri adalah domba, padahal kambing. Dan bukankah baik domba maupun kambing tidak pernah menyadari siapa mereka sebenarnya sampai Tuhan yang menyingkapkan semuanya?

Sekarang saya semakin mengerti maksud pesan-Nya beberapa bulan lalu untuk saya makin mengingini didikan-Nya lebih lagi, karena pada Ayin Vav 5776 saudara dan saya akan melihat kemuliaan demi kemuliaan yang sesungguhnya bahkan tak pernah timbul dari dalam hati dan pikiran kita.

Namun jika kita tidak cukup mengasihi-Nya, maka sikap kita takkan berbeda seperti bangsa Israel 2.000 tahun yang lalu ketika Anak Manusia yakni Sang Mesias datang kepada mereka. Kita akan sulit menerima sesuatu yang tidak pernah timbul di dalam hati kita itu.


Kemuliaan Yang Tak Terduga

Impian, kerinduan, bahkan imajinasi terliar kita BUKAN sesuatu yang bisa dikategorikan sebagai "yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia." Ini melebihi yang bisa kita duga, namun hanya dengan iman hal itu nyata tersedia. Itu sebabnya tanpa didikan yang ekstrim, tanpa kasih yang sedemikian rupa, tanpa pengenalan yang dalam takkan bisa sisi manusiawi seseorang bisa menerima "yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia." Inilah kemuliaan yang tak terduga, yang disimpan berabad-abad, yang menyebabkan Tuhan rela turun ke dunia dan menggenapi semua yang telah dijanjikan-Nya.

Ia mendidik kita supaya kita meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik. Beritakanlah semuanya itu, nasihatilah dan yakinkanlah orang dengan segala kewibawaanmu. Janganlah ada orang yang menganggap engkau rendah.

Monday, August 24, 2015

Yang Lama Telah Berlalu

Di tepi jalan sang jendral
Kulihat bayang-bayang impianku
Yang telah lama hanyut dalam
Hiruk pikuk ibukota

Mereka memang diam membisu
Pun tak sanggup menyapa dalam tatapan
Namun jelas sekali terhenyak
Bahwa sanubariku tersapa 

Dan jelaslah sudah tergadai impian haram
Yang tertebus oleh darah termahal
Kini hanya dapat menatap bisu
Dari balik tutup peti mati

Sejak hari ini juga hatiku mantap
Sambil bersenandung dari relung
Di mana Engkau berada, di situ juga aku
Impian-Mu jadi mimpiku, selamanya

Jakarta, 18 Agustus 2015

Thursday, August 20, 2015

Maurice Sklar's Vision - August 17th, 2015

On this past Monday evening, I was listening to Rick Taylor preaching at the Healing Rooms. Suddenly, I had a vision. I saw us all pressing in with all our might in the Spirit in spiritual warfare. We had our full armor on. Our shields of faith were flush together over our heads. They were together so tight that it looked like one massive shield in front of us and over our heads like a wall of fire.

Pada Senin malam yang lalu, saya sedang menyimak kotbah Rick Taylor di Healing Rooms. Tiba-tiba, saya mendapatkan sebuah penglihatan. Saya melihat kita semua bergerak mendesak di dalam Roh dalam peperangan rohani. Kita mengenakan seluruh persenjataan. Perisai iman kita menudungi di atas semua kepala. Semua perisai begitu rapat sehingga terlihat seperti sebuah perisai raksasa yang melingkupi di depan dan di atas kepala bagaikan tembok berapi.

Our swords were drawn and out in front of us. We were not many, but we were mighty before the enemy. We were gaining ground inch by inch. Satan was hitting us with all he had. His greatest principalities were hitting us. Arrows with flaming heads were raining down upon us like rain. I could not even see the air or sky, just what looked like millions of arrows. 

Semua pedang terhunus di depan kita. Kita tidak banyak, namun amat perkasa di hadapan barisan musuh. Kita menguasai medan, inci demi inci. Satan menyerang dengan segala yang dia punya. Pemerintah-pemerintahnya yang terbesar menyerang kita. Panah-panah berapi dilemparkan kepada kita bagaikan hujan. Saya bahkan tidak bisa melihat langit di atas, hanya melihat jutaan panah tersebut.


The closest thing I could relate it to was the siege of Minas Tirith in Tolkien's Return of the King movie. The LORD spoke to me saying, "For the past three weeks, there has been an all out attack against the leaders here, as well as all of those in the earth who are contending for the great end time revival / awakening that is coming. 

Gambaran terdekat yang bisa menggambarkan adegan tersebut adalah adegan perang di Minas Tirith dalam film The Lord of The Ring III (Return of The King). TUHAN berfirman kepada saya, "Selama tiga minggu terakhir, ada sebuah serangan dahsyat yang menimpa para pemimpin, sebagaimana semua yang di bumi berjuang untuk datangnya revival atau kebangkita rohani terbesar di Akhir Zaman."

The LORD said, "LOOK UP!!" So I looked up. Then, it seemed like I zoomed outward and I saw a band of darkness around the earth. Under it, looked like "all hell" was breaking loose, literally. Demonic assaults were raining down on all nations. But, I noticed that some nations had less oppression than others. Some looked like black holes, there were so dark. Others had points of light and fires shooting upwards. 

TUHAN berkata, "LIHAT KE ATAS!" Maka saya memandang ke atas. Kemudian, seperti saya dapat memandang keluar dan saya melihat barisan kegelapan mengelilingi seluruh bumi. Di bawahnya, terlihat seperti "seluruh isi neraka" sungguh-sungguh tumpah. Serangan demonik menghujani seluruh bangsa. Namun, saya melihat beberapa negara mengalami penindasan lebih ringan daripada negara-negara lainnya. Beberapa terlihat seperti lubang hitam yang amat sangat gelap. Yang lainnya memiliki banyak titik cahaya dan api yang ditembakkan ke atas.

Then, I watched as I seemed to zoom in again to our ministry here in Santa Maria. A column of what looked like liquid fire just shot up from us above where we were battling on the earth. This fire hit the band of darkness over the earth and began to bore its' way through it like a plasma laser! We were right at the edge! 

Kemudian, saya melihat lagi pelayanan kami di Santa Maria. Sebuah pilar yang tampak seperti cairan api tertembak dari kita ke atas di mana kita sedang bertempur di bumi. Pilar api ini memukul barisan kegelapan yang menutupi bumi dan mulai melubangi bagaikan sebuah plasma laser! Kita berada tepat di penghujung!

On the other side of that dark band was light that was so bright that I could hardly see for a time. Then, my eyes seemed to adjust, and I saw the LORD seated on His white horse. Behind Him were the armies of angels as far as I could see. Then, I saw the Heavenly Saints behind them on horses and chariots of Fire. They were all waiting for the moment when the columns of the Fire of God would break through that dark band around the earth.

Di sisi lain barisan kegelapan ada cahaya yang begitu terang sehingga saya sulit melihat dalam sesaat. Lalu, mata saya bisa beradaptasi, dan saya melihat TUHAN duduk di atas kuda putih-Nya. Di belakang-Nya adalah bala tentara malaikat sejauh saya memandang. Lalu, saya melihat Orang-Orang Kudus di belakang mereka di atas kuda-kuda dan kereta-kereta berapi. Mereka semua menunggu saat ketika pilar Api Tuhan menerobos barisan kegelapan yang melingkupi bumi.

Then the LORD spoke to me again and cried, "YOU ARE NOT THE ONLY ONES CONTENDING TO BREAK THROUGH THE DARKNESS ... BEHOLD MY BRIDE IS PREVAILING!!"

Kemudian TUHAN berkata lagi kepadaku dan berseru, "KALIAN BUKAN SATU-SATUNYA YANG BERJUANG MENEROBOS KEGELAPAN ... LIHATLAH MEMPELAI-KU YANG MENGUASAI!!"

Then He opened my eyes and I saw millions of praying saints in many places praying together in unity and love throughout the earth. There were these same columns of white-hot fire ascending over them. Many hundreds had reached the band of darkness. About ten were already more than halfway bored through already. I saw that those prayer warriors that had hit the dark band were attacked so badly, that many were reeling back and some had fallen, because of the fierceness of the demonic attack. BUT, THEY WERE NOT RETREATING!!

Kemudian Ia membuka mata saya dan saya melihat jutaan orang percaya di berbagai tempat berdoa dalam unity dan kasih di seluruh bumi. Ada begitu banyak pilar berapi yang sama naik dari tempat mereka berdoa. Ratusan pilar telah menembus barisan kegelapan tersebut. Sekitar sepuluh sudah lebih dari separuh jalan menerobos. Saya melihat para pejuang pendoa yang memukul balik barisan kegelapan diserang dengan amat parah, banyak dari mereka terguncang dan beberapa terjatuh, karena keganasan serangan demonik tersebut. NAMUN, MEREKA TIDAK UNDUR!!

Then, the LORD spoke like a lion roaring, as He sat mounted on His horse in front of the Armies of Heaven, "I AM AT THE THRESHOLDS! HOLD FAST IN YOUR FAITH! I AM COMING FOR MY PRECIOUS BRIDE WITH TEN THOUSANDS OF MY SAINTS AND MY ANGELS TO BRING YOU HOME! BUT, WOE TO THE EARTH AND THOSE THAT REMAIN!

Kemudian, TUHAN mengaum seperti singa, sambil Ia duduk di atas kuda putih-Nya di depan barisan Tentara Sorga, "AKULAH YANG BERADA DI AMBANG PINTU (tinggal melangkah masuk)! KUATKAN IMANMU! AKU DATANG UNTUK MEMPELAI-KU YANG BERHARGA DENGAN PULUHAN RIBU ORANG-ORANG KUDUS-KU DAN PARA MALAIKAT-KU UNTUK MEMBAWA KALIAN PULANG! NAMUN, CELAKALAH BUMI DAN MEREKA YANG TERTINGGAL!

"OH EARTH, EARTH, EARTH, PREPARE TO MEET THY GOD!"

"OH BUMI, BUMI, BUMI, BERSIAPLAH UNTUK BERTEMU TUHANMU!"

Then, the vision ended.

Penglihatan berakhir.

20 Agustus 2015
Maurice Sklar

Friday, July 31, 2015

Ayin Vav 5776 - Vol. 5: Full Metal Faith

"Haruslah engkau membuat mezbah dari kayu penaga, lima hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya, sehingga mezbah itu empat persegi, tetapi tiga hasta tingginya. Haruslah engkau membuat tanduk-tanduknya pada keempat sudutnya; tanduk-tanduknya itu haruslah seiras dengan mezbah itu dan haruslah engkau menyalutnya dengan tembaga. Juga harus engkau membuat kuali-kualinya tempat menaruh abunya, dan sodok-sodoknya dan bokor-bokor penyiramannya, garpu-garpunya dan perbaraan-perbaraannya; semua perkakasnya itu harus kaubuat dari tembaga. Haruslah engkau membuat untuk itu kisi-kisi, yakni jala-jala tembaga, dan pada jala-jala itu haruslah kaubuat empat gelang tembaga pada keempat ujungnya. Haruslah engkau memasang jala-jala itu di bawah jalur mezbah itu; mulai dari sebelah bawah, sehingga jala-jala itu sampai setengah tinggi mezbah itu. Haruslah engkau membuat kayu-kayu pengusung untuk mezbah itu, kayu-kayu pengusung dari kayu penaga dan menyalutnya dengan tembaga. Kayu-kayu pengusungnya itu haruslah dimasukkan ke dalam gelang-gelang itu dan kayu-kayu pengusung itu haruslah ada pada kedua rusuk mezbah itu waktu mezbah itu diangkut. Mezbah itu harus kaubuat berongga dan dari papan, seperti yang ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu, demikianlah harus dibuat mezbah itu." - Keluaran 27:1-8

Demikianlah deskripsi Mezbah Korban Bakaran, yakni kayu penaga (acacia wood) yang disalut atau dilapisi tembaga. Dan jika kita membuat pintu atau dinding kamar dari bahan yang sama, maka dapat dipastikan bahwa pintu ataupun dinding tersebut adalah yang paling tahan api (fire proof). Bahkan menurut sebuah pengujian, kombinasi kayu penaga yang dilapisi tembaga ini memiliki tingkat tahan api 100%.

"Di antara mereka itu ada juga beberapa orang Yehuda, yakni Daniel, Hananya, Misael dan Azarya. Pemimpin pegawai istana itu memberi nama lain kepada mereka: Daniel dinamainya Beltsazar, Hananya dinamainya Sadrakh, Misael dinamainya Mesakh dan Azarya dinamainya Abednego." - Daniel 1:6-7

Adalah Sadrakh, Mesakh dan AbedNego, tiga sahabat Daniel yang ikut dalam 70 tahun Masa Pembuangan di Babel. Mereka memiliki sikap dan mentalitas yang sangat baik. Mereka tidak silau dengan gemerlap kemewahan dan kemegahan kerajaan Babel sekalipun mereka sudah diberi kedudukan yang cukup tinggi dan dihormati para pejabat di dalam pemerintahan Babel. Intinya mereka hidup menjadi terang di tengah kegelapan pada Masa Pembuangan tersebut. Teladan yang baik bagi pihak Israel maupun gentiles.

Namun datanglah hari kemalangan bagi tiga sekawan ini, yakni ketika Nebukadnezar dengan angkuhnya mengancam nyawa mereka sebagai ganti ketidaktaatan mereka untuk menyembah patung berhala terbaru hasil mimpinya yang ditafsir Daniel sebelumnya. Sungguh saat itu bukanlah situasi yang mudah, mereka terpaksa tampil beda di antara ratusan pejabat dan jutaan rakyat Babel demi mempertahankan iman mereka. Raja Nebukadnezar mencoba memberi kesempatan kedua untuk mereka tidak mengulangi kesalahan mereka, dan inilah jawaban terbaik yang pernah ada dari iman mereka yang begitu istimewa,

"Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: 'Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.'" - Daniel 3:16-18

Mereka percaya bahwa Tuhan sanggup menolong, namun ternyata iman mereka tidak hanya sampai di situ. Yang lebih menakjubkan lagi adalah bahkan jika Tuhan tidak menyelamatkan nyawa mereka sekalipun, mereka tetap percaya bahwa Tuhan baik adanya. Inilah iman yang paling bulat sekaligus paling tahan api, iman yang sekuat Mezbah Korban Bakaran. Itu sebabnya ketika mereka masuk ke dalam dapur api, tidak sehelai rambut mereka ikut terbakar. Sebab memang iman mereka membuat mereka menjadi manusia yang fire proof atau tahan api, tepatnya terhadap semua api asing. Mereka rela dan berbulat tekad untuk menjadi korban bagi keyakinan mereka, sekalipun mereka juga percaya kepada Tuhan Yang Mahakuasa, namun mereka sudah tidak memiliki kecewa sekalipun Tuhan tidak menolong mereka.

Dan inilah pesan Tuhan bagi kita semua Gereja dan Pasukan-Nya memasuki sebuah masa yang sama sekali berbeda sejak Tahun Yobel 5776 nanti. Yakni, apapun yang boleh terjadi menimpa kita maupun keluarga kita, milikilah sikap iman yang serupa dengan tiga sekawan, Sadrakh Mesakh dan AbedNego ini, iman yang bisa berkata dengan lantang bahwa sekalipun Tuhan tidak bertindak sesuai dengan yang kita harapkan, namun kita tetap percaya dan tidak menjadi kecewa apalagi menolak Dia yang begitu mengasihi kita.

Iman setinggi ini tidak bisa dibuat atau direkayasa dengan kekuatan diri kita sendiri, juga tidak bisa kita berpura-pura percaya atau berpura-pura siap martir padahal masih ada takut. Sungguh ini iman yang memang lahir dari hati yang bulat mengasihi Tuhan sekalipun kita harus mengorbankan segalanya, iman yang lahir karena telah melalui proses yang sedemikian rupa sehingga memiliki pengenalan yang mendalam akan Tuhan. Sebab tanpa pengenalan yang benar akan Tuhan, tentu yang ada hanyalah kecewa ketika Tuhan tidak bertindak seperti yang kita harapkan.

Noche Obscura Del Alma

Noche obscura del alma atau yang lebih dikenal dengan The Dark Night of The Soul merupakan sepotong frasa dari puisi karangan seorang biarawan Spanyol bernama St. John of The Cross, yang menggambarkan sebuah proses perjalanan jiwa untuk mencapai damai sejahtera dan harmoni sehingga menjadi manunggal dengan Tuhan dan segala kehendak-Nya. 

Semua pahlawan iman pasti akan melewati sebuah titik yang disebut The Dark Night of The Soul ini. Sebut saja Abraham yang harus menantikan Ishak puluhan tahun, bahkan harus mengorbankan Anak Perjanjian itu di Gunung Moria. Yakub pun demikian, ia harus kehilangan Rahel, Yusuf putra tercintanya bahkan Benyamin. Begitu juga dengan Yusuf di penjara, Musa di padang gurun, Daud dalam kejaran Saul dan seterusnya.

Bahkan Tuhan Yesus pun juga harus mengalami masa tergelap dalam hidup-Nya di Taman Getsemani ketika Beliau berusaha manunggal dengan kehendak Bapa, yakni mengisi cawan Darah Anak Domba dengan mati di atas kayu salib. Selama lebih dari 3 tahun Ia berkata bahwa apapun yang Ia katakan maupun yang Ia perbuat semuanya dari Bapa, namun saat itu Ia memohon dengan lirih, "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki." - Matius 26:39. Dan itu Dia katakan hingga dua kali. Sungguh tidak ada yang mudah ketika harus melalui kesesakan besar, namun memang itulah yang harus kita lalui dan iman yang fire proof yang mampu meloloskan kita di ujung jalan tersebut.

"Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." - Matius 7:13-14

Yobel Besar 5776 adalah sebuah kairos yang luar biasa namun juga merupakan awal dari Masa Kesesakan (Tribulasi) Besar. Perhatikan apa yang terjadi setelah tiga sekawan, Sadrakh, Mesakh dan AbedNego masuk dan keluar dari dapur api.

"Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: 'Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!' Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu. Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaranpun tidak ada pada mereka. Berkatalah Nebukadnezar: 'Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu.' Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel." - Daniel 3:26-30

Apa yang kita dapati setelah itu? Nama dan kemuliaan Tuhan menjadi begitu nyata di seluruh penjuru kekuasaan Babel, namun di penghujung Akhir Zaman ini Tuhan sudah menjanjikan yang lebih dahsyat lagi daripada yang diterima Sadrakh, Mesakh dan AbedNego, yakni tsunami lawatan dan pencurahan Roh-Nya kepada semua orang, 

"Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu." - Yoel 2:28-29.

Tetaplah berharap untuk yang terbaik terjadi pada Yobel Besar 5776 ini, namun pada saat yang sama kita juga harus bersiap untuk menghadapi yang terburuk, masa tergelap bagi jiwa kita, Taman Getsemani kita masing-masing, untuk kita bisa menang bersama-Nya di puncak Kalvari. Tuhan memberkati.

Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki.

Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku. Tetapi semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya apabila datang saatnya kamu ingat, bahwa Aku telah mengatakannya kepadamu.

Sunday, July 26, 2015

Sang Pendakwa (The Accuser)

This afternoon I had a vision. I was allowed to stand in the Throne Room of the LORD. The worship before His Throne is awesome and ecstatic. I was caught up for some time in the Song of the LORD in Adoration.

Sore ini saya mendapatkan sebuah penglihatan. Saya diperkenankan untuk berdiri di dalam Ruang Takhta TUHAN. Penyembahan di hadapan Takhta-Nya begitu menakjubkan dan penuh sukacita. Beberapa kali saya mendapati diri saya dalam Nyanyian Pemujaan kepada TUHAN.

Suddenly, everyone became silent.

Tiba-tiba, semua orang terdiam.

Then, after some minutes (?), I watched as what looked like a perfect "man" came forward and stood in front of God. He looked like a prince. He was a very handsome man, but I knew that something was terribly wrong with him. He had a haughtiness about him, and was clothed in a majestic robe that kept changing colors, from black through the rainbow color spectrum and back to white and then, in reverse back to black again. This happened every minute or so. But each time it returned to white, it was more and more grayish.

Kemudian, setelah beberapa menit (?), saya melihat sesosok "pria" sempurna datang maju dan berdiri di hadapan Tuhan. Ia tampak seperti seorang pangeran. Ia sangat tampan, namun saya tahu bahwa ada sesuatu yang amat salah dengannya. Ia memiliki sebuah keangkuhan dan berpakaian sebuah jubah kemegahan yang terus menerus berubah warna, dari hitam ke spektrum pelangi dan kembali ke putih dan kembali lagi ke hitam, begitu seterusnya. Ini terjadi beberapa menit. Namun setiap kali kembali ke warna putih, putihnya menjadi semakin kelabu.

He stood there with a mocking expression with his hands on his hips. As he smiled, it looked pure evil, such hate was in his eyes toward God. I was astonished that anyone could stand in this Holy Place like that. I thought to myself, "Why doesn't the LORD do something and throw this impudent man out of here immediately?!" I noticed that all the music and the worship was stopped. Just total silence. The Living Creatures were hovering above the Throne, but without making a sound, just everyone's eyes were glued on this proud, hateful "man".

Ia berdiri di sana dengan ekspresi mengejek sambil berkacak pinggang. Selagi ia tersenyum, tampak penuh kejahatan, sejumlah kebencian dari matanya tertuju kepada Tuhan. Saya tercengang bahwa ada seorang yang mampu berdiri di Tempat Kudus dengan cara itu. Saya berpikir, "Mengapa TUHAN tidak melakukan sesuatu dan segera melempar keluar manusia durhaka ini?!" Saya menyadari semua musik dan penyembahan terhenti. Total sunyi. Segala Ciptaan melayang di atas Takhta, namun tidak menimbulkan suatu bunyi, setiap mata terpaku kepada "pria" congkak itu.

There was just that deafening pregnant silence for some time. Finally, the Father spoke from the Throne in a booming Voice that shook the pillars and the whole floor. I trembled. "SATAN, What have you come here for?!" He thundered.

Ada kesunyian untuk beberapa saat. Akhirnya, Bapa berbicara dari Takhta dalam Suara yang menggelegar yang menggetarkan pilar-pilar dan seluruh lantai. Saya terguncang. "SATAN, untuk apa kamu datang ke sini?!" Ia mengguntur.

"I am here to inform you that Your Plan has failed. Your church is divided, rife with sin, idolatry, uncleanness. Israel is surrounded by my warriors, who will destroy her. Even You", he sneered, "can't stop me now! This generation is mine! They don't love You. They don't want You. They love me! Not You! Just look at them running after my every pleasure and sin! What do You say now, oh great lover of Adam's hopeless race? Millions are perishing forever in my domain! And all you can do is look on in despair, they will NEVER come into your Kingdom NOW!"

"Aku di sini untuk memberitahukan bahwa Rencana-Mu telah gagal. Gereja-Mu terbelah, penuh dengan dosa, berhala, kenajisan. Israel terkepung oleh pasukanku, yang akan menghancurkannya. Bahkan Engkau", ia menyeringai, "tak dapat menghentikanku sekarang! Generasi ini milikku! Mereka tidak mengasihi-Mu. Mereka tidak menginginkan-Mu. Mereka mengasihiku! Bukan Engkau! Cukup melihat mereka berlari kepada setiap kesenangan dan dosa dariku! Apa yang hendak Kau katakan sekarang, oh Maha Pengasih ras Adam yang tak berpengharapan? Jutaan orang sedang binasa di dalam kuasaku! Dan yang Kau lakukan hanya melihat semua kemusnahan itu, mereka TAKKAN PERNAH masuk ke dalam Kerajaan-Mu SEKARANG!"

I was astonished as I watched this "beautiful" man as he began to change in his appearance before everyone! He began to change into a hideous demonic form, with large horns and reptilian-like skin. Then his eyes began to glow red and he grew into a being that looked about 30 feet tall. Claws grew out where the man's hands once were. He had giant wings but they looked like an old bat, like they had been eaten away by some awful disease. He was very muscular in this alternate form, but his flesh was dark gray and blackened in many places with what looked like soot. I was looking at Satan himself! What a hideous creature he is! Maybe he was once beautiful, but no more!

Saya terpaku sambil memandang pria "indah" ini mulai berubah penampilannya di hadapan semua orang! Ia berubah menjadi sebuah bentuk demonik yang mengerikan, dengan tanduk yang panjang dan kulit reptil. Lalu matanya mulai menyala merah dan ia membesar sekitar 9 meter tingginya. Kuku-kuku memanjang di setiap jarinya. Ia memiliki sayap-sayap yang besar namun terlihat seperti kekelawar tua, seperti telah termakan penyakit yang mengerikan. Ia tampak sangat berotot, namun tubuhnya menjadi abu-abu gelap dan di beberapa tempat menghitam. Saya melihat Satan itu! Sungguh makhluk yang mengerikan! Mungkin dahulu begitu indah, namun sekarang tidak lagi!

Yet, he did not stay in that form long. When he finished that accusation, he once again transformed back like the "man" who first entered, except, I could faintly see the outline of his once angelic wings now behind him.

Namun, ia tidak mempertahankan bentuknya yang mengerikan itu. Ketika ia selesai mendakwa, ia kembali berubah menjadi bentuk "pria" yang semula, kecuali, sekarang saya bisa melihat sekilas garis tipis sayap malaikat belakangnya.

"Satan, I have seen this day from before the Dawn of Time! I know ALL that are Mine. Not one of them shall perish! I died and shed My Blood for them all. I was condemned in their place!"

"Satan, Aku telah melihat hari ini sebelum Permulaan Waktu! Aku tahu bahwa SEMUA yang adalah milik-Ku. Tidak ada satupun yang akan binasa! Aku telah mati dan mencurahkan Darah-Ku untuk mereka semua. Aku telah menjadi kutuk menggantikan mereka!"

When He had said, "My Blood", Satan shuddered and fell on his face before God. It was obvious he could no longer speak to God. His accusations had been silenced this time once again.

Ketika Tuhan berkata, "Darah-Ku," Satan gemetar dan wajahnya tersungkur di hadapan Tuhan. Sudah amat jelas ia tak lagi mampu berbicara di hadapan Tuhan. Dakwaan-dakwaannya dibungkam sekali lagi.

God continued,

Tuhan melanjutkan,

"The only souls that are lost are the ones you planted in the Earth! Do not accuse ME or My People of unfaithfulness! All that are Mine are destined to come to Me and are written in My Book. Nothing you do can stop Me or them! Nothing takes Me by surprise. Even your fall, and your defeat at the Cross were foreknown before you were even created. Now, Your hours are numbered. You END is near!! Soon, you shall be silenced and no longer shall you hurt or destroy My People.

"Jiwa-jiwa yang terhilang adalah mereka yang kau tanam sendiri di Bumi! Jangan mendakwa AKU atau Umat-Ku yang tidak setia! Semua milik-Ku ditakdirkan untuk datang kepada-Ku dan mereka tertulis dalam Kitab-Ku. Tidak ada yang dapat kau perbuat untuk menghentikan-Ku atau mereka! Tidak ada yang mengejutkanku. Bahkan kejatuhanmu, dan kekalahanmu di Kayu Salib telah diketahui sebelum engkau diciptakan. Sekarang, waktumu telah dihitung. Kesudahanmu sudah dekat!! Segera, engkau akan bungkam dan tidak lagi menyakiti atau menghancurkan Umat-Ku.

"No matter how hard you try, you shall never succeed in mixing the Seed of the Righteous with the seeds of wickedness and evil. Your time is almost over! Then you shall burn forever in the lake of fire prepared for you and all who follow you. Every soul that joins you there shall only add to your everlasting torments."

"Tidak peduli seberapa keras engkau berusaha, engkau takkan pernah berhasil mencampur Benih Kebenaran dengan benih kejahatan. Waktumu hampir habis! Kemudian engkau akan dibuang selamanya ke dalam lautan api yang telah dipersiapkan bagimu dan seluruh pengikutmu. Setiap jiwa yang bergabung denganmu hanya akan menambah siksaan kekalmu."

Satan suddenly disappeared in a flash of smoke and fire, and the worship and glory of the LORD filled that Holy Place once again.

Mendadak Satan lenyap dalam kilatan asap dan api, dan penyembahan dan kemuliaan TUHAN memenuhi Tempat Kudus itu kembali.

Then, the vision ended.

Lalu, penglihatan berakhir.

I don't claim to fully understand this vision, but, by His Grace, I was faithful to record what I saw and heard.

Saya tidak sepenuhnya memahami penglihatan tersebut, namun, oleh anugerah-Nya, saya setia merekam apa yang telah saya lihat dan dengar.

May the LORD bless you and keep you, dearly Beloved ones!

Biarlah TUHAN memberkati dan menjagamu, semua yang terkasih!

Maurice Sklar
Wednesday, July 22, 2015

Tuesday, July 7, 2015

Agenda & The Naked Communist

"Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin. Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka." - Roma 1:24-27

"Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar, sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang." - Yudas 1:6-7


Pernahkah Anda bertanya-tanya, mengapa Amerika Serikat sebagai bangsa yang besar dan mulia, yang dibangun atau diawali dengan kebenaran Tuhan, pada akhirnya berujung kepada kekacauan yang begitu mengerikan dengan mengesahkan undang-undang same-sex marriage (pernikahan homoseksual)? Undang-undang ini bahkan mewajibkan institusi gereja (dan mungkin institusi keagamaan lainnya) untuk ikut memberkati secara ritual pernikahan tersebut, dan jika menolak akan diberi sanksi pidana.

Pada tahun 2010, seorang anak Tuhan sekaligus penulis, sutradara dan politisi bernama Curtis Bowers membuat film dokumenter yang membuat seluruh kalangan gereja di Amerika Serikat shock dan terjaga, film tersebut berjudul Agenda: Grinding America Down. Secara terstruktur, komprehensif dan lengkap film ini mendeskripsikan bagaimana Amerika Serikat dalam sekian puluh tahun mengalami perubahan yang begitu signifikan di dalam setiap aspek kehidupan masyarakatnya. Untuk info lebih lanjut mengenai film ini, silakan kunjungi www.agendadocumentary.com.


Yang paling menarik dan menjadi highlight dari film Agenda ini adalah ketika diungkapnya sebuah buku berjudul The Naked Communist (terbit pertama kali tahun 1958) yang dikarang oleh seorang mantan agen FBI bernama Cleon Skousen. Buku ini merupakan hasil investigasi agen Skousen ketika menyusup sebagai mata-mata di berbagai gerakan sayap kiri di Amerika Serikat, yang saat itu juga bersamaan dengan dimulainya Perang Dingin. Dan dari buku tersebut, tertulis rumusan 45 tujuan gerakan komunisme di Amerika Serikat (The 45 Naked Communist Goals For America). Beberapa di antaranya:

Goal #17: Get control of the schools. Use them as transmission belts for Socialism and current Communist propaganda. Soften the curriculum. Get control of teachers associations. Put the party line in textbooks.

(Gol No. 17: Peroleh kendali atas sekolah-sekolah. Pakai mereka sebagai saluran atau lebih tepatnya ladang pembibitan sosialisme dan propaganda komunis terkini. Perlunak kurikulum. Peroleh kendali atas seluruh asosiasi guru. Dan susupkan semuanya itu ke dalam buku teks pelajaran.)

Jika kita membaca sekilas kalimat tujuan ini, mungkin akan terasa aneh dan ekstrim. Namun ini telah terjadi. National Education Association (NEA) merupakan lembaga pendidikan terbesar, amat berpengaruh dan berkuasa atas sistem pendidikan di Amerika Serikat, pada tahun 2010, bertepatan dengan hari kemerdekaan Republik Rakyat China tanggal 1 Oktober, mengagendakan serentak di semua sekolah publik di seluruh negeri untuk merayakan diktator Mao Tze Dong, pemimpin negara yang membantai rakyatnya sendiri sebanyak 50 - 60 juta, tercatat sebagai korban jiwa terbesar sepanjang sejarah. Atau lima sampai sepuluh kali lipat lebih banyak daripada jumlah korban Nazi Hitler.

Sadarkah bahwa selebrasi ini merupakan deklarasi terselubung yang dilakukan untuk menyambut sebuah pemerintahan yang begitu diktator dan otoriter yang akan digenapi pada masa pemerintahan Antikristus?

Pada tahun 2011, lembaga yang sama, NEA mengumumkan untuk memperbanyak tenaga pengajar dari kalangan transgender. Ini semua untuk mewujudkan gol ke-17 yang disebut di atas.

Goal #24: Eliminate all laws governing obscenity by calling them "censorship" and a violation of free speech and free press.

(Gol No. 24: Menyingkirkan semua peraturan hukum yang mengatur percabulan dari kegiatan sensor dan menganggap semua itu sebagai sebuah kejahatan terhadap kebebasan berbicara dan mengungkapkan pendapat.)

Tujuan ini bertujuan untuk menghancur moralitas masyarakat, karena mereka sadar bahwa kondisi moral amat menentukan nasib dan masa depan masyarakat tersebut. Kebejatan atau dekadensi moral merupakan salah satu cara menghancurkan eksistensi masyarakat tersebut.

Goal #25: Break down cultural standards of morality by promoting pornography and obscenity in books, magazines, motion pictures, radio and TV.

(Gol No. 25: Hancurkan standar budaya moralitas dengan mempromosikan pornografi dan kegiatan percabulan melalui buku-buku, majalah-majalah, film-film layar lebar, radio dan televisi.)

40% para pendeta di Amerika mengakui bahwa pornografi melalui internet merupakan sebuah pergulatan konstan (constant struggle) yang terus menggerogoti gereja dan bangsa.

Goal #26: Present homosexuality, degeneracy and promiscuity as "normal, natural and healthy".

(Gol No. 26: Menghadirkan homoseksual, degenerasi seksual dan seks bebas sebagai suatu hal yang "wajar, alamiah dan sehat.")

Ini merupakan salah satu gol paling radikal dan ekstrim dari gerakan komunis tersebut, dan akhirnya tujuan ini mencapai puncaknya ketika Supreme Court melegalkan UU pernikahan homoseksual yang berlaku di 50 negara bagian Amerika Serikat.


Goal #27: Infiltrate the churches and replace revealed religion with "social" religion. Discredit the Bible and emphasize the need for intellectual maturity, which does not need a "religious crutch."

(Gol No. 27: Menyusupi institusi gereja-gereja dan menggantikan agama pewahyuan dengan agama "sosial". Diskreditkan Alkitab dan arahkan kebutuhan jemaat kepada kedewasaan intelektual, sesuatu yang tidak membutuhkan sebuah "penopang religius.")

Fokus gereja dan jemaat kepada kedewasaan rohani dan iman dialihkan kepada kedewasaan intelektual. Nilai-nilai kemanusiaan diagungkan sedemikian rupa sedangkan nilai-nilai iman dan ketuhanan dianggap sebagai sesuatu yang abstrak dan tidak berlogika. Penyusupan-penyusupan ini ditujukan ke berbagai lembaga keagamaan seperti National Council of Churches, Reform Judaism dan seminari-seminari Katholik. 

Akibatnya, peran Gereja Tuhan dikerdilkan secara bertahap, suara gereja dibungkam di ranah publik, termasuk di sekolah-sekolah. Pembacaan Alkitab yang biasa rutin dilakukan di sekolah dasar dianggap sebagai kriminalitas demi nilai kemanusiaan atau humanisme yang menipu. Semua perkara iman hanya boleh dibahas di balik dinding gereja saja dan tidak diperkenan untuk diungkap di publik.

Ketika pertama kali buku The Naked Communist ini terbit, tidak ada satupun dari rakyat Amerika yang mengerti betapa berbahaya 45 poin tujuan tersebut. Situasi saat itu, tahun 1958, tidaklah memberi peluang bagi mereka akan masa depan apa yang akan mereka peroleh. Namun dengan melihat semua yang terjadi saat ini, tidak ada satupun dari 45 poin tersebut yang tidak tergenapi. Semua tujuan komunisme ini tergenapi.

Jerat Humanisme

John Dewey adalah bapak pendidikan publik di Amerika Serikat, merupakan salah satu kontributor terbesar dari keruntuhan negera adidaya tersebut dengan nilai-nilai semu kemanusiaan yang dipropagandakan melalui sistem pendidikan publik di seluruh negeri. Dia juga merumuskan 15 dalil Humanist Manifesto yang ditulisnya dalam sebuah buku pada 1933. Salah satu dalil tersebut berbunyi:

Religion consists of those actions, purposes, and experiences which are humanly significant. Nothing human is alien to the religious. It includes labor, art, science, philosophy, love, friendship, recreation--all that is in its degree expressive of intelligently satisfying human living. The distinction between the sacred and the secular can no longer be maintained. - Seventh Plank of Humanist Manifesto

Agama terdiri dari berbagai aksi, tujuan dan pengalaman yang signifikan secara manusiawi. Tidak ada insan manusia yang asing terhadap agama. Termasuk buruh, seni, ilmu pengetahuan, filosofi, cinta, persahabatan, rekreasi - semua yang tercakup di dalam tingkat ekspresif intelejensinya atas kepuasan hidup manusia. (Sehingga) perbedaan antara yang sakral (suci) dan sekuler tidak dapat dibedakan lagi. - Dalil Ke-7 Humanist Manifesto

Dengan pernyataan di atas, betapa nilai kemanusiaan jauh lebih prioritas dan superior daripada kekudusan Tuhan, sebab dalam hal ini kepuasan manusia merupakan pusat segalanya.

Lebih jauh lagi, apa yang dimulai oleh John Dewey kemudian dilanjutkan oleh John J Dunphy melalui bukunya Humanist Manifesto II (1973) dan tulisan esainya The Humanist (1983). Pendapat Dunphy yang paling kontroversial, yakni:

"The battle for humankind's future must be waged and won in the public school classroom by teachers who correctly perceive their role as the proselytizers of a new faith: A religion of humanity -- utilizing a classroom instead of a pulpit to carry humanist values into wherever they teach. The classroom must and will become an arena of conflict between the old and the new -- the rotting corpse of Christianity, together with its adjacent evils and misery, and the new faith of humanism."

"Pertempuran masa depan kemanusiaan harus dilakukan dan dimenangkan di ruang kelas dari sekolah publik oleh para guru yang secara benar mempersepsikan peran mereka sebagai misionari atau evanjelis dari keimanan baru: Sebuah agama humanisme - memanfaatkan ruang kelas daripada sebuah mimbar untuk membawa nilai-nilai hemanis kepada siapapun yang mereka ajar. Ruang kelas harus dan akan menjadi sebuah arena konflik antara yang lama dan yang baru, yakni jasad Kekritenan yang busuk, beserta semua kejahatan dan kemalangannya, dan iman yang baru dari humanisme."

Dapatkah kita melihat akar dari masalah yang sedang bergulir ini? Nilai iman yang sejati dianggap sebagai musuh, dianggap sebagai sesuatu yang merusak masa depan kemanusiaan, dan semua itu sudah harus berlangsung dalam sebuah pertempuran di dalam ruang-ruang kelas sekolah publik. Para guru melalui asosiasinya didoktrin sedemikian rupa untuk kembali melanjutkan indoktrinasi agama humanisme kepada semua siswa.

Salah satu tujuan dari pembuatan film Agenda: Grinding America Down ini adalah untuk membangunkan mimpi palsu Amerika yang telah lama tertidur dan terlena, untuk segera mengubah haluan dan memenangkan pemilihan presiden di tahun 2012 dari pemerintahan Barack Obama. Bagi Curtis Bowers, menghentikan langkah Obama dari kursi kepresidenan merupakan awal dari pekerjaan besar perubahan tersebut. Sebab akar masalahnya memang bukan pada Barack Obama.

"The danger to America is not Barack Obama, but a citizenry capable of entrusting a man like him with the Presidency. It will be far easier to limit and undo the follies of an Obama presidency than to restore the necessary common sense and good judgment to a depraved electorate willing to have such a man for their president. The problem is much deeper and far more serious than Mr. Obama, who is a mere symptom of what ails America . Blaming the prince of fools should not blind anyone to the vast confederacy of fools that made him their prince. The Republic can survive a Barack Obama, who is, after all, merely a fool. It is less likely to survive a multitude of fools, such as those who made him their President."

"Bahaya pada Amerika bukanlah Barack Obama, namun kemampuan warganya mempercayai orang seperti dia dalam kepresidenan. Akan jauh lebih mudah untuk membatasi dan mencegah kebodohan pemerintahan Obama daripada merestorasi akal sehat dan penilaian yang bijak dari seorang pemilih berakhlak rendah untuk memilih orang seperti dia menjadi presiden mereka. Masalahnya jauh lebih dalam dan lebih serius daripada seorang Obama, yang merupakan sebuah gejala umum yang menyusahkan Amerika. Menyalahkan pemimpin yang bodoh tidak boleh membutakan siapapun dalam konfederasi besar atas kebodohan yang menjadikannya pemimpin mereka. Partai Republik dapat mencegah Barack Obama, yang adalah seorang yang bodoh. Hal ini cenderung untuk mencegah seluruh rakyat dari kebodohan, yakni dari mereka yang menjadikannya sebagai presiden mereka."

Dengan kata lain, setiap masyarakat layak menerima pemimpin yang menjadi cerminan keadaan mereka sendiri. Jadi memang masalahnya bukan di pemerintahnya, namun pada masyarakatnya, terutama Gereja Tuhan. Lebih jauh, dalam film Agenda, Curtis Bowers mengakui bahwa Gereja Tuhan di Amerika telah gagal menjaga bangsa dan negaranya hingga harus jatuh demikian dalam.

Sistem sosialis yang memberikan porsi dan peran pemerintah semakin besar di Amerika Serikat, secara bertahap menjadikan pemerintah tersebut sebagai komunis, yang pada akhirnya bersikap absolut diktator dan otoriter seperti yang digambarkan ketika nanti Antikristus memerintah pada Masa Tribulasi Besar.

Kini bertepatan dengan Tahun Shemitah 5775 dan menyusul Tahun Yobel Besar 5776 dan semua yang telah dan sedang terjadi maka kita tahu bahwa waktu penghakiman ilahi atas Amerika tidak akan ditangguhkan lagi sebab telah penuh cawan kedurjanaannya. 

Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.