"Maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: 'Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.' Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya,
lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: 'Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku.'" - 1 Raja-Raja 19:2-4
Elia baru saja menang mutlak atas 450 nabi Baal dan dengan fenomenal sikap imannya menyebabkan hujan lebat turun atas tanah Israel setelah 3,5 tahun tidak pernah turun hujan. Bahkan dengan kuasa Tuhan yang begitu perkasa, Elia dengan berjalan kaki mampu mendahului Ahab yang naik kereta kuda saat menuju Yizreel. Namun mengapa hanya dengan ancaman seorang Izebel maka Elia yang kelihatan hebat malah menjadi begitu ketakutan hingga mau menyelamatkan nyawanya?
Coba renungkan jika Anda adalah Elia saat itu, yang telah melakukan peperangan rohani di suatu kota dan menang besar. Namun setelah itu pemerintah daerah setempat malah memburu Anda bahkan hendak menghabisi dan membunuh Anda. Bagaimana Anda menyikapinya?
Setidaknya ada 3 kali Allah menolong dan menguatkan Elia yang menjadi lemah saat itu:
- Pertama, Ia memberi makan dan minum sampai dua kali (jadi Elia dapat porsi ganda): "Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: 'Bangunlah, makanlah!' ... Lalu ia makan dan minum, kemudian berbaring pula. Tetapi malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: 'Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.' Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb." - 1 Raja-Raja 19:5-8
- Kedua, Allah mengujinya dengan bertanya, "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" Dan pertanyaan itu dijawab dengan salah, "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam, karena orang Israel meninggalkan perjanjian-Mu, meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku." Salahnya adalah Elia menjadi lengah, terfokus kepada masalah sehingga tidak mampu mempercayai anugerah Tuhan.
- Ketiga, Allah membantu memberi petunjuk dengan angin yang besar, gunung yang terbelah, gempa yang dahsyat, api dan terakhir angin sepoi-sepoi basa. Tidak ada Allah di dalam semuanya itu KECUALI dalam angin sepoi-sepoi basa itu karena setelah angin itu berhembus Elia takut memandang Allah dengan menyelubungi wajahnya. Dari 5 fenomena itu, Tuhan seperti hendak berkata kepada Elia, "Tenanglah, Aku menyertaimu. Jangan takut, engkau tidak sendiri." Dan kenyataannya masih ada 7,000 orang Israel yang tidak ikut menyembah Baal (ayat 18), jadi bukan Elia sendirian.
- Keempat, untuk kedua kalinya Allah menguji dengan pertanyaan yang sama setelah diberi petunjuk sebelumnya, "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?" dan parahnya Elia tetap tidak "waras," terlalu terpaku dengan dirinya sendiri dengan menjawab Allah dengan jawaban yang sama.
Akhirnya Tuhan tidak bisa memakai Elia lebih lanjut. Elia sudah dianggap malfunction untuk meneruskan rencana Allah yang berikutnya. Bahkan ia disuruh kembali, alih-alih melanjutkan hingga ke garis akhirnya, "Firman TUHAN kepadanya: 'Pergilah, kembalilah ke jalanmu, ...'" - ayat 15a. Terakhir Elia hanya diberi beberapa tugas "kecil" untuk mengurapi beberapa calon raja dan memilih penerusnya guna menuntaskan apa yang telah Tuhan rencanakan untuk menjadi bagiannya, yaitu Hazael, Yehu dan Elisa. Jatah Elia sangat besar hingga Tuhan harus memilih 3 orang untuk menggantikan Elia seorang, "Maka siapa yang terluput dari pedang Hazael akan dibunuh oleh Yehu; dan siapa yang terluput dari pedang Yehu akan dibunuh oleh Elisa." - ayat 17.
Arti nama-nama mereka adalah - Hazael artinya dia yang memandang kepada Allah; Yehu artinya Dialah Jehovah; dan Elisa artinya Allah adalah keselamatan. Tiga hal inilah yang hilang dari Elia, bahwa ia tidak lagi memandang kepada Allah, ia lupa bahwa Allah adalah Jehovah bahkan ia lupa Allah adalah sumber keselamatannya. Dapatkah kita memahami sekarang? Bahwa sia-sialah keselamatan yang kita terima jika kita tidak mengerjakannya dan jika kita mengerjakannya maka kerjakanlah terus hingga mencapai garis akhir yang Tuhan tetapkan. Jangan sisakan tugas, teruslah mengutamakan didikan Tuhan di atas segalanya, karena betapa Ia mengasihi orang-orang yang rela dididik oleh-Nya.
2012 masih ada 10 bulan lagi, dan masih banyak perkara dan kejutan bagi Gereja dan dunia maka "Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih
karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata." - Ibrani 12:14-17.