Labels

Thursday, October 11, 2012

Jurnal SHRK Oktober 2012 - Hari Ke-3

Yakub membutuhkan waktu 130 tahun untuk mencapai puncak destiny-nya sedangkan Yusuf membutuhkan waktu 13 tahun untuk itu. Bagaimana dengan kita?

"Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya." - Filipi 2:12-13. Keselamatan yang kita peroleh harus senantiasa dikerjakan hingga kesudahannya, dan sekalipun ada saat-saat kita sudah tidak mampu mengerjakannya, sesungguhnya Allahlah yang mengerjakan di dalam dan melalui kita. Kata "kerjakan" itu sendiri mengandung beberapa pengertian di antaranya:

1. To do that something result - melakukan hingga menghasilkan sesuatu. Untuk ini saja kita sering kali mengalami perbedaan persepsi antara kita dengan Tuhan. Kita berpersepsi sebatas kemampuan kita melihat, sementara Tuhan memiliki persepsi dari berbagai sudut secara utuh. Yang dapat kita lakukan hanya mempercayai apa yang Dia katakan daripada apa yang kita lihat.

2. To make by trading - menghasilkan melalui kegiatan (usaha) dagang. Firman-Nya mengatakan, "supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap," juga Ia mengumpamakan hal Kerajaan Sorga dengan kegiatan dagang melalui para hamba-Nya dengan sekian banyak talenta menurut kesanggupan kita masing-masing. Ada yang 5 talenta, 2 talenta bahkan 1 talenta. Namun semuanya dituntut untuk menghasilkan "keuntungan" dari talenta-talenta yang telah dipercayakan. Dan semuanya ini adalah bagian dari apa yang disebut sebagai tetap mengerjakan keselamatan kita.

3. To produce - untuk menghasilkan. Menghasilkan dalam hal ini bukan sekedar hal-hal rohani, namun juga hal-hal jasmani. Pengerjaan keselamatan kita seharusnya memberi dampak nyata di berbagai bidang kehidupan kepada orang-orang dunia. Sudah saatnya anak-anak Tuhan menguasai puncak gunung ekonomi, gunung politik, gunung pendidikan, gunung media dan sebagainya supaya kemuliaan Tuhan semakin nyata melalui kita.

4. Carrying out to the goal - sampai kepada tujuan. Keselamatan kita harus mencapai garis akhir sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi masing-masing kita. Memang itu adalah hal yang mustahil. Namun percayalah apapun yang Ia perintahkan, Ia juga yang menjamin akan tergenapi. Kuncinya adalah jangan mengabaikan perintah-Nya supaya kita tetap tinggal dalam jaminan tersebut.

Hal kedua untuk kita bisa mencapai puncak destiny kita adalah menjadi kuat di dalam anugerah-Nya. "Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus." - 2 Timotius 2:1. Kata "kuat" dalam bahasa Yunani adalah dunamos yang berarti miraculous power - kekuatan untuk mengerjakan hal-hal yang mustahil, dan itu hanya dapat dilakukan dengan tetap tinggal di dalam kasih karunia-Nya. Karena tidak ada yang mampu mencapai puncak destiny dan garis akhir di luar kasih karunia-Nya.

Satu Hari Yang Lebih Baik Daripada 1000 Hari

Penghalang terbesar untuk kita mencapai puncak destiny dan garis akhir kita adalah kedagingan kita sendiri, dan selama hal ini tidak dihabisi sampai tuntas, maka hal itu adalah mustahil.

"Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik." - Mazmur 84:11. 

Kata "lebih baik" itu berarti excellent, berkelimpahan / prosperous, kesejahteraan / welfare, keuntungan / benefit, kemurahan dan kemudahan / favor, dan yang berharga / precious. Dan untuk mencapai semuanya itu adalah dengan mempersembahkan korban, karena yang ada di pelataran Tuhan adalah mezbah pembakaran. Dan tidak ada hal yang lebih baik untuk kita korbankan selain kedagingan kita. Kedagingan artinya adalah segala sesuatu yang kita sukai namun Tuhan benci.

Jadi proses mempersembahkan kedagingan kita bukan perkara satu atau beberapa kali saja dalam hidup kita melainkan proses setiap hari, perkara yang dilakukan sehari-hari sama seperti ketika Abraham membangun mezbah 2 kali setiap harinya, pagi dan petang.

Dan inilah janji Tuhan bahwa satu hari di pelataran-Nya mampu memberikan hasil yang lebih baik daripada 1000 hari di tempat lain. Artinya jika di tempat lain kita hasilkan suatu jumlah dalam waktu 1000 hari (3 tahun), maka saat kita punya mezbah dalam hidup kita, semua itu dapat kita capai dalam 1 hari. Tanpa mezbah tidak ada sesuatu yang akan menarik hati Tuhan untuk datang dan melingkupi kita dengan anugerahNya. Orang yang membangun mezbah adalah orang yang setiap kali berkomunikasi dengan Tuhan, manusia rohnya berhadapan dengan Tuhan. Sayangnya sebagian besar orang Kristen tidak memiliki hal ini, karena semua diolah dengan otaknya.

Menabur Benih

"Tinggallah di negeri ini sebagai orang asing, maka Aku akan menyertai engkau dan memberkati engkau, sebab kepadamulah dan kepada keturunanmu akan Kuberikan seluruh negeri ini, dan Aku akan menepati sumpah yang telah Kuikrarkan kepada Abraham, ayahmu. Aku akan membuat banyak keturunanmu seperti bintang di langit; Aku akan memberikan kepada keturunanmu seluruh negeri ini, dan oleh keturunanmu semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, ... Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN." - Kejadian 26:3-12

Banyak di antara kita tidak menyadari bahwa sesungguhnya ketika Ishak menabur benih itu adalah perkara yang aneh sebab sejak awal ayahnya, Abraham, adalah seorang nomaden yang berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain yang tidak memiliki mata pencaharian maupun keahlian bercocok tanam. Ini berbeda dengan Kain maupun Nuh yang memang memiliki hal itu. Jadi seumur hidupnya, Ishak tidak pernah menabur benih maupun bercocok tanam sampai ia memperoleh rhema dari Roh Allah sendiri.

Kata "keturunan" yang ada pada ayat tersebut dalam bahasa aslinya adalah benih (thy seed). Dan hasil seratus kali lipat pada zaman itu merupakan sesuatu yang hampir mustahil. Mungkinkah seseorang yang belum pernah menabur benih dapat memperoleh hasil yang sedemikian luar biasa dalam satu kali bercocok tanam? Hal tersebut hanya dapat terjadi jika dilakukan dalam ketepatan sesuai dengan kehendak-Nya. Jadi untuk mencapai puncak destiny dan garis akhir itu tidak lain juga dengan melakukan segala sesuatu dengan ketepatan selangkah demi selangkah, sehari demi sehari sampai pada penggenapannya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.