Pada dasarnya kita ini lebih memilih untuk dibuai daripada diajak bicara terus terang, sekalipun kita tahu bahwa kita yang salah, namun karena kita cenderung memilih kenyamanan maka ketika kita salah pun kita ingin ditegur secara halus.
Padahal TUHAN Allah asli-Nya tidak demikian karena terbukti bahwa bangsa Israel mengeluhkan "kekasaran" & keterusterangan TUHAN Allah,
"Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati." - Ulangan 18:16
Berdasarkan firman tersebut di atas, sesungguhnya TUHAN Allah itu "panasan" kepada mereka yang tegar tengkuk, sontoloyo & serba ndeso. Tapi hebat-Nya TUHAN Allah mau mengalah dan carikan alternatif lain, yakni seorang nabi sebagai utusan-Nya.
Namun karena sikap tegar tengkuk, sontoloyo & ndeso yang sudah akut, bahkan nabi-nabi pun dibunuh mereka. Yang lebih parah lagi, Sang Mesias pun mereka bunuh juga.
Jadi jangan heran jika keterusterangan-Nya tertunda begitu lama sampai saat terakhir Beliau berkata, "Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.