Labels

Monday, December 31, 2018

Dari Resolusi Menjadi Karakter

Menjelang pergantian tahun biasanya orang membuat resolusi untuk menjadikan hidupnya lebih baik lagi di tahun yang baru. Tapi dari sekian resolusi yang dibuat, biasanya hanya sebagian kecil yang terealisasi dengan baik.

Ada yang ingin punya jam doa teratur, ada yang ingin punya pikiran yang lebih positif, ada yang ingin diet lebih baik, ada yang ingin punya bentuk tubuh yang lebih baik, ada yang ingin meningkatkan ketrampilannya lebih lagi, atau ingin membaca lebih banyak buku daripada tahun sebelumnya dan sebagainya.

Untuk menjadikan resolusi yang sudah kita buat benar-benar tereksekusi dengan baik, berikut ini bisa kita simak tips singkat yang disampaikan oleh Ps. Vladimir Savchuk (Hungry Generation).

Ada lima tahapan yang biasanya dilalui untuk mentransformasi sebuah ide atau keinginan menjadi sebuah karakter:

1. Desire atau keinginan (I want), misalnya ada orang yang ingin memiliki bentuk tubuh yang lebih baik, lebih sehat dan lebih proporsional. Ide atau keinginannya bisa disebabkan oleh berbagai hal, entah karena melihat temannya yang memang menjadi inspirasi atau bisa saja karena sudah bosan dengan keadaan tubuhnya yang memburuk. Tapi ini masih sebatas keinginan.

2. Decision atau keputusan (I will), punya keinginan tentu tidaklah cukup, tapi harus diputuskan kapan untuk memulainya.

3. Discipline atau keharusan (I must), inilah tahap yang menentukan. Kalau hanya diputuskan, biasanya walau sudah dilakukan tapi tidak punya jadwal tetap atau waktu rutin untuk melakukan training demi memperoleh kondisi tubuh yang lebih baik itu. Entah suka atau tidak suka, mau atau tidak mau. Tapi kalau sudah sadar bahwa harus ditekuni, maka pada tahap inilah proses perubahan sesungguhnya dimulai, dan memang butuh pemaksaan kepada diri sendiri untuk tekun melakukannya secara disiplin.

4. Delight atau kesukaan (I like), disiplin yang ditekuni dan dikembangkan dengan baik biasanya akan menjadi kesukaan. Justru pada tahap ini, jika tidak melakukan training atau tidak berdoa pada jadwal yang sudah biasa dilakukan, maka akan merasa ada sesuatu yang kurang. Tapi kalau sudah jadi kesukaan, sesulit apapun halangannya, biasanya akan dicarikan jalan untuk rutinitas tersebut bisa dilakukan.

5. Default atau karakter (I am), ada yang disebut sebagai Hukum 21/90. Hukum 21/90 ini maksudnya adalah dibutuhkan 21 hari untuk menciptakan sebuah kebiasaan baru (create new habit) dan dibutuhkan 90 hari untuk menjadikan kebiasaan baru itu sebagai karakter atau gaya hidup. Pada tahap ini, apakah itu berdoa, berolahraga, diet, dan sebagainya itu sudah bukan lagi kesukaan tapi sudah menjadi karakter pribadi kita. Tanpa perlu direncanakan ataupun dipikirkan lebih dulu, hal itu sudah dilakukan karena sudah jadi karakter kita. Dan penciptaan karakter baru itu biasanya membutuhkan waktu 90 hari.

Dengan menyadari adanya tahapan-tahapan tersebut, semoga resolusi yang sudah dibuat untuk tahun yang baru ini benar-benar menjadi kenyataan dan memberikan hasil terbaik sesuai dengan yang diharapkan.

Tuhan memberkati.

Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!

Wednesday, December 26, 2018

Sesatnya Pikiran Manusiawi: Belajar Dari Simon Petrus

Betapa dahsyatnya kekuatan pikiran, jika dipergunakan dengan baik dan benar maka akan menghasilkan berbagai perkara yang luar biasa bagusnya. Namun sebaliknya jika pikiran kita stagnan pada satu pola saja, maka akan menghambat bahkan merusak segala sesuatunya, termasuk panggilan dan takdir kita di dalam Kristus Yesus.

"Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.

"Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: 'Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.'

"Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: 'Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.'" - Matius 16:20-23

Coba renungkan apa yang terjadi dalam adegan sekilas tersebut di atas. Saking kuatnya pikiran manusiawi Simon Petrus, hal itu menjadi batu sandungan bagi tujuan yang hendak dicapai oleh Tuhan Yesus.

Di satu sisi Petrus begitu percaya kepada Tuhan Yesus, sebab ia bersedia meninggalkan segala sesuatunya, dan hal ini jauh lebih baik daripada orang muda yang kaya itu. Lebih bagus lagi ketika Petrus mengetahui bahwa Tuhan Yesus adalah Kristus atau Mesias yang dijanjikan dan itu memang hasil karya Bapa melalui Roh Kudus-Nya.

Namun begitu, bukan berarti seluruh pemikiran Simon Petrus sudah sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan Allah. Dia dan semua rasul lainnya pun menganggap bahwa Tuhan Yesus akan  melakukan perjuangan melawan penjajahan Romawi, lalu mendirikan kembali Kerajaan Israel dan menjadi raja atas Israel, meneruskan dinasti Daud dan mengembalikan kejayaan Salomo.

"Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: 'Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?' 

"Jawab-Nya: 'Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.'" - Kisah Para Rasul 1:6-8

Bahkan setelah mereka melihat dengan mata kepala sendiri saat Tuhan Yesus mati, bangkit dan hendak naik ke Sorga, murid-murid masih saja memiliki pemikiran yang salah tentang Sang Anak Manusia. Mereka masih saja memiliki pemikiran Tuhan Yesus yang duniawi. Sampai di sini, bisakah kita menyadari betapa hebat dan dahsyatnya pikiran kita untuk menyesatkan dan hati kita untuk menipu diri kita sendiri?

Belajar Dari Kesalahan (Di Kegerakan Bahtera)

Di kegerakan Bahtera pun banyak orang termasuk saya diajarkan caranya berdoa sambil mengumandangkan deklarasi supaya jiwa-jiwa dituai sambil disisipkan agenda doa supaya bangsa ini mencapai kejayaannya terutama mendoakan ekonomi dan pembangunannya. Apakah salah berdoa demikian? Buat saya hal itu relatif, tapi apakah demikian begitu yang Tuhan kehendaki? Itu lain lagi.

Bahkan kami diajarkan tanpa ragu untuk mendeklarasikan bahwa tidak ada lagi orang miskin di negeri ini dengan maksud ayat yang tertulis pada Ulangan 15:4 sebagai dasar deklarasinya. Padahal sudah sangat gamblang Tuhan Yesus katakan bahwa orang miskin akan selalu bersama-sama dengan kita, dan hal itu tertulis tiga kali di kitab-kitab Injil (Matius 26:11, Markus 14:7, Yohanes 12:8).

Ini yang saya maksud dengan Jangan Ajarkan Proses Yang Benar Untuk Tujuan Yang Keliru, dan tulisan lengkapnya dapat dibaca di sini. Dan jika hal ini diteruskan, maka kita sudah memiliki pola pemikiran yang terkorupsi. Menganggap bahwa kehidupan yang dikenan dan diberkati Tuhan adalah kehidupan yang berkelimpahan secara materi, keluarga yang harmonis, jiwa-jiwa yang banyak dituai, jumlah jemaat yang besar, kesehatan yang prima dan sebagainya.

Sedangkan keuangan yang tipis, kesehatan yang memburuk, pelayanan yang berskala kecil bisa dianggap ada kutuk yang menghalangi, atau Tuhan sedang tidak berkenan terhadap orang tersebut. Ini pola pikir yang mengerikan.

Dan jika kita mau jujur, siapakah sebenarnya yang meramalkan akan adanya kejayaan atau masa keemasan di Bumi Nusantara ini? Ada yang mengatakan bahwa hal itu diramalkan oleh Jayabaya, ada juga yang mengatakan bahwa hal itu diramalkan oleh Ronggo Warsito. Sampai di sini, apakah kita sudah menyadari betapa sesatnya pemikiran kita selama ini?

Yang pasti hal itu tidak tertulis di Alkitab dan bukan untuk itu pula Tuhan mendelegasikan Gereja-Nya di Indonesia untuk bergerak. Tapi berapa banyak yang sudah terjebak untuk memiliki pemikiran yang keliru seperti Simon Petrus itu, yakni ingin memanfaatkan kuasa dan kemuliaan Tuhan Yesus untuk kejayaan negerinya?

Roh Kudus Yang Menolong Hingga Tuntas

"Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini. 

"Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat." - 1 Petrus 1:17-19

Kita patut bersyukur bahwa Bapa memenuhi janji-Nya dengan mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepada kita dan karena itu kita harus rela hidup di bawah tuntunan-Nya sebab tuntunan Roh Kudus sungguh-sungguh pertolongan dalam persekutuan kita bersama-Nya sepanjang masa hingga kekekalan.

Dan perhatikan sikap Petrus setelah menerima Roh Kudus dan mengalami berbagai hal bersama-Nya. Dari yang hendak ingin melihat kembalinya kejayaan Israel di Bumi, menjadi orang yang sadar bahwa hidup di Bumi sesungguhnya hanya menumpang. Bukankah hal itu merupakan buah pertobatan dan buah keselamatan yang begitu nyata?

Jadi sesungguhnya sekalipun betapa megahnya kejayaan atau masa keemasan suatu negeri, hal itu adalah kesia-siaan dan kefanaan, dan tidak sebanding dengan harga dari darah yang mahal Tuhan Yesus Kristus.

Kita dipanggil untuk mati bersama-Nya, sehingga kita bisa terpilih untuk mengalami kebangkitan bersama-Nya, itulah jati diri kita yang sesungguhnya sebagai pengikut Kristus.

Untuk lebih memahami pesan kebenaran ini, silakan simak juga tulisan lainnya yang berjudul Roh Kudus Dan Peran-Nya.

Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

Keheningan Menjelang Petaka Besar

Tulisan berikut ini merupakan adegan peristiwa lanjutan dari adegan peristiwa sebelumnya yang dimuat dalam tulisan berjudul Upaya Ilahi Untuk Mengamankan Tuaian Di Akhir Zaman.

"Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketujuh, maka sunyi senyaplah di sorga, kira-kira setengah jam lamanya." - Wahyu 8:1

Meterai terakhir dari Tujuh Meterai dalam Kitab Wahyu diawali dengan suatu adegan peristiwa yang sangat unik, yakni kesenyapan di Sorga. Sepertinya saat itu semua aktivitas di Sorga terhenti untuk suatu jangka waktu tertentu dan ini sama sekali bukanlah hal yang biasa. Bagaimana mungkin Sorga yang begitu kompleks dan memiliki berbagai aktivitas mendadak sunyi sepi dalam waktu yang bersamaan untuk jangka setengah jam lamanya?

Jika kita lanjutkan kisah nubuatannya, maka adegan berikutnya yang akan terjadi adalah penghakiman Tuhan dalam Tujuh Sangkakala. Perlu kita ketahui bahwa hal ini terjadi setelah cosmic event yang sebelumnya telah terjadi di Meterai Ke-6, ketika matahari menjadi gelap dan bulan menjadi darah. Maka sesuai dengan petunjuk Kitab Yoel, Meterai Ke-7 merupakan Hari Penghakiman Tuhan dalam serial Tujuh Sangkakala.

"Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu." - Yoel 2:31

Pola keheningan menjelang petaka besar pernah terjadi di waktu yang lampau, yakni pada saat penghakiman air bah dan pemusnahan Sodom dan Gomora.

"Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepadanya. Nuh berumur enam ratus tahun, ketika air bah datang meliputi bumi. Masuklah Nuh ke dalam bahtera itu bersama-sama dengan anak-anaknya dan isterinya dan isteri anak-anaknya karena air bah itu. Dari binatang yang tidak haram dan yang haram, dari burung-burung dan dari segala yang merayap di muka bumi, datanglah sepasang mendapatkan Nuh ke dalam bahtera itu, jantan dan betina, seperti yang diperintahkan Allah kepada Nuh. Setelah tujuh hari datanglah air bah meliputi bumi." - Kejadian 7:5-10

Ada keheningan selama tujuh hari setelah Nuh sekeluarga dan semua hewan yang dipilih masuk ke dalam Bahtera. 

"Ketika fajar telah menyingsing, kedua malaikat itu mendesak Lot, supaya bersegera, katanya: 'Bangunlah, bawalah isterimu dan kedua anakmu yang ada di sini, supaya engkau jangan mati lenyap karena kedurjanaan kota ini.' Ketika ia berlambat-lambat, maka tangannya, tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu, sebab TUHAN hendak mengasihani dia; lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana." - Kejadian 19:15-16

Begitu juga saat detik-detik menjelang Sodom dan Gomora dibumihanguskan, ada keheningan di waktu subuh pada hari H, Lot dan keluarganya dibawa keluar di hari yang telah ditentukan untuk Sodom dan Gomora binasa.

"Tetapi Yosua telah memerintahkan kepada bangsa itu, demikian: 'Janganlah bersorak dan janganlah perdengarkan suaramu, sepatah katapun janganlah keluar dari mulutmu sampai pada hari aku mengatakan kepadamu: Bersoraklah! --maka kamu harus bersorak.' ... Tetapi pada hari yang ketujuh mereka bangun pagi-pagi, ketika fajar menyingsing, dan mengelilingi kota tujuh kali dengan cara yang sama; hanya pada hari itu mereka mengelilingi kota itu tujuh kali. Lalu pada ketujuh kalinya, ketika para imam meniup sangkakala, berkatalah Yosua kepada bangsa itu: 'Bersoraklah, sebab TUHAN telah menyerahkan kota ini kepadamu!'" - Yosua 6:15-16

Yang tidak kalah uniknya adalah ketika bangsa Israel berurusan dengan kota Yerikho, Tuhan memakai pola yang mirip, yakni membungkus kota tersebut dengan keheningan selama 7 hari, setelah itu pada hari yang ke-7, pada putaran ke-7, kota Yerikho diruntuhkan dalam sekejap mata.

Bahkan Daud gentar ketika Tuhan mendiamkan dirinya, "Dari Daud. Kepada-Mu, ya TUHAN, gunung batuku, aku berseru, janganlah berdiam diri terhadap aku, sebab, jika Engkau tetap membisu terhadap aku, aku menjadi seperti orang yang turun ke dalam liang kubur." - Mazmur 28:1

Daud sangat memahami bahwa ada diam-Nya Tuhan yang "mematikan" atau membuat hati Daud ingin masuk ke dalam dunia orang mati. 

Juga tariklah pelajaran dari Mazmur 50. Dalam Mazmur Asaf itu terdiri dari 3 bagian:

1. Ayat 1-6, kegemilangan Tuhan Allah sebagai Hakim.
2. Ayat 7-15, penyataan kesaksian Tuhan Allah atas Diri-Nya kepada umat-Nya.
3. Ayat 16-23, ancaman Tuhan kepada orang-orang fasik yang melanggar firman-Nya.

"Itulah yang engkau lakukan, tetapi Aku berdiam diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku akan menghukum engkau dan membawa perkara ini ke hadapanmu." - Mazmur 50:21

Dari yang tertulis di Mazmur 50 tersebut, terdapat suatu pola yang signifikan, yakni diawali dengan pemberontakan, lalu diikuti dengan meningkatnya kejahatan dan dosa, dan peningkatan tersebut disertai dengan diam-Nya Tuhan, dan kemudian Tuhan menjatuhkan penghakiman-Nya sesuai dengan perbuatan jahat tersebut.

Tuhan memang diam, namun banyak yang menyangka bahwa diam-Nya Tuhan berarti tanda Beliau setuju dengan segala sesuatu yang boleh terjadi. Padahal semua perkara dihitung dan terhitung di hadapan-Nya. Hendaknya ketenangan yang bisa kita rasakan selama ini disertai dengan takut dan gentar akan Dia.

Tahun 2019 merupakan Tahun Penghakiman dan Keselamatan, banyak yang mengira bahwa situasi akan sama atau tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun yang sebelumnya. Namun di 2019 ini akan ada perubahan yang sangat signifikan dan drastis dalam berbagai aspek, baik itu bersifat positif maupun negatif. 

Makin mendekatlah kepada Sang Penolong, Roh Kudus, dan semakin waspada dan berjaga-jagalah senantiasa.

Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan aman--maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin--mereka pasti tidak akan luput.

Friday, December 21, 2018

Upaya Ilahi Untuk Mengamankan Tuaian Terbesar Di Akhir Zaman

"Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu." - Yoel 2:28-29

"Akan terjadi pada hari-hari terakhir--demikianlah firman Allah--bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi. Juga ke atas hamba-hamba-Ku laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu dan mereka akan bernubuat." - Kisah Para Rasul 2:17-18

Tuhan menjanjikan melalui Nabi Yoel bahwa Ia akan mencurahkan Roh-Nya secara masif ke begitu banyak orang di seluruh dunia. Laki-laki, perempuan, tua, muda, dan kepada para hamba-Nya. Inilah yang disebut sebagai The Great Awakening atau The Great Revival.

Kemudian janji nubuatan itu diperkatakan lagi saat pencurahan Roh Kudus pertama kali di Yerusalem pada hari Pentakosta. Sebagai akibatnya, bukan hanya 120 orang saja yang menerima pencurahan itu, tetapi 3.000 orang lainnya (Kisah Para Rasul 2:41) dan kemudian 5.000 lainnya (Kisah Para Rasul 4:4) juga dilawat Roh Tuhan dan memberi diri mereka kepada Kristus.

Perhatikan, bahwa pada saat itu janji nubuatan itu hanya diucapkan kembali, belum tergenapi, namun akibatnya sudah begitu dahsyat. Kapan janji nubuatan itu menemui "pelunasannya"? Yakni tepat sebelum matahari menjadi gelap dan bulan. Kita sebut untuk satu peristiwa khusus ini dengan sebutan cosmic events.

Pertanyaan berikutnya, kapan matahari menjadi gelap dan bulan menjadi darah atau cosmic events yang manakah yang dimaksud? Yakni pada saat pembukaan Meterai Ke-6, simak dan teliti Wahyu 6:12-17.

"Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyat dan matahari menjadi hitam bagaikan karung rambut dan bulan menjadi merah seluruhnya bagaikan darah.

"Dan bintang-bintang di langit berjatuhan ke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang. Maka menyusutlah langit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.

"Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.

"Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: 'Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu.' Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?"

Mengapa mereka bersembunyi? Karena mereka telah melihat Tuhan Yesus di awan-awan saat Rapture terjadi. Mereka ketakutan karena kesaksian dari Dua Saksi Allah yang berlangsung selama 1.260 hari itu akhirnya benar-benar terjadi, namun mereka mengabaikan dan mencemooh kesaksian peringatan tersebut.

Mengenai saat itu, Tuhan Yesus juga ada menyampaikannya secara rinci,

"Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang.  

"Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya.

"Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain." - Matius 24:29-31

Jadi Tuhan Yesus akan dilihat oleh semua orang, semua bangsa di seluruh dunia bertepatan dengan semua peristiwa pada saat Meterai Ke-6 dibuka. 

Upaya Ilahi Untuk Mengamankan Tuaian Terbesar

Namun sebelum Tuhan Yesus dilihat oleh semua orang dan semua bangsa di seluruh dunia, ada tiga hal yang akan terjadi, yakni The Great Revival, yang lalu akan disusul dengan The Great Harvest, tuaian jiwa-jiwa terbesar, dan The Great Tribulation, masa aniaya besar.

Ketiganya bahkan bisa terjadi secara bersamaan karena semua itu telah dinubuatkan bahwa akan terjadi sebelum cosmic events (matahari menjadi gelap dan bulan menjadi darah atau tidak bercahaya) yang disebutkan dalam Kitab Yoel, Kisah Para Rasul maupun Kitab Wahyu.

Lawatan Roh Tuhan secara masif, tuaian besar jiwa-jiwa, dan siksaan dahsyat sekaligus kemartiran yang dimaksud dalam Meterai Ke-5, semua akan terjadi sebelum Tuhan Yesus tampil di awan-awan.

Maka, pertanyaan berikutnya lagi adalah, apakah mungkin tuaian besar jiwa-jiwa itu sanggup dibawa masuk ke "pembantaian" di Masa Tribulasi Besar itu? Ya justru itulah saat terbaik untuk penuaian yang sesungguhnya dan itu juga yang terjadi pada awal mula Zaman Gereja dimulai. Dan hal itu akan terulang kembali.

"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." - Matius 10:38-39

Jadi ketika jiwa-jiwa itu baru menerima keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus dan memiliki Roh Kudus serta kasih yang mula-mula itulah saat terbaik untuk mengamankan iman mereka (secure their faith) sekalipun mereka harus kehilangan nyawa karena Kristus. Iman mereka tidak memiliki peluang untuk menjadi lemah atau korup karena harus bergumul dengan keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup yang masih belum terproses secara bertahap.

Mereka tidak sempat lagi untuk menyalibkan kedagingan mereka secara jangka panjang, melainkan ikut "disalib" secara fisik melalui kemartiran mereka di Masa Tribulasi Besar. Itu sebabnya saya menganggap bahwa Masa Tribulasi Besar merupakan anugerah istimewa bagi Gereja dan bagi tuaian terbesar di akhir dari Akhir Zaman.

Saat itu merupakan pertemuan antara jatuh cinta atau kasmaran jiwa-jiwa baru terhadap Tuhan Yesus dengan aniaya besar dari Antikristus. Orang yang sedang kasmaran tentu akan resistance terhadap ancaman kematian, mereka tidak takut untuk kehilangan nyawa demi Pribadi yang mereka cintai.

Tentu ini sama sekali bukan perkara yang mudah, tapi itulah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus ketika Beliau berkata,

"Sebab pada masa itu akan terjadi siksaan yang dahsyat seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia sampai sekarang dan yang tidak akan terjadi lagi. Dan sekiranya waktunya tidak dipersingkat, maka dari segala yang hidup tidak akan ada yang selamat; akan tetapi oleh karena orang-orang pilihan waktu itu akan dipersingkat." - Matius 24:21-22

Karena siksaan yang begitu dahsyat pada Masa Tribulasi Besar maka jarak waktu antara kebangkitan besar (The Great Revival) dan penuaian terbesar (The Great Harvest) dengan The Great Tribulation sama sekali tidak jauh sebab Tuhan Yesus sudah mengaturnya untuk dipersingkat jarak waktu tersebut.

Maka dengan demikian, kita sebagai angkatan terakhir dari Gereja saat Akhir Zaman ini harus bersiap ketika kebangkitan besar, lawatan Roh Kudus secara masif dan tuaian besar terjadi dalam waktu dekat ini, karena itu berarti Masa Tribulasi Besar juga akan segera menyusul dengan cepat, termasuk munculnya Sang Antikristus, Pembinasa Keji itu.

Barangsiapa bertelinga, hendaklah ia mendengar! Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus.

Thursday, December 20, 2018

Roh Kudus Dan Peran-Nya

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." - Yohanes 14:15-17

Ada pendapat yang berkata bahwa jika sudah sekali menerima keselamatan maka selamanya akan tetap selamat apapun yang terjadi. Dan pandangan seperti ini terkenal dengan sebutan hyper grace, walaupun tidak ada anugerah yang tidak hiper, sebutan false grace menurut saya lebih pas. 

Namun apapun sebutannya, jelas pandangan itu salah. Jika keselamatan yang telah diterima tidak punya resiko hilang maka tidak perlu Tuhan Yesus memperingatkan kita untuk hidup berjaga-jaga dan waspada senantiasa. Dan lebih lagi, tidak perlu Tuhan Yesus mengutus Roh Kudus bagi Gereja-Nya.

Justru sebaliknya keselamatan kekal yang telah kita terima melalui karya salib Tuhan Yesus adalah  sangat rawan untuk hilang kapanpun, itu sebabnya Roh Kudus diutus untuk menolong. Dan coba renungkan hal ini, menurut Anda seberapa besar resiko keselamatan Anda bisa hilang sampai seorang pribadi bernama Roh Kudus diutus untuk menolong Anda?

Menurut saya resiko keselamatan kita bisa hilang jauh lebih besar daripada yang bisa kita duga. Itu sebabnya Tuhan Yesus mengutus pribadi yang tak terduga juga, yakni Roh Kudus untuk menolong kita. 

Dan lebih daripada itu, keselamatan yang telah kita terima sesungguhnya adalah sebuah pekerjaan besar dan mulia yang ujungnya hendak dihasilkan keserupaan kita dengan Kristus. Jika seorang pengikut Kristus tidak memiliki cita-cita untuk menjadi serupa dengan Kristus, maka dapat dipastikan bahwa ia hanya sekedar beragama Kristen atau hanya ingin selamat dari hukuman Neraka dan merasa tidak memerlukan Roh Kudus.

Pertanyaan berikutnya, seberapa besar pekerjaan keselamatan yang kekal itu? Kembali lagi kita melihat, siapakah Roh Kudus itu? Dialah Pribadi yang melayang-layang di atas ketika Bumi masih kosong dan tak berbentuk, dan ketika Allah berfirman, Dialah Pribadi yang menjadikan semuanya dari yang tidak ada menjadi ada.

Ketika Pribadi yang maha perkasa ini diutus menolong untuk kita mengerjakan keselamatan kita dengan benar, bisakah kita lebih menghargai betapa berharganya keselamatan yang dari Tuhan Yesus itu? Sadarkah kita bahwa keselamatan kekal yang kita telah kita terima itu jauh lebih berharga daripada nyawa kita sendiri?

Sebagai ilustrasi, misalnya Presiden negara ini mengutus Anda untuk suatu tugas rahasia dan untuk tugas itu, Presiden mengutus Panglima TNI untuk mendampingi, dan menolong Anda untuk menyelesaikan tugas tersebut dengan baik dan benar, menurut Anda seberapa pentingkah tugas tersebut? Tentu tugas tersebut sangatlah penting.

Sekarang bandingkan dengan keselamatan kekal yang dari Tuhan Yesus, Raja di atas segalanya, mengutus Roh Kudus sebagai penolong kita, tentu keselamatan dan segala perkara yang termaktub di dalamnya adalah sangat berharga.

Dengan renungan singkat ini, diharapkan kita semua untuk semakin waspada dan serius mengerjakan keselamatan kita dan menyadari bahwa keselamatan kita sesungguhnya rentan untuk terhilang, itu sebabnya Roh Kudus diutus menolong kita. 

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.

Wednesday, December 19, 2018

Keluarga Adalah Berhala Terberat Dan Terkompleks

Sebagai pengikut Kristus maka kehendak Bapa adalah yang utama di atas segalanya dan keserupaan dengan Kristus merupakan satu-satunya tujuan hidup. Targetnya adalah sampai Tuhan Yesus melihat diri kita bagaikan bercermin, Beliau melihat Diri-Nya utuh di dalam kita.

Dan untuk mencapai hal itu, setiap pengikut Kristus akan mengalami proses yang berat dan panjang untuk menghabisi semua berhala yang ada, termasuk di dalamnya adalah keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.

Namun dari semua berhala yang ada, keluarga atau orang-orang yang kita kasihi merupakan penghalang terbesar sekaligus membuat susah hati yang berkepanjangan.

Coba kita perhatikan pernyataan Tuhan Yesus berikut ini,

"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

"Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.

"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku.

"Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya." - Matius 10:34-39

Sekarang kita renungkan beberapa poin dari pernyataan Tuhan Yesus tersebut:

1. Ketika berurusan dengan Mamon, Tuhan Yesus bicara tentang konteks pengabdian, bahkan orang muda yang kaya hanya disarankan untuk menjual seluruh hartanya. 

Sedangkan ketika berurusan dengan keluarga, Tuhan Yesus tidak sekedar memberi saran, melainkan bertindak dengan menggunakan pedang untuk memisahkan setiap orang dari keluarganya supaya tidak ada yang lebih prioritas daripada Pribadi dan Kehendak-Nya.

Sementara harta dianggap mempersulit seseorang untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga (lebih mudah bagi seekor untuk masuk ke dalam lobang jarum), maka keluarga justru menjadikan masuk Kerajaan Sorga sebagai hal yang mustahil.

2. Keluarga adalah nyawa setiap orang, sehingga ketika seorang pengikut Kristus ada memprioritaskan keluarganya di atas Pribadi dan Kehendak Tuhan, maka kita dihitung telah menyayangkan nyawa dan tidak lagi memikul salib.

Dan akibat tidak memikul salib adalah terhapusnya nama kita dari Kitab Kehidupan. Padahal setiap pengikut Kristus wajib memikul salib sampai tujuan atau target tercapai.

3. Saking pedulinya Tuhan Yesus terhadap perkara yang satu ini, pemisahan itu dijabarkan dengan begitu rinci, ayah dengan puteranya, ibu dengan puterinya, mertua dengan menantunya dan berbagai hubungan keluarga lainnya. 

Ini menandakan bahwa Tuhan Yesus tidak memberi ruang sekecil apapun untuk hubungan darah lebih tinggi daripada hubungan pribadi orang tersebut dengan Beliau.

Tapi berapa banyak orang yang mengaku sebagai pengikut Kristus ketika ditanya mengenai hal terutama yang ada dalam hidupnya maka jawabannya adalah keluarganya? Masih sangat banyak. Dan pada Masa Tribulasi Besar, keluarga akan menjadi berhala yang paling banyak menghancurkan iman para pengikut Kristus.

Ketika diri sendiri menghadapi ancaman siksaan, seseorang masih bisa mempertahankan imannya. Namun ketika pasangannya, anak-anaknya, atau orang tuanya disiksa dengan tujuan imannya runtuh, maka kesusahan hatinya akan berlipat ganda. Kecuali orang tersebut telah menyerahkan hatinya secara utuh kepada kedaulatan Tuhan.

Sadarilah bahwa yang Tuhan Yesus tawarkan dalam keselamatan kekal adalah Diri-Nya dan penderitaan bersama dengan-Nya. Jadi janganlah mencari kesenangan kita sendiri maupun mengusahakan kebahagiaan keluarga kita dengan nilai-nilai kehidupan yang fana dan duniawi.

Perkara akan Diri-Nya dan penderitaan bersama dengan-Nya tidak bisa digantikan dengan perkara apapun lainnya, termasuk melihat, dan menyaksikan orang-orang yang kita kasihi untuk ikut menderita bersama dengan-Nya.

Keluarga Kristen paling ideal adalah ketika semua anggotanya sudah utuh sepakat untuk menderita bagi Kristus, BUKAN sepakat untuk bahagia. Dengan demikian satu dengan yang lainnya tidak bisa saling menyandera keselamatan kekal yang telah diterima dari Tuhan Yesus Kristus.

Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.

Jika kita mati dengan Dia, kitapun akan hidup dengan Dia; jika kita bertekun, kitapun akan ikut memerintah dengan Dia; jika kita menyangkal Dia, Diapun akan menyangkal kita; jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya.

Saturday, December 1, 2018

Balada Orang Benar Dengan Dosa Dan Kelemahannya

"Your righteousness is a big deal, your rags is not." - Ps. Vladimir Savchuk

Ketika seseorang mulai menerima keselamatan dari penebusan Yesus dan menjadi pengikut Kristus, maka ia telah memiliki hati yang baru, dan roh yang baru.

Namun itu bukan berarti kelemahannya sudah teratasi. Kecanduannya akan pornografi, kecanduan akan uang banyak, kecanduannya akan seks bebas, kecanduannya akan barang mewah, kecanduannya akan pujian orang, kecanduannya untuk menjadi pusat perhatian, kecanduannya untuk memaki-maki orang lain dan berbagai kecanduan lainnya masih tetap ada.

Yang berbeda adalah sikapnya terhadap berbagai kecanduan tersebut telah berbeda. Karena rohnya sudah diberikan yang baru, maka semangatnya pun berbeda.

Dulunya menikmati tidur bersama lawan jenis yang belum menikah, tapi kemudian sekalipun hal itu masih dilakukan tapi sudah tidak senikmat sebelumya, karena dirundung rasa bersalah yang begitu berat karena hatinya pun telah berbeda.

Dulunya begitu menikmati pujian dari banyak orang, tapi kemudian menjadi begitu tahu diri, dan lama kelamaan bisa menganggap semuanya itu sia-sia.

Prosesnya tentu tidak bisa cepat, ada yang bulanan, ada yang tahunan, bahkan ada yang seumur hidup tidak terselesaikan dengan tuntas. Hal itu tergantung banyak faktor, tapi faktor yang terutama adalah PRIDE.

Tapi sekalipun kecanduannya masih ada, namun karena imannya telah menerima keselamatan Kristus, ia dihitung sebagai orang benar (righteous man).

Dan yang membedakan antara orang benar dengan orang fasik adalah orang benar bisa jatuh berkali-kali, sedangkan orang fasik tidak pernah mengalami kejatuhan. 

Mengapa orang fasik tidak mengalami kejatuhan? Karena orang fasik tidak pernah bangkit, dan menganggap semua kecanduan yang negatif itu sebagai hal yang wajar, semua kecanduan itu tidak dianggap sebagai dosa.

Sedangkan orang benar punya perjuangan terhadap dosa dan kelemahannya, kejatuhannya berkali-kali, namun diharapkan hanya selisih 1 kali lebih sedikit dibandingkan dengan kebangkitannya.

Sampai semua kesombongannya (pride) habis, barulah Tuhan menganugerah kemerdekaannya atas dosa dan kelemahannya secara utuh. 

Kapan pride-nya habis? Ketika ia memiliki keserupaan dengan Kristus. Bagaimana hal itu bisa diukur? Ketika tidak lagi memiliki keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup.

Tuhan memberkati.

Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi. Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.

Thursday, November 29, 2018

Alfabet Tet Dan Tujuan Menjadi Kepala

Alfabet Tet merupakan abjad ke-9 dalam Alfabet Ibrani. Angka 9 sendiri merupakan puncak atau kulminasi dari sebuah proses atau sebuah perjalanan. Itu sebabnya akhir yang diharapkan dari puncak perjalanan orang percaya di dalam Kristus Yesus di dunia adalah kesembilan buah roh (Galatia 5:22). 

Begitu juga kata Ibrani pertama di Alkitab yang diawali Alfabet Tet adalah TOV (טוֹב) yang berarti baik (good). Hampir semua kebaikan ada pada akhir tiap-tiap proses penciptaan dunia ini di Enam Hari Penciptaan pada Kitab Kejadian pasal 1.

Namun akhir dari sebuah proses atau suatu perjalanan tidak selalu berakhir dengan baik. Secara umum selalu ada dua kemungkinan dari sebuah hasil akhir, entah baik atau buruk, benar atau salah, sukses atau gagal, dan seterusnya. 

Itu sebabnya kata TAHORAH (טוֹהַר) yang berarti kemurnian atau kesucian (purity) dan kata TUMAH (טוּמאָה) yang berarti kenajisan atau kecemaran (impurity) merupakan sebuah hasil akhir dari sebuah proses atau suatu perjalanan yang sama-sama diawali dengan alfabet Tet.

Jadi Alfabet Tet memiliki dua makna yang kontras dalam satu abjad ini, sementara Alfabet Ibrani yang lain tidak memiliki dua makna yang kontras seperti Alfabet Tet. Itu sebabnya Alfabet Tet merupakan paradoks.


Sama seperti Alfabet Chet (Alfabet Ibrani ke-8) yang terdiri dari Alfabet Vav (Alfabet Ibrani ke-6, lambang manusia) dan Alfabet Zayin (Alfabet Ibrani ke-7, lambang Manusia Kristus) dalam satu chuppah atau kuk, begitu juga Alfabet Tet juga terdiri dari Vav dan Zayin.

Jadi sementara Chet menggambarkan awal perjalanan kita sebagai orang percaya di dalam Kristus Yesus, yakni sebagai ciptaan yang baru, maka Tet menggambarkan hasil akhir perjalanan tersebut, yang seharusnya masing-masing kita menjadi manusia baru yang tunduk seutuhnya terhadap Kristus.

Namun jika akhir perjalanan tersebut tidak berakhir seperti yang seharusnya, yakni ciptaan baru kembali menjadi manusia lama, maka orang tersebut tetap berakhir di bawah hukum dosa, yang dalam hal ini digambarkan dengan (ekor) ular.

Itu sebabnya ketika Tuhan mengatakan kepada bangsa Israel mengenai berbagai persyaratan untuk menikmati hidup yang diberkati, rinciannya sebagai berikut,

"TUHAN akan mengangkat engkau menjadi kepala dan bukan menjadi ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan pada hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini, dengan mengikuti allah lain dan beribadah kepadanya." - Ulangan 28:13-14

Jadi ternyata kata kepala bukan sekedar mengacu kepada peran pemimpin, dan kata ekor bukan sekedar mengacu kepada peran pengikut. Kata kepala dan kata ekor dalam pesan tersebut mengacu pada hasil akhir perjalanan hidup kita di hadapan Tuhan, apakah kita berakhir baik, kudus, murni, berbuah-buah roh, Tahorah (pure) atau kita berakhir jahat, cemar, najis, tidak berbuah roh, Tumah (impure).

Dan Tuhan menjabarkannya dengan sangat gamblang jika ingin mengalami hidup yang diberkati dan berakhir menjadi kepala, menjadi terus naik dan tidak turun, yakni dengan setia menaati semua perintah dan petunjuk-Nya tanpa adanya penyimpangan.

Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!

Wednesday, November 28, 2018

Kisah Para Remnant

"Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa." - Kisah Para Rasul 2:41

"Mereka ditangkap dan diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki." - Kisah Para Rasul 4:3-4

Bagaimana awal zaman Gereja terjadi? Pertama-tama lawatan Roh Kudus, 120 orang menikmatinya. Selanjutnya, dengan kuasa Roh, Petrus berkotbah pertama kali, dan 3000 jiwa dituai. Kemudian, Petrus dan Yohanes harus menghadapi aniaya, mereka ditangkap dan diadili, namun di saat yang sama, terjadi penuaian yang lebih besar lagi, 5000 laki-laki memberi diri kepada Kristus.

Jadi dalam hal ini, baik pencurahan Roh Kudus, penuaian jiwa-jiwa dan aniaya serta persekusi terhadap pengikut Kristus berlangsung secara bersamaan.

Begitu juga pada masa 1260 hari, setelah Naga Merah dan kerajaannya dijatuhkan dan Antikristus menduduki Bait Suci ke-3, melalui Dua Saksi Elohim dan Pasukan Gada Besi, Roh Kudus akan menghadirkan lawatan terbesar disertai tanda-tanda dan mujizat-mujizat terdahsyat yang belum pernah termanifestasi sebelum dunia dijadikan.

Di saat yang sama aniaya dahsyat terjadi dalam Masa Tribulasi Besar dan tuaian terbesar pun tergenapi melalui kesaksian dahsyat dari Dua Saksi Elohim dan Pasukan Gada Besi (Nameless, Faceless & Selfless Generation).

Barulah setelah itu Tuhan Yesus datang kembali, pertama-tama untuk menghakimi dunia dan kemudian bersama para martir memerintah dunia selama 1000 tahun.

Jadi dalam masa 1260 hari itu, baik pencurahan Roh Kudus, aniaya besar dan tuaian besar akan berlangsung bersamaan, dan di saat yang sama juga terjadi murtad akbar dari Gereja yang berkhianat dan menerima nama binatang itu.

Thursday, November 22, 2018

Menguji Setiap Roh

Beberapa waktu yang lalu, melalui aplikasi WhatsApp ada seorang teman mem-forward tulisan berikut ini:

UJILAH SETIAP ROH 

Setiap orang yang mengenal saya secara pribadi mengetahui bahwa saya memiliki karunia membedakan roh. Mereka sering memperlihatkan foto-foto di akun media sosial dan meminta saya menguji rohnya dengan memandang fotonya.

Teman : "Kalau orang ini bagaimana pak?"

Saya : "Orang ini dikuasai roh kemunafikan. Dia terlihat baik di luar, tetapi hatinya jahat."

Teman : "Benar pak dia seperti itu. Kalau yang ini pak?"

Saya : "Orang ini dikuasai roh kebencian. Sebuah firman Allah pernah menyinggung dosanya dan dia marah kepada yang menyampaikannya."

Teman : "Benar sekali pak. Kalau ini?"

Saya : "Orang ini dikuasai roh antikristus. Dia sering menyerang anak-anak Tuhan."

Teman : "Wow...benar itu pak. Kalau yang ini bagaimana pak?"

Saya : "Orang ini dikuasai roh Lucifer. Dia sering mengaku-ngaku sebagai Tuhan."

Teman : "Astaga...itu benar. Kalau yang ini bagaimana pak?"

Saya : "Orang ini cabul. Dia dikuasai roh perzinahan."

Teman : "Ya ampun...benar itu. Kalau orang ini pak?"

Saya : "Orang ini nabi palsu. Dia dikuasai roh nabi-nabi palsu. Dia hanya bicara yang menyenangkan telinga dan lucu-lucu saja.

Teman : "Benar, dia seperti itu. Kalau ini pak?"

Saya : "Oh...ini anak Tuhan, Roh Kudus tinggal di dalam dia. Matanya teduh dan penuh kasih."

Teman : "Benar...bapak tidak salah menilai orang ini. Dia seorang hamba Tuhan yang rendah hati."

Umat yang dikasihi Tuhan, di dunia ini banyak roh dan setiap roh mengikat hidup manusia pada sebuah dosa. Anda harus dipimpin oleh Roh Kudus, yaitu Roh "terbesar" di dunia ini untuk menguji roh-roh dunia. Semoga kebenaran ini menjadi berkat buat Anda saudaraku.

Buat saya perkara yang tertulis di atas itu adalah pengajaran yang menyesatkan (misleading).

Saya tidak mengingkari bahwa ada orang yang memiliki karunia untuk mampu membaca (sebagian) karakter orang lain melalui foto atau tulisan tangan atau medium lainnya. 

Tapi:

1. Karunia membedakan roh (discerning of spirits) itu bukan pada penampilan wajah atau cara berpakaian, melainkan pada kejadian atau peristiwa (events), biasanya saat acara ibadah. Bisa juga pada kejadian-kejadian lain misalnya saat hendak membuat suatu perjanjian bisnis. 

Perlunya karunia membedakan roh karena secara kasat mata kejadiannya kelihatan baik atau normal tapi ternyata ada roh jahat yg beroperasi di balik kejadian yang kelihatan baik itu.

2. Melihat foto sejenis itu bukanlah tindakan pengujian yang dimaksudkan dalam firman Tuhan,

"... dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan." - Efesus 5:10

"Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik." - 1 Tesalonika 5:21

"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia." - 1 Yohanes 4:1

Menguji roh itu adalah tugas setiap anak Tuhan baik yang memiliki ataupun yang tidak memiliki karunia discerment. Kalau hanya bisa dilakukan oleh yang memiliki karunia discernment tentu perintahnya akan berbeda atau diberi catatan khusus.

Oleh karena menguji setiap roh seharusnya bisa dilakukan oleh setiap anak Tuhan, maka alat penguji atau standar pengujiannya pun harus baku dan bisa digunakan oleh setiap anak Tuhan, yakni Firman Tuhan, BUKAN karunia discernment.

Maka itu sebabnya setiap anak Tuhan wajib memiliki pengetahuan dan pengenalan akan Firman sehingga bisa menguji setiap roh. Tentu yang pengenalan akan Firmannya lebih baik akan mampu menguji dengan lebih cepat dan lebih akurat dibanding yang pengenalan akan Firmannya belum seberapa.

Perhatikan juga ketika ada hamba-hamba Tuhan di akhir waktu Tuhan Yesus bahkan mengatakan kepada mereka, "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena tidak punya pengetahuan atau pengenalan yang benar akan Sang Firman. Dengan demikian, jelaslah ketika Tuhan mengatakan bahwa umat-Nya binasa karena kurang akan pengetahuan dan pengenalan akan Firman.

Juga ketika ada banyak orang yang tidak bisa membedakan mana nabi yang benar dengan nabi yang palsu, pengajar yang benar dengan pengajar yang palsu, dan seterusnya. Hal itu bukan soal punya atau tidak punya karunia membedakan roh, melainkan punya atau tidak punya pengetahuan dan pengenalan akan Firman.

Jadi pengujian setiap roh itu adalah masalah pengetahuan dan pengenalan akan Firman, dan BUKAN masalah kepekaan roh semata. 

Tuhan memberkati.

Wednesday, November 21, 2018

Perempuan, Keturunan-Keturunannya Dan Padang Gurun Di Masa 1260 Hari

Pada awal masa pelayanan-Nya di Bumi, Tuhan Yesus dibawa ke padang gurun. Siapakah yang membawa-Nya? Ya Roh Kudus (Holy Spirit)

"Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis." - Matius 4:1

Untuk apa Tuhan Yesus dibawa ke padang gurun? Untuk diuji iman-Nya dan didapati kelayakan-Nya menerima Mandat Agung dari Bapa.

Dan bagaimanakah Tuhan Yesus keluar dan menang dari padang gurun? Dengan kuasa Firman (Holy Scripture). Pengetahuan-Nya akan Firman Kebenaran membawa Tuhan Yesus keluar dari padang gurun.

Jadi padang gurun adalah tempat untuk mengalami suatu progres, suatu proses yang akan menghasilkan peningkatan yang signifikan dan peningkatan tersebut akan berguna bagi mandat yang hendak dipercayakan di kemudian hari.

Begitu juga Perempuan dalam Wahyu 12, yakni Mempelai Wanita-Nya, akan dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun untuk mengalami suatu progres.

"Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa." - Wahyu 12:14

Tidak semua Tubuh Kristus adalah Mempelai Wanita-Nya, ini hanya sebagian kecil saja. Bagian Tubuh Kristus lainnya:

1. Ada yang ditugaskan menjadi Pasukan Gada Besi yang akan bermitra di bawah komando Dua Saksi Allah (Wahyu 12:5) dan akan "head to head" dengan Sang Antikristus selama 1260 hari.

2. Ada yang diperangi dan dianiaya (Wahyu 12:17).

3. Ada yang sudah ditentukan untuk ditawan dan dibunuh menjadi martir bagi Kerajaan (Wahyu 13:10).

Sekalipun masing-masing para pengikut Kristus memiliki bagian yang berbeda-beda pada Masa Tribulasi Besar itu, namun semuanya diharapkan mengalami progres.

"Barangsiapa ditentukan untuk ditawan, ia akan ditawan; barangsiapa ditentukan untuk dibunuh dengan pedang, ia harus dibunuh dengan pedang. Yang penting di sini ialah ketabahan dan iman orang-orang kudus." - Wahyu 13:10

Itu sebabnya semua bagian Tubuh Kristus (orang-orang kudus) harus memiliki ketabahan dan iman yang cukup untuk menderita dan mengalami kemajuan serta peningkatan kualitas sampai mencapai tahap menyerupai Kristus.

Semua pencobaan ini akan berakhir bersamaan dengan berakhir Masa Kesaksian dari Dua Saksi Elohim selama 1260 hari itu. Dan kemudian baik Mempelai Wanita maupun orang-orang kudus lainnya yang menang akan keluar dari padang gurun Tribulasi Besar bersama Sang Firman, Yesus Kristus Tuhan dan Raja, dalam peristiwa Rapture.

Perhatikan bahwa polanya sama, masuk padang gurun dengan Holy Spirit dan keluar dari padang gurun dengan Holy Scripture.

Sekalipun Perempuan itu dilindungi dari serangan Ular Tua, namun ia tetap mengalami proses tertentu yang bisa membawa penderitaan batin tentunya. Mengapa? Karena tidak semua anggota keluarga adalah bagian dari Perempuan tersebut. 

Ada yang hanya istrinya saja, sedangkan suami maupun anak-anaknya ada di bagian lain, ada yang hanya kakak beradik saja, sedangkan orang tua mereka mungkin akan menyangkali Nama Yang Mahamulia itu dan sebagainya. Dengan demikian perkataan Tuhan Yesus akan mencapai puncak penggenapannya,

"Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang

"Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.

"Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku." - Matius 10:34-37

Pertanyaannya adalah, mengapa mengikut Kristus kelihatan begitu berat di Masa Tribulasi Besar nanti?

Jawabannya adalah karena kita harus menyambut Anak Manusia dalam segala kuasa dan kemuliaan-Nya. Kita tidak akan menyambut Tuhan Yesus seperti bangsa Israel menyambut-Nya, kita tidak akan melihat Tuhan Yesus seperti rakyat Israel dan para penguasa Romawi melihat-Nya 2000 tahun yang lalu.

Tanpa ketabahan, iman dan kualitas manusia roh yang progresif maka kita hanya akan menjadi hancur ketika Sang Raja mengumbar kuasa dan kemuliaan-Nya di Bumi. 

Itu sebabnya 2000 tahun yang lalu Tuhan Yesus telah melihat keadaan kita semua saat Ia datang kembali, dan bertanya, "Jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"

Dalam perkataan lain, Tuhan Yesus bertanya, "Ketika Aku datang sebagai Raja dengan segala kuasa dan kemuliaan-Ku, apakah kamu siap?"

Masa Tribulasi Besar adalah anugerah khusus yang teristimewa untuk kita sambut sebab masa itu adalah pertolongan bagi kita untuk mengalami kelayakan yang progresif ketika nanti Sang Raja telah tiba di Bumi.

Tuhan memberkati.

Satu Pilihan Untuk Selamanya

Sebagai pengikut Kristus di Akhir Zaman ini kita patut bersyukur dan berbangga akan tibanya saat untuk kita memilih satu hal yang dampaknya akan sampai kepada kekekalan.

Hal itu sudah dinubuatkan oleh Tuhan Yesus sendiri,

"Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi." - Wahyu 3:10

Ya Masa Tribulasi Besar adalah hari pencobaan atau godaan (temptation) yang akan datang menimpa semua orang di seluruh dunia. Apakah godaan tersebut? Itu adalah godaan atau pencobaan untuk menyangkali Nama Yang Mahakudus itu sekaligus penerimaan akan nama binatang itu.

Menariknya adalah ketika kita harus menyaksikan mereka yang di sekitar kita maupun orang-orang yang kita kasihi, entah mereka juga pengikut Kristus atau bukan, tapi mereka memutuskan untuk menerima nama binatang itu, sedangkan di saat yang sama kita berjuang untuk tetap setia.

Saat itu akan terjadi perceraian yang multi status ketika pasangan suami istri mengambil keputusan yang berbeda, orang tua dan anak mengambil keputusan yang berbeda, maupun sesama saudara kandung mengambil keputusan yang berbeda. Mereka bercerai tanpa perlu proses hukum yang biasa berlaku.

Itu semua barulah lingkup keluarga inti, belum lagi dalam lingkungan kehidupan yang lain, tempat kerja, rekanan bisnis, tetangga, bahkan komunitas persekutuan lokal. Setiap orang akan memilih satu dari kedua nama yang berseteru itu, Nama di atas segala nama atau nama binatang itu. Dan setiap pilihan ada konsekuensi kekalnya.

Alangkah indahnya jika sepasang suami istri, apalagi satu keluarga sepakat untuk setia sampai akhir. Mereka adalah yang sangat berbahagia karena menjadi satu hingga altar terakhir.

Yang menang dan tidak menyangkali Nama Yang Mahamulia itu serta menolak nama binatang itu akan dibangkitkan kembali untuk memerintah bersama dengan Sang Raja Yang Empunya Nama Yang Mahamulia itu.

Sedangkan yang menerima nama binatang itu, lebih lagi jika disertai penyangkalan Nama Yang Mahamulia itu maka akan mengalami kematian kekal bersama nama binatang itu.

Satu pilihan untuk selamanya hingga kepada kekekalan. Pilihlah dengan bijaksana.

Tuhan memberkati.

Sunday, November 18, 2018

Kekeliruan Dalam Memahami Tanda Waktu Dalam Kitab Daniel

"Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel maka orang-orang yang di Yudea haruslah melarikan diri ke pegunungan." - Matius 24:15-16

Saat Tuhan Yesus mengatakan hal tersebut di atas, sesungguhnya hal itu hanya ditujukan kepada bangsa Israel, dan lebih khusus lagi, ditujukan kepada mereka yang tinggal di wilayah Yudea.

Itu sebabnya Tuhan Yesus tidak memakai istilah Antikristus, melainkan Pembinasa Keji, karena bangsa Israel sampai saat tersebut bahkan sampai saat ini masih belum mengakui Tuhan Yesus sebagai Sang Mesias. 

Sedangkan di sekitar tahun 168 - 164 SM (sekitar 200 tahun sebelum Tuhan Yesus memulai pelayanan-Nya di Bumi) Bait Suci ke-2 pernah dinajiskan oleh seorang kafir bernama Antiochus VI Ephiphanes dari kekaisaran Seleucid selama sekitar 3,5 tahun sebelum akhirnya dia dibunuh oleh Judah Maccabee.

Saat penajisan itu, darah babi dicurahkan di meja pembakaran dan patung dewa Zeus diletakkan di bagian dalam Bait Suci dan orang Israel dipaksa sujud menyembah kepada patung tersebut.

Itu sebabnya juga muncullah hari raya Hanukkah, yang ditulis di Alkitab sebagai hari raya Pentahbisan Bait Allah (Yohanes 10:22), yang dirayakan setiap tanggal Ibrani 24 Kislev - 2 Tevet (sekitar bulan Desember).

Jadi referensi yang disebutkan Tuhan Yesus ketika menyebutkan nabi Daniel sesungguhnya hanya mengacu kepada peristiwa tersebut di atas, karena ada peristiwa yang serupa yang akan terulang di penghujung Akhir Zaman.

Namun kesalahan umum yang terjadi pada Gereja adalah memakai penghitungan satu minggu (7 tahun) terakhir dari 70 minggu yang dijadwalkan sebagai 7 tahun Masa Tribulasi Besar dan adanya Perjanjian Damai di masa modern ini, yang akan terjadi antara Israel dan tokoh Antikristus nanti.

Padahal untuk Masa Tribulasi Besar itu, Kitab Wahyu telah memberikan "time frame" yang baru, yakni 1260 hari, BUKAN 7 tahun, BUKAN 1335 hari atau 1290 hari. Sedangkan Perjanjian Damai yang dimaksud dalam Kitab Daniel sudah terjadi di tahun 168 - 161 SM itu.

Dan penghitungan 1260 hari itu dimulai saat Antikristus yang adalah Pembinasa Keji menduduki Bait Suci ke-3 nanti, bersamaan dengan itu sekaligus dimulainya masa tugas Dua Saksi Allah. Dan semua ini bisa terjadi TANPA didahului dengan adanya Perjanjian Damai.

Atau kalaupun ada, tidak bisa lagi diukur bahwa harus ada jangka 3,5 tahun pertama sejak penandatanganan perjanjian tersebut. Lagipula, perjanjian kali ini adalah antara Israel dengan Palestina, bukan dengan seorang pribadi, melainkan pemerintah dengan pemerintah.

Perjanjian Damai itu dalam Kitab Daniel itu telah tergenapi antara Israel dengan Antiochus IV Ephiphanes. Dan Alkitab tidak menuliskan akan adanya lagi perjanjian serupa untuk Akhir Zaman ini.

Prophet Sadhu Sundar Selvaraj ada menubuatkan bahwa Sang Antikristus akan tampil secara politis dari Berlin, dan Berlin adalah salah satu dari tiga pusat pemerintahannya. Berlin adalah pusat pemerintahan dari sisi politik Sang Antikristus. 

Dua pusat pemerintahan lainnya belum diketahui dan saya menduga kedua lainnya adalah dari sisi ekonomi dan sisi keagamaan, seperti pola Babel yang selama ini dituliskan dalam Alkitab.

Kesimpulan: Referensi Kitab Daniel tidak memberikan petunjuk penghitungan waktu, namun hanya memberikan petunjuk tanda waktu, yakni saat Pembinasa Keji (Sang Antikristus) menguasai Bait Suci ke-3.

Tuhan memberkati.

Monday, November 12, 2018

Penyesatan Dengan Memakai Praktek Grave Sucking

Praktek grave sucking atau grave soaking dalam zaman Gereja modern ini pertama kali diperkenalkan oleh Ps. Bill Johnson (Bethel Church). Yakni dengan mendatangi makam-makam atau kuburan-kuburan para hamba Tuhan yang dulu pernah dipakai secara dahsyat pada zamannya.

Di makam-makam itu, orang-orang tersebut berdoa mengharapkan adanya impartasi urapan yang sama dari mereka yang telah wafat sehingga orang-orang tersebut bisa dipakai Tuhan dengan sama dahsyatnya.

Ayat Firman yang selalu dipakai untuk praktek yang menyimpang ini adalah,

"Pada suatu kali orang sedang menguburkan mayat. Ketika mereka melihat gerombolan datang, dicampakkan merekalah mayat itu ke dalam kubur Elisa, lalu pergi. Dan demi mayat itu kena kepada tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri." - 2 Raja-Raja 13:21

Jadi peristiwa satu-satunya sebuah mayat yang secara tidak disengaja tercampak dalam kubur Elisa lalu hidup kembali karena bersentuhan dengan tulang-tulang Elisa dijadikan dasar dari praktek sesat tersebut.

Padahal insiden itu terjadi karena:

1. Tuhan hendak menggenapi janji-Nya kepada Elisa yang memang mendapat jatah dua kali lipat daripada Elia. Hanya itu alasan dari kejadian tersebut.

2. Orang yang memperoleh kehidupan kembali dari impartasi tulang-tulang Elisa sudah mengalami kematian total, dan siap untuk dikuburkan. Jadi alangkah konyolnya jika kita yang hidup mendatangi kuburan-kuburan tersebut demi memperoleh impartasi urapan yang sudah basi, kecuali kita mau jadi mayat lebih dulu.

Lebih lanjut lagi, praktek grave sucking atau grave soaking ini berkembang sesuai imajinasi dan fantasi yang diinterpretasikan masing-masing orang percaya yakni dengan mendatangi tempat-tempat yang pernah mengalami kebangkitan rohani atau biasa disebut dengan istilah revival sambil berdoa dan menyembah dengan alasan untuk mengambil api kebangunan rohani yang pernah terjadi di tempat-tempat tersebut.

Sebut saja di Wales, di Azusa Street, di sebuah gereja di Toronto, di Soe (Nusa Tenggara Timur) dan berbagai tempat lainnya yang memang sudah menjadi legenda peristiwa kebangkitan rohani di zamannya masing-masing.

Praktek-praktek aneh tersebut dilakukan tentu dengan harapan untuk bisa mengulang peristiwa yang sama dengan skala yang jika memungkinkan bisa lebih dahsyat dari yang pernah terjadi.

Ada lagi seorang anak Tuhan yang dua tahun lalu mengaku disuruh Tuhan untuk mengadakan tur ke Israel, dengan destinasi khusus ke Gihon, yakni ke tempat Salomo diurapi dan ditahbiskan sebagai raja

Dengan destinasi khusus tersebut, tentu mudah ditebak bahwa tujuannya adalah bukan untuk memiliki istri dan gundik sebanyak Salomo, melainkan untuk memperoleh urapan Salomo yakni dalam hikmat, kekayaan dan kemuliaannya.

Inipun merupakan praktek yang menyimpang dari kebenaran karena jelas Tuhan Yesus pernah berkata, "... dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!"

Jelas sebagai pengikut Kristus, sesungguhnya kita telah memiliki kekayaan dan kemuliaan Kristus yang jauh melampaui kekayaan dan kemuliaan siapapun, termasuk Salomo.

Dan sampai sejauh yang saya tahu, anak Tuhan tersebut maupun para peserta yang ikut dalam tur tidak ada satu pun yang secerdas Salomo, apalagi yang sekaya dan semulia Salomo, dan takkan pernah hal itu terjadi.

Coba renungkan dan cermati perkataan Sang Peratap ini,

"Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" 

Tuhan tidak punya yang bekas, Tuhan tidak pernah memberikan yang lampau. Bahkan roti manna yang diberikan kemarin pasti berbau busuk dan berulat, hanya roti yang diberikan di hari ke-6 yang tahan untuk dua hari, dan tidak lebih.

Untuk perkara roti manna yang hanya untuk menahan lapar di perut, Tuhan berlaku ketat untuk memberikan yang baru setiap harinya, apalagi untuk perkara-perkara yang jauh lebih tinggi, seperti revival, lawatan dan keselamatan jiwa-jiwa. Tentu Tuhan memiliki dan telah menyediakan yang jauh lebih dahsyat untuk disingkapkan dan dinyatakan pada waktunya.

Juga renungkan perkataan Tuhan Yesus ini, "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah."

Dalam bahasa Inggris, "It is written, `Man shall not live by bread alone, but by every word that PROCEEDS from the mouth of God.'"

Disebut dengan bentuk sekarang "proceeds", BUKAN bentuk lampau "proceeded". Jadi jelas sekali bahwa Tuhan tidak pernah memberikan kasih karunia yang sudah basi, apalagi berbau busuk kepada Gereja-Nya.

Bahkan lebih hebat lagi Paulus mengatakan,

"Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." - 1 Korintus 2:9

Ada 3 level ke-baru-an yang disinggung Paulus, yakni:

1. Telinga kita sudah pernah mendengarnya, tapi kita belum pernah melihatnya.

2. Lebih hebat lagi, kita pernah terpikir tapi hal baru itu belum pernah terjadi, atau minimal belum pernah kita mendengarnya.

3. Dan yang terhebat adalah yang terpikirpun tidak, tapi Tuhan sudah menyediakan.

Semua dari ketiganya itu Tuhan sudah sediakan bagi yang benar-benar tulus mengasihi-Nya. Dengan spirit ini, tentu tidak ada alasan untuk Tuhan memberikan apa yang telah lampau bagi suatu kemuliaan yang harus terwujud di hari ini, maupun di masa mendatang.

Jadi bagian kita adalah sungguh-sungguh mengasihi-Nya, melakukan kehendak-Nya, tanpa perlu menginginkan yang lampau karena Tuhan tidak ada di situ lagi.

Praktek-praktek grave sucking atau grave soaking ini sesungguhnya merupakan penghinaan dan pencemoohan terhadap selera dan jati diri Roh Tuhan sendiri

Sekalipun praktek-praktek ini disertai dengan niat baik bahkan tulus untuk sesuatu yang baik terjadi kepada target yang dimaksudkan, namun praktek-praktek ini sesungguhnya adalah hasil penyesatan dari roh Kundalini atau roh Phyton, si Ular Tua itu sendiri, yang menjerat dengan pesona penuh muslihat.

Waspadalah dan berjaga-jagalah senantiasa.

Tuhan memberkati.

Wednesday, November 7, 2018

The Great Revival, The Great Apostasy And The Great Tribulation

Sebagaimana judulnya, demikian juga urutan kronologinya. Hal itu telah terjadi di zaman Tuhan Yesus melayani di Bumi, hal itu akan terjadi lagi dalam waktu yang tidak lama lagi.

Sebagaimana Tuhan Yesus menjungkirbalikkan meja-meja penukar uang di Halaman Bait Suci, demikian juga di tahun Ayin Tet 5779 dan 2019 ini Tuhan akan menyingkirkan yang menyimpang, yang sesat dan yang palsu. Jika tidak dibuat cacat dan bertobat, pasti akan dimatikan!

Rumah Tuhan yang telah menjadi Babel harus dikembalikan menjadi Yerusalem, dengan demikian barulah layak untuk menggelar The Great Revival.

Perhatikan urutan kronologinya, Matius 21:12-15; Markus 11:15-18; Lukas 19:45-48. Raja datang memasuki Rumah-Nya dan menyingkirkan para penyamun, lalu orang-orang berdatangan menerima mujizat dan mendengarkan pengajaran Firman, kamudian rakyat bersukacita atas kebaikan Tuhan.

Namun hal itu bukanlah sebuah "happy ending", bahkan bukan sebuah "ending" sama sekali, karena tak lama setelah itu, mereka yang menyerukan, "Hosanna," kemudian orang-orang yang sama akan berbalik dan menyatakan, "Salibkan Dia!" Bahkan sekalipun mereka telah menerima mujizat-mujizat-Nya.

Pada saat itulah Masa Tribulasi Besar dimulai dan disertai Murtad Akbar seperti yang telah dinubuatkan,

"Sebab sebelum Hari itu HARUSLAH DATANG DAHULU MURTAD dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa, yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah." - 2 Tesalonika 2:3-4

Tanda Binatang akan segera diperkenalkan, iman dan nyawa dipertaruhkan, setiap orang hanya bisa memilih salah satu di antara keduanya.

Yang memilih iman, pasti akan kehilangan nyawa, dan yang menyayangkan nyawa pasti karena telah kehilangan iman. Kecuali mereka yang sudah ditentukan untuk diberi sayap burung nazar dan dilarikan ke padang gurun.

Namun siapa yang telah ditentukan untuk ditawan maupun dibunuh oleh pedang, hendaklah mereka tabah untuk setia sampai akhir. Karena takhta-takhta dan mahkota-mahkota telah disediakan bagi mereka yang menang.

Kebangkitan besar akan terjadi, walau hanya untuk suatu masa yang sangat singkat, tapi Rumah Tuhan harus dimurnikan untuk kembali kepada Tatanan Yang Benar. Semua yang menyimpang, semua yang sesat, dan semua yang palsu harus tersingkir lebih dulu.

Tuhan memberkati.

Jadi Kristen Belum Tentu Menemukan Kerajaan Sorga

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. 

"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." - Matius 13:44-46

Mengapa setelah mengaku menjadi pengikut Kristus, tapi hidupnya tidak benar-benar bahagia? Karena orang tersebut belum menemukan harta terpendam itu atau mutiara yang paling berharga, yakni Kerajaan Sorga.

Mengaku menjadi pengikut Kristus, tapi masih ingin ini dan itu yang sesungguhnya adalah untuk egonya dan kerajaannya sendiri. Sukacitanya tidak kepada yang kekal, termasuk reputasinya, organisasi gerejanya, komunitas persekutuannya, bahkan ikatan keluarganya.

Tetapi barangsiapa yang telah menemukan harta terpendam itu, memahami rahasia yang sesungguhnya, bahkan ia sadar hal itu tidak cukup untuk dibayar dengan seluruh waktu hidupnya, maka pandangannya akan berubah, sikapnya akan berubah, keadaan batinnya pun akan berubah.

Sehingga yang dulunya berharga akan dianggap sia-sia, itu sebabnya ia berani menjual semua miliknya. Karena batinnya telah memahami,

"Kekayaan boleh datang dan pergi kapanpun waktunya, namun harta terpendam ini takkan pernah kulepaskan. Penghormatan boleh datang dan pergi kapanpun waktunya, namun kemuliaan yang kudus ini akan tetap bersamaku."

Dengan pemahaman sedemikian, tidak heran para martir Kristus rela mati untuk sesuatu yang sungguh tidak mampu dinalar. Bahkan dunia ini tidak layak bagi mereka. Dunia ini telah kehabisan kata-kata dan materi untuk memikat hati yang telah martir itu.

Hati yang telah martir itu telah menemukan pengharapannya, untuk menerima suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di Sorga baginya.

Tuhan memberkati.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.