"Ia akan melindungi engkau dengan sayap-Nya. Janji-janji-Nya yang selalu digenapi-Nya merupakan jubah perangmu." - Mazmur 91:4 (FAYH)
Ada seorang kenalan yang bilang begini, "Pak, kita pakai jubah dikira aneh seperti orang ikut kontes cosplay."
Saya tidak heran ketika ada sekelompok orang yang begitu nyinyir dan dengki terhadap kami yang mengekspresikan iman kami dengan mengenakan jubah. Mengapa?
Yang pertama, karena yang hanya mereka ketahui adalah itu, cosplay. Itulah batas pemahaman mereka, selesai. Dan pemikiran mereka masih lebih rendah daripada badut di Ancol. Karena badut memahami fungsi mereka ketika mengenakan kostum badutnya dan banyak orang diberkati melalui pelayanan atau jasa yang diberikan sang badut sebagai entertainer. Sedangkan mereka yang nyinyir cuma tahu ya itu tadi, bahwa jubah seperti pemain cosplay atau seperti badut atau seperti pemain sirkus.
Padahal banyak fungsi (profesi) yang memiliki "jubah"-nya masing-masing sesuai identitasnya. Dokter dengan jas putihnya, suster dengan seragamnya, hakim dengan jubah hitamnya yang panjang, tentara dalam berbagai kesatuan & level dengan segala jenis pakaian perangnya dan seterusnya.
Apakah seorang dokter pernah memandang & bicara nyinyir tentang jubah hitam seorang hakim? Apakah seorang hakim pernah memandang & bicara nyinyir tentang jubah uskup atau romo Katholik? Apakah seorang uskup pernah memandang & bicara nyinyir tentang jubah bhikku? Apakah seorang bhikku pernah memandang & bicara nyinyir tentang jubah perang seorang jendral tentara?
Tentu saja tidak, karena masing-masing fungsi memahami peran dan tujuannya sendiri dan mereka saling menghormati fungsi peran lainnya.
Jadi mereka yang nyinyir itu sebenarnya tidak pernah mengerti untuk apa mereka ada dan untuk apa mereka menjadi pengikut Kristus. Padahal rasul Paulus berkata, "Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi (high calling) dari Allah dalam Kristus Yesus." - Filipi 3:13-14
Apa maksudnya? Jelas bahwa sebenarnya yang nyinyir itulah yang tidak bisa "move on" dan hatinya pahit sehingga tidak pernah tertuju kepada Yesus, berbeda dengan rasul Paulus yang telah melupakan apa yang telah berlalu dan mengarahkan seluruh hidupnya kepada Yesus. Dan mereka yang nyinyir itu tidak pernah tahu dan paham panggilannya di dalam Kristus Yesus, karena jika benar mereka paham maka tidak akan nyinyir setajam itu. Jika benar mereka sibuk menjalani panggilan sorgawi mereka, tentu mereka takkan punya waktu untuk nyinyir, hehehe ...
Jubah Itu Powerful
Yang kedua, alasan dari dinyinyiri bahkan dihujat sesat ketika pakai jubah, karena jubah memang powerful, bahkan saking powerful-nya bisa menimbulkan iri dan dengki. Jadi mereka nyinyir karena sebenarnya mereka merasa powerless yang disertai iri hati dan dengki.
Coba perhatikan kakak-kakaknya Yusuf ketika Yakub mengenakan jubah yang begitu indah kepada Sang Anak Emasnya, mereka makin membenci Yusuf kan?
Di Perjanjian Baru juga sama, ketika Yesus menceritakan perumpamaan tentang anak yang hilang, bukankah si sulung pun menjadi marah ketika si bungsu kembali dan ayahnya mengenakan jubah yang indah kepadanya?
Perempuan yang pendarahan selama 12 tahun paham bahwa jubah Yesus berkuasa menyembuhkan dan dengan imannya perempuan itu menikmati kesembuhan yang telah disediakan di hadapannya.
Bahkan prajurit-prajurit Romawi yang jahat itupun tahu benar bahwa jubah itu powerful, karena jika jubah hanya sekedar "cosplay", tidak mungkin para tentara itu membuang undi untuk memperebutkan jubah Yesus yang mereka salibkan.
Terakhir, ketika Yesus datang kembali sebagai Raja disebutkan, "Dan pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: 'Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan.'" - Wahyu 19:16. Beliau bahkan melekatkan Nama-Nya Yang Mahakuasa itu pada jubah-Nya. Semoga kita semua makin memahami betapa berartinya jubah & panggilan sorgawi kita di hadapan Tuhan.
Tuhan memberkati.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.