Labels

Tuesday, July 16, 2013

Jurnal SHRK Juli 2013 - Hari Ke-1

Membelah Kemiskinan

"Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: 'Ulurkanlah tanganmu ke langit, supaya datang gelap meliputi tanah Mesir, sehingga orang dapat meraba gelap itu.' Lalu Musa mengulurkan tangannya ke langit dan datanglah gelap gulita di seluruh tanah Mesir selama tiga hari. ... Lalu Firaun memanggil Musa serta berkata: 'Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu.' Tetapi Musa berkata: 'Bahkan korban sembelihan dan korban bakaran harus engkau berikan kepada kami, supaya kami menyediakannya untuk TUHAN, Allah kami. Dan juga ternak kami harus turut beserta kami dan satu kakipun tidak akan tinggal, sebab dari ternak itulah kami harus ambil untuk beribadah kepada TUHAN, Allah kami; dan kami tidak tahu, dengan apa kami harus beribadah kepada TUHAN, sebelum kami sampai di sana.' ... Kemudian Musa berkata: 'Tepat seperti ucapanmu itu! Aku takkan melihat mukamu lagi!'" - Keluaran 10:21-29


Saat itu telah terjadi delapan kali peristiwa yang begitu ajaib dan dramatis, namun Firaun masih mengeraskan hatinya. Dan untuk kali yang kesembilan, Firaun mencoba mengalah namun tetap tidak rela. Ia membiarkan bangsa Israel pergi beribadah namun tanpa boleh membawa harta benda. Ini adalah strategi Iblis yang terakhir, sebelum akhirnya Tuhan memberikan "jurus pamungkas" dengan Tulah Kesepuluh, yakni Kematian Anak Sulung. 

Dari peristiwa tersebut di atas, betapa Iblis dan sistem dunia mengerti bahwa di mana hartamu berada, di sanalah hatimu. Dan keterikatan kepada harta benda ini sungguh merupakan mentalistas yang miskin, yang dapat membuat orang tidak berdaya untuk melakukan kehendak Tuhan di dalam hidupnya.

"Orang Israel melakukan juga seperti kata Musa; mereka meminta dari orang Mesir barang-barang emas dan perak serta kain-kain. Dan TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu, sehingga memenuhi permintaan mereka. Demikianlah mereka merampasi orang Mesir itu." - Keluaran 12:35-36

Setelah genap sepuluh tulah terjadi dan Paskah pertama diadakan, keluarlah seluruh orang Israel dengan membawa jarahan yang begitu besar. Walaupun tadinya mereka budak, namun kini mereka lahir sebagai sebuah bangsa pilihan dengan kondisi finansial yang amat limpah hingga tidak ada satupun orang miskin di antara mereka saat itu. Sungguh sebuah fenomena yang menakjubkan! 

Namun harta jarahan yang mereka bawa dari Mesir tersebut seperti "bernyawa" dan harta yang sama yang mereka genggam mencoba untuk menarik mereka balik ke Mesir. Hal ini terbukti dari ucapan dan respon mereka ketika melihat Firaun dan para tentaranya mengejar: "Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini." -  Keluaran 14:11-12. 

Padahal dulu mereka sangat ingin merdeka dari perbudakan Mesir, bagaimana mungkin sekarang mereka berkata demikian kontradiktif? Jawabannya ada pada harta jarahan dari Mesir yang mereka genggam. Tuan atas harta tersebut adalah orang Mesir, dan harta tersebut menarik balik orang Israel kembali kepada tuannya di Mesir. Bukankah ketika Musa berada di gunung Sinai, orang Israel meminta Harun membuat ilah lain dalam bentuk patung emas tuangan berbentuk anak lembu dengan harta jarahan tersebut sambil berkata, "Hai Israel, inilah Allahmu, yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir!" - Keluaran 32:4. 

Harta tersebut memiliki kait dan ikatan yang berhasil mengumpan dan mengikat segenap bangsa Israel untuk berpaling dari Tuhan Allah. Dengan demikian ada mentalitas kemiskinan yang begitu mengikat, yang menjadi selaput tebal sehingga orang Israel tidak mampu melihat Tuhan, sekalipun begitu dahsyat dan banyak perbuatan-Nya yang ajaib.

Dalam kehidupan sehari-hari, hal itu sangat banyak terjadi. Ada orang yang begitu banyak uangnya, namun amat sayang untuk menggunakan dan menikmatinya. Ada nenek-nenek ditemukan meninggal di atas tempat tidurnya karena kelaparan, padahal di bawah tempat tidurnya ada uang ribuan dolar yang dihemat sedemikian rupa. Ada yang memiliki mobil mewah, namun hanya diparkir di garasi rumahnya sedangkan ia sendiri pergi dengan menggunakan mobil butut atau bahkan angkutan umum. Hartanya banyak, namun mentalnya miskin. Padahal jika dipikir dengan akal sehat, ini adalah mentalitas budak yang amat memalukan.

Maka ketika Firaun beserta tentara Mesir semakin mendekat, Tuhan memberikan solusi yang menakjubkan, "Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat (tanah) kering (yabbashah)." - Keluaran 14:16. Tuhan menghendaki Musa dan orang Israel berjalan MENGINJAK tanah kering. Dalam bahasa Ibrani disebut yabbashah. Kata dasar "yabbashah" adalah yabesh, yang memiliki arti lain, yakni sesuatu yang memalukan (ashamed / shamed / shamefully). Dengan demikian Tuhan hendak berkata bahwa mentalitas itu harus diinjak dan ditaklukkan. Karena ketika berbicara soal uang atau harta, pilihannya hanya dua, memperbudak atau diperbudak. Pertanyaannya, siapakah yang menjadi tuannya? Diri kita atau harta kita? Mengapa selama ini banyak orang percaya yang belum mengalami terobosan finansial? Itu karena selama ini uang yang menginjak mereka, dan bukan sebaliknya.

Kemiskinan Bukan Soal Ketidaktersediaan Uang. Kemiskinan Adalah Ketika Anda Tidak Memiliki Kebebasan Untuk Melakukan Dan Menggenapi Apapun Yang Tuhan Kehendaki.

1 comment:

  1. kereeennn ^^ waktu ikut kingdom explosion, saya juga dapet bagian musa... kayanya kena bgt ini... miskin akn pengenalan apa yg Tuhan mauu.. thaanks kaaa !! ^^ still writing and god bless :D

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.

About Windunatha

My photo
An ENTP Person. Saksi Terakhir Sebelum Segalanya Berakhir. One Of The Remnant In The Last Days.